BUKAN FILOSOFI
nunjukkan pukul 08.00 pagi. Sementara itu, jadwal kuliah mereka pukul 10.00. Dengan wajah yang
gaya ala anak kostnya, di mana mie instan hangat dengan asap yang masih mengepul terhid
kat Langit dengan
gara-gara itu aja lo nangis sih," ejek Rendi pada Lang
Langit pada Rendi yang so
e
asti ada sesuatu nih!' pikir Rendi dala
ak tadi, dan menemani Langit yang ada di kamar d
le
ndi basa basi pada Langit, karena ia harus waspada d
s Langit pada Rendi yang duduk di meja ya
kit. Jangan mikirin orang yang lagi bahagia, karena semua yang lo lakuin
ia tunggu, tak juga kunjung merespon dirinya, dan k
jur hancur jadi gue," ujar Langit pada Rendi dengan suara berat menahan tangis yang akan
ang baik pula. Tapi kalo orang itu buruk dia bakalan dapat pasangan ya sama. Jadi lo jangan sedih gitu dong bro! Jangan jadi Langit yang gak gue kenal," tutur Rend
nya masih keluar tapi setidaknya ia berusaha untuk tidak terlihat lemah, karena menurutnya hidup
jadi gue harus mandi dan prepare dulu, okey! Tungguin gue, kita berangkat bareng!" c
sono mandi!" tukas L
*
e di kampus dan bergegas menuju ruang kelas, karena dosennya lima menit lagi bakalan masuk ke ruangan,
yang masih menggunakan earphone di telinganya. Langit hanya menatap d
ong," teriak Rendi ke telinga Langit, yang s
rtarik. Karena seperti yang di lihat kebanyakan, kalo gak ada uang,
ya! Bisa gak usah tarik earphone gue!" b
itu ada Vanya di sana," tutur Langit seraya melempar kan tunjuknya ke
ngah ciuman di sana dengan pria yang bertemu dengannya tadi pagi. Kali ini, Langit in
git yang terbakar oleh api emosi yang membuncah dan panas yang seakan membakar ubun-ubunnya, karena itu
an kedatangan Langit membelalakkan matanya, dan malah menghardik Lan
ug
-bener gak bisa lagi menahan
!" teriak Vanya yang kala itu membuat Langit menghentikan hajar
lo yang ia lihat kali ini itu nyata. Vanya seorang yang terlihat begitu
eninggalkan Vanya dan pria itu di tempat, rasa sakit, kec
tinggalin gue!" seru Rendi padanya yang
*
ampai kapan ia harus menutupi rasa sedihnya itu dengan sebuah rasa yang begitu membuatnya terluka. Sementara menutupi kesedihan dengan topeng kebahagi
*
p selan