Hingga Akhir Waktu
ustu
akhir
sod
mengakibatkan pendarahan, rasanya ia ingin membenturkan kepalanya di dinding, dia heran bagaimana mungkin istrinya bisa berpikir demikian'apa menurutnya dirinya sedang hamil?' setelah memastikan tidak ada dar
trinya, apanya yang disana baik-baik saja? Usus, lambu
pria itu, ia pun mendongakkan pandangannya, ternyata apa yang dia lakukan sudah membuat pria yang dikiranya
"balasnya. Pria itu menaikkan sebelah alisnya saat istrinya menyebut kata'mereka' ia semakin tidak me
dirinya sendirian di taman belakang tersebut, saat ia menyadari kalau pria itu perlahan menghilang dibali
ru nyadar kalau sudah ditinggal, mangkanya jangan mengkhayal dirinya akan melahirkan anak, pria itu tidak sedikitpun berni
ika pria itu tiba-tiba berhenti, ia pun tak sempat menger
matanya menatap Sang istri datar, gadis itu terlihat terengah-engah ba
ak segitu saja sudah lelah, jarak larinya juga tidak sampai 100 meter, s
an melakukan sesuatu yang tidak-tidak padaku?! Itu semua salahmu! Karena kau meninggalkanku sedirian,"omelnya kesal. P
pingsan karena kelelahan?!" gadis itu masih belum berhenti mengomel, dia bahkan ti
ahiku dan merasa diperalat,"ucapnya yang berubah sendu. Fransis tidak mengerti kenapa gadis itu suasana hatinya bisa berubah-ubah
ng jarang diperlihatkan itu membuatku sangat menyukainya, tidak lebih tepatnya mencintainya." Sonia mulai menceritakan semaunya denga
stri seorang Fransis Lonenlis,"katanya dengan air mata mengembung di pelupuk matanya. Fransis terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka k
n semua keadaanku, ibumu setuju. Tapi, dia ingin aku menikah denganmu, Soici. Aku tidak mau, meskipun ibumu bilang kalau wajah kalian seperti kembar identic, hanya tatapan mata kalian yang berbeda, tapi aku tidak pernah melihat tatapan matanya secara langsung, karena waktu itu dia menggunakan
Sang suami, tersirat kesedihan, kesepian, luka dan air mata dalam
t, ia tidak ingin gadis itu putus asa dalam usianya yan
berkaca-kaca, hatinya sakit mengingat singkatnya hidup yang harus dia jalani. Melihat Sang istri yang hendak menangi
tidak akan mati,"
r jantung untukku, tapi tidak ada yang cocok, Soici. Aku takut kalau
ansis sambil mengusap punggung Sang istri lemb
etap mengenalinya,"ucapnya lembut, tak lama kemudian ia pun melepaskan pelukannya pada San
ikan jantungku padamu,"katanya lembut. Gadis itu terharu mendengar uca
t baik, Soici,"katanya
nti akulah yang pergi lebih dulu, anggaplah Soici sebagai sebagai diriku,"
lah!"pintanya. Gadi
ia menggendong tubuh Sang istri seperti pengantin, p
angkahkan kakinya sambil menggandeng istrinya, Sonia menyandarkan kepalany