Dewi Mayapada
diri ini. Meski telah mendengar adzan subuh berkumandang, aku memutuskan untuk menunggu cuaca sedikit bersahabat. Aku mengintip dari balik selimut, kak Arda telah bersiap – siap untuk pergi k
lnya dek?" Tanya kak Arda
l berusaha meraih selimut untuk menut
silnya jika itu adalah hasil kerja keras kamu sendiri". Ucap kakak. Aku mengangguk pelan dan tidak bisa
i nilai menjadi patokan. Jangan pernah menggadaikan apapun untuk mendapatkan itu. Teruslah belajar dengan penuh semangat. Maka dengan izin Allah apa yang diinginkan akan datang dengan sendirinya termasuk nilai terbaik. Pengetahuan yang sebe
Meminta kepada Allah agar Ujian kamu
ku sembari mele
tuk kembali berbaring dan berselimut. Aku pun berjalan ke kamar mandi. Meng
enjelang Uj
minta do'a restu Ayah dan Ibu. Kemudian meminta do'a restu sanak saudara secara langsung dengan mengunjungi rumah mereka di temani kak Ard
apapun, tapi kakak tidak pernah kecewa dengan apapun hasil yang aku peroleh. Sekali lagi dan berulang – ulang kali kemudian, aku selalu menjadi penggagum sosok kakak yang begitu istimewa bagiku. Kakak yang tidak pernah memarahiku. Ka
u miliknya. Seperti biasa. Sederhana. Setelah kakak selesai bersiap – s
eriak kakak di rua
dengan gamis itu. Kakak tidak sabar menungguku yang tanpa suara. Kakakpun menggetuk pin
ketuk oleh kakak yang sudah lama menunggu
kakan kunci pintu kamar dan kembali
u sudah pergi ke sawah, kita tidak bi
ng Kak Arda
apa dek?" Ta
mis ini yang mana?" Tanyaku sambil m
g kakak belika
pku sambil menunjukka
anti kamu pilih salah satu" Tegas Kak Arda sembari berjalan
aos hitam atau warna gelap lainnya dengan celana hitam atau biru dongker kemanapun perginya. Entah dari mana Kak Arda belajar perpaduan warna yang begitu mengesankan. Aku pikir karena Kak Arda sering mengantar Ibu pergi ke pasar dan
yang Kak Arda lakukan. Sesekali mengikuti ekspresi wajahnya yang membingungkan. Atau menggeleng – gelengkan k
menit
k Arda pilih memang mengesankan sekali bagiku. Gamis abu – abu polos yang aku genakan terlihat sangat anggun dan manis jika di padukan dengan salah satu jilbab yang Kak Arda pilihkan. Aku memilih warna abu – abu bercorak bung
kamu di hadapan mereka. Meski pendidikan kita di atas Ayah dan Ibu, tapi mereka jauh lebih tinggi kedudukannya dari pada kita. Ingatlah, kita bisa bersekolah sampai tingkat atas itu karena perj
ya kak?" Tanyaku karena Kak Arda meng
epan rumah dan Ibu sedang memberi makan
– bulu yang sangat halus jika di sentuh. Kelinci berkembang biak dengan cara beranak (vivipar). Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje
elinci yang Ayah miliki sudah lumayan banyak. Ada warna putih, pink, coklat dan campuran antara putih dengan pink. Kelinci yang Ayahku miliki tida
diri di depan pintu, menyandarkan tubuhnya ke pintu yang ada disampingnya. Aku berlari ke arah Ayah. "Ayah, Fina besok mau ujian. Fina minta do'a r
ya Fin". Ucap Ayah. Aku mengulurkan tanganku sebagai tanda meminta izin untuk mencium tangan Ayah. Ayah mengulurkan tan
yang sedang berada di samping rum
ari belakang. Ibu meletakkan sayuran yang sedari tadi dipegang. Lalu berbalik badan,
ina. Tanpa Fina minta pun Ibu selalu mendo'akan Fina
bisa berjalan tanpa do'a rest
sampai ujung kaki. Nok adalah panggilan seseorang kepada anak perempuan yang lebih muda,
sini. Kak Arda menyuruh Fina untuk meminta do'a dari mereka supay
npa sengaja melukai hati seseorang dan sampai sekarang orang itu belum memaa
ncium tangan Ibu dan pergi bersamaku. Dari kejauhan aku merasa air mata ibu masih menetes. Ibu, aku
epan yang bersebelahan dengan pintu masuk. Aku tidak melihat paman dan bibi di sekitarku. Mungkin mereka sudah pergi kesawah. Aku tau jika nenek bukan tip
n sudah siang" Ujark
in nenek se
ah tidur di pagi
yang nenek lakukan di hari libur. Nenek adalah orang tua dari Ibu. Orang tua Ayah sudah meninggal jauh sebelum aku dilahirkan di dunia. Lama sekali nenek tidak bangun dari tempat tidur. Tidak bergerak sama sekali. Aku takut ada hal yang tida
jak kapan kalian d
las menit yang l
at jangan diganggu ya" Kata
baik saja ka
". Jelas Bibi. Aku berjalan meninggalk
ya bisa mengerjakan dengan baik". Pintaku setelah du
mu ujian nasionalny
ma tiga tahun di SMA hanya pad
njadi sistem pemerintah. Tapi tidak pada kehidupan yang kamu jalani. Berapapun nilainya, jika selama masa tiga tahun belajar kamu di
Iya Kak Ard
n yang lain dim
meja makan. Fina dan Arda
dulu ya, me
ini saja ya".
. Matanya merah, lebam dan terus mengeluarkan air. Nampak seperti orang yang menangis seharian atau ada sesuatu yang sangat menyedihkan men
ng terjadi?" Tanya
k Fina pergi kelua
anya Kak Arda semakin pe
i tidak ingin ini menganggu Fina saat mengerjakan ujian. Bibi sengaja belum mengumumkannya. Bibi
gan hal seperti itu
ir bibi berharap nenek untuk meninggal dan kemudian mendapatkan banyak
erjadi apa – apa. Bahkan bibi hanya mengatakan bahwa nenek sedang b
Fina mengetahui hal ini
Fina tidak bersama nenek un
sudah melewati
asti Fina akan mengetahuinya saat pulang nanti. Bukankah
g saja supaya tidak terlambat untuk datang kesekolah dan sudah meminta izin Ayah – Ibu kalian. Semua anggota kelu
ah mengerti juga?
". Teg
da. Bibi mengangguk pelan sebagai tanda bahwa
aha menenangkan diri. "Sepulang dari silaturahmi Arda akan mengajak Fina
enyuruh, Fina tidak akan menolaknya. Karena Arda
a b
si nenek yang terbaring lemah di tempat tidur, aku bahkan seperti tidak merasakan hembusan nafas nenek sama sekali. Semoga aku salah akan hal ini. Lalu, di sambut dengan mata lebam bibi dan baru saja aku m
?" Tanya Kak Arda.
a ke yang lainnya"
nggu nenek bangun. Fina belum
okter saat nenek sedang beristirahat jangan di
i, bi. Fina hanya ingin menunggu disini
Nanti kalau mereka sudah pergi bekerja
ulu ya. Sekali lagi Do'akan untuk
an meninggalkan rumah bibi menuju k
di rumah bibi dan yang lainnya" Ujarku sele
g kenap
tidak merasa a
baga
ita selalu di samb
tikan mereka". Ucap Kak Arda
ari rumah bibi matanya me
u saja yang
atanya" Kataku sambil menunjuk ke mat
na dek, sebentar lagi mau bulan ramadhan. Kakak tidak meng
ku sambil memelukny
menangis" Per
ni Kak Arda mencari pekerjaan, nanti Fina juga akan bekerja unt
tu maksu
sa di jadikan pekerjaan. Seperti membuat ra
rgantung pada hal itu, ti
Ibu kota. Nanti Fina tidak bisa bert
pa Fina akan merasa sangat sedih" Tanya Kak Ar
rda bertanya
sudah sangat tua. Tadi pagi saja perlu istirah
ada hubungannya dengan mata merah da
a sedih karena Kak Arda bercerita bahwa Kak Arda hanya menjad
idak sedang
id
ambil menatap taj
rsenyum meyakinkanku. "Kapan Kak
dan Allah yang tau tent
gaimana kalau kita kesana hari ini nanti kamu sekalian menginap disana selama tiga h
i tinggal
rumahnya dekat sekolah SM
Ayah dan Ibu
ia
hal tersebut. Aku langsung bersiap – siap. Kak Arda hanya mengantarku sampai terminal bus di dekat pasar Moga. Katanya Kak Arda ada keperlu
jian nasional. Entah aku yang mempersulit atau aku yang menjadikannya ribet. Yang aku
nggal bersama asisten rumah tangga Budhe. Aku mengerti bahwa budhe dan pakdhe adalah orang yang sangat sibuk. Tidak heran jika mereka jarang di rumah. Budhe adala