Cahaya Kirana
a the
m menghadiri fashion show bergengsi perancang batik terkenal. Kamu bintang tamu pakai master p
Jam makan adalah me timenya. Tak boleh
isiapkan. Bangun pagi pun terjadwal kecuali kegiatan modelling minta dilakuk
s 7. Dunia Kirana tak jauh dari kelas Modelling, agency satu ke Agency lain. Lomba satu ke lomba yang lain. Seperti rancangan Mama Elisa, Kirana selalu salah satu yang terba
rena kontrak kerja iklan dengan perusahaan sabun mandi mengharuskan Kirana selama lima tahun tetap berada di Indonesia. Juga kontrak lain berkaitan
g satu hari besok
u terpilih jadi Duta Narkoba. Talk show sama Pak Menteri pemuda dan olahraga, lo. Masa begitu
diatur, sudah tanda tangan kontrak, kadang sudah terima fee, kadang bisa kena denda m
nah Kirana temui. Gegap gempita dunia model lengkap dengan fans dan wartawan sungguh sangat berisik. Privasi itu tak pernah ada. Apa yang Kirana
itu cemerlang. Ah bahkan Mama sedang dirayu sutradara untuk menjadikan a
sudah sedikit berkecimpung didunia modelling. Sudah kuturuti mau Mama. Tak adakah kese
ama tahu aku ingin sekolah S2 atau menjadi orang di belakang Kantor seperti Analis perusahaan. Manajer
amera. "Kirana, wajahnya kurang ekspresif!" Ujar sang pengarah gaya. Aku cukup menarik nafa
at model lain ini tantangan. Buat ku ini kacangan. Bukan meremehkan, tapi itu makananku sejak kecil. Di mana tantangannya? Aku bol
uan tiga bahasaku diuji oleh pers dan menjadi berita seminggu terakhir di media gosip pertelevis
gian mana saja terserah perancang. Bukan wajah penuh kepalsu
tapi tuntutan pekerjaan menolak selera seperti itu. Kemewahan dan keanggunan itu adalah citra dirimu sayang. Cam kan. Jangan rusak semua dengan bersika
elku adalah bersandar pada kursi lipat ternyaman yang ku bawa dari rumah dan selalu ada untuk memanjakanku. Kakiku
pi jajanan pinggir jalan tetapi Jane lebih senang mengamankanku dengan terlebih dulu menanyakan apakah ingin membeli somay? Apakah ingin batagor? Yang kadang diomeli Mama Elisa karena berat badanku
pun kecuali Jane. Kadang Jane marah juga jadi tidak bisa ambil cuti karena aku tidak mau asisten lain. Habis bagaimana lagi Jane, karenamu aku bisa tetap kuliah S1. Kau selalu punya strategi me
. "Kau asisten yang terbaik Jane, jangan tinggalkan aku walau cuti sekalipun. "Hihihi ... " jane mer
jadi orang biasa. Aku tak suka eksploitasi wajah maupun tubuh atau lenggok berjalan. Aku mau orang lain
n telepon beberapa kali dan syukurnya Papa selalu mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Itu sedikit men
h menahan tangis. Cukup aneh bukan Papa sekara
tika ku telepon Papa, Papa tidak sedang mencuci mobil dengan Rein, anaknya. Rein adik tiriku tapi sungguh aku cemburu kepa