Hingga Akhir Waktu
ustu
akhir
sod
s itu. Sonia masih belum menyadari bahaya yang mengintipnya, dia berbicara dengan b
ian. Bukannya menyingkir salah satu dari mereka justru semakin men
rpojok, matanya tidak menangkap adanya cela untuk dirinya bisa kabur, kenapa pula tadi ia harus pergi ke uks akhirnya saat mau kembali kesekolah malah terjebak diatara para berandalan kampus. Matanya terus menatap pria itu penuh waspada, dia tidak sampai ada kesempata
akit tidak menyambangi tubuhnya, aroma semerbak wangi menyamba
baginya, gadis itu memberanikan diri untuk membuka matanya, terlihat seorang pria yang dianggap s
alah yang ingin Sang adik berpura-pura sebagai dirinya dan begitupun sebaliknya, tetapi rasa hangat menjalar dalam lubuk hatinya saat gadis itu memanggil Namanya dengan benar. Matanya memandang sinis pria yang b
ngan nama adiknya terdengar seperti setengah menggeram. Frans
co,"ucap salah satunya lagi menyalahkan pria itu karena
pria itu, ia menatap datar mereka bertiga, dalam hati dia ingin menertawakan adiknya yang selalalu menyemb
sadarkan diri,"sahut Riko yang sudah berdiri tegak, pria i
n satu temannya menyerang Fransis, tapi pria itu mampu menangkis setiap serangan ketiga preman itu bahkan kembali membuatnya terjatuh, tapi saad dirinya lengah, Rico mengambil kesempatan itu lalu menendang perut Fransis dengan sangat kuat hing
ng terlihat gemetar karena ketakutan, rasanya tek tega juga melihat istri kecilnya ketakutan, mengabaikan r
ag
mbuatnya semakin kesal tapi rasanya tubuhnya sangat kesulitan walau sekedar untuk bangkit,"Sial! Bagaimana dia bisa begitu cepa
u terlihat kesakitan bahkan hampir jatuh, gadis itu segera berlari menghampiri suaminya lalu memeluknya, dalam hati ia bersukur pria itu baik-baik saja tidak ada luka yang terlalu buruk. Fransis hanya diam tanpa merespon
Katakan padaku mana yang sakit! Apa perlu kit
menyerngit bingung, seingatnya pria itu terkena tendangan di p
terus mengoceh tanpa henti, meski dalam hati ada sedikit rasa lega melihat gadis itu menghkha
malah diomeli, dasar pria tidak tau terimakasih,"Aku ini khawatir padamu, tadi dia menedangmu sampai terpental. Jad
nya di depan Sang suami, mendekatkan kepalanya pada perut pria itu, seperti seorang yang ingin mendengarkan bayi dalam kandungan seorang ibu. Fransis itu seorang pria tulen bu
,"ucapnya jengah. Gadis itu mengangguk membenarkan ucapan
makin menempalkan telinganya, berharap s
tidak habis pikir, bukankah gadis itu sudah tau kalau dirinya itu seorang pria,
a pandangannya tidak beralih dari perut suaminya,"Aku hanya memastikan tidak ada darah yang keluar da