icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terjebak Cinta Ketua Preman

Bab 6 Takterduga

Jumlah Kata:1053    |    Dirilis Pada: 23/01/2022

yentuh mampu mengacaukan keharmonisan sistem pancaindra. Karena itulah,

dan menggigit, se-sakti itukah Handoko? Oh My God, seketika diri ini berubah menjadi penggila sesk karena dia! Tidak! Ini mer

n diri, lalu mengalihkan pandanga

k boleh minum alkohol. Bersembunyi di dalam lautan penari sampai mencapai tengah, memastikan Handoko tidak bisa melihat. Bebe

engan nada. Beberapa kali terasa ada tangan di pinggang, tetapi aku melepaskannya begitu saja. Aku sudah ter

yang memegang pinggangku. Rasanya semua orang menjauh dan seseorang mencegahku mendekat. Lebih

i dada orang yang menarikku saat lengannya melingkari pinggang. Aku mendongak untuk men

ia ... Han

i pinggangku. Lalu menarik lebih dekat, membuatku tenggelam ke dada hingga bisa mencium aroma tub

ndoko!? Aku menarik napas dalam-dalam, seraya menghirup aroma tubuhnya. Lalu semakin menundukan wajahku, hingga terdengar detak jantung. Lucu, nadanya sinkron dengan mili

a aku bi

endur di pinggangku. Aku menelan ludah, melihat wajahnya. Oh God! Aku

dan tampak geli

kirkan kata yang tepat, aku menahan napas. Handoko membungkuk dan menangkup wa

rim di mataku. Sialan! Napas panasnya semakin menghipnotisku, larut dalam angan d dalam himpitan waktu. Karena gugup, kugigit bibir bawah. Dia mengerang. Dengan ibu

kelezatan es krim

belakang punggungku, menarik lebih dekat padanya sementara yang lain, tetap memegang wajahku saat mencium. Entah mengapa

ciuman. Lidahnya menyapu lipatan bibir, mencari jalan masuk—yang tidak kuberikan padanya. Dengan geraman, dia menyerang bibir bawahku. Mengisap lalu menggigitnya, menariknya dengan

uman adalah pernyataan yang meremehkan

Berani-ber

, aku teringat wanita di acara wisuda tadi. Untungnya, aroma Handoko lebih dominan sehing

membuat jarak. Kulirik wanita itu, matanya mel

keributan, tetapi itu bagus. Sepertinya tidak ada yang memperhatikan, karena teria

siapa-siapa," kat

gue malam ini!" Wanita itu menatapku taj

rnah janji

udah ci

n tubuh ke gue!" ucapnya

nya mengepal. Jika bukan karena kege

lik, tetapi Handoko menghentikannya. Rahangnya bergetar, tangan mengepal dan m

kayak gitu lagi, gue bakal bunuh lo," kata Handoko, kemar

nya. Meskipun gelap, pucatnya terlihat jelas. Langkahnya

gnya. Dia menghela sebelum menatapku. "Maaf soal itu, Es Krim. Lo baik-baik aja kan?" Dia mengangkat t

bisa berdalih dan membela diri, saat tidur dengannya bulan lalu. Namun apa alasanku

rena tidak ingin menjadi seperti para wanita, yang hampir memamerkan diri padanya. Nyatanya, aku tidak terlihat berbeda da

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka