Aku Masih Bocil, Om
hukuman. Beda sama yang kemarin masuk gerbang lolos
rumahnya, karena mau berangkat be
a. Itu permintaan dariku yang langsung disetujui Wingki. Tapi yang nam
, menyuruhku menunggu anak bontotnya sambil sarapan. Tentu aku ng
eda, yang pasti lebih enak makanan di rumah
n yang juga terlambat, berbaris dengan rapi di bawah sinar matahari pagi, sambil m
diri sejak tadi, sementara kepala sekolah di depa
n kepalanya ke arahku saja engga
elewati tubuh cowok yang ber
keras, sampai membuat m
au bertukar tempat, biar enak mau merencanakan kaburku sama Wingki. Tapi cowok ganteng ini n
empatku, karena nggak mungkin kabur, juga Wingki yang masih asy
sikan tubuh menjulang cowok yang disampingku saat berdiri tadi. Ceramah kepala sekolah
ku nggak ikut karena memilih menyelon
berniat menjawab, cowok asing ini ikutan duduk di
sai melirik bet jurusa
sama ucapan Ratih, kalo mau dapat teman banyak
ay
er, yang mengumumkan kalo semua guru harus menghadiri rapat dijam pertama hari in
masuk kelas
cowok bernama Johan, yan
an mata menyipit menghindari sina
l menurunkan tas punggung, dan menarik benda dari dalam sana. "Tolong kasih ke
yang kini sudah kuterima. Ini bukuk
nggak tau kalo aku cewek bernama Anna?
kataku tanpa mengaku kalo
ya Dhika, dia izin
traktir aku makan kalo dia habis pulang. Yang p
. Johan menatapku aneh, kayak dia nggak percaya kalo ya
tanyanya dengan
itu gue. Nih." kataku samb
Dhika cuma bilang ke gue, kalo yang namanya An
r bola mat
cantik," katanya lagi sambil menyun
nar terjadi. Aku bisa melihat kalo garis di wajah Johan
a.
npa melepas mata
ata Ratih semangat banget. Aku masih nggak bergeming, sibuk
ocah-bocah ini. Aku nggak marah kok, malah senang karena targetku buat punya kontak WhatsAp
telingaku. Aku tersentak, dan lan
in, sebelum or
erjelas penglihatanku ke s
ngnya?"
ganten
i. Emang beneran dia ganteng, tapi aku nggak sehi
tokoh khayalanku, karena aku nggak kuat sama
n kita kayaknya," Ra
rah kami. Mungkin saja lagi melihat Ratih, siapa tau dia terpesona sama keca
nggil k
ya agar kami kesitu. Tapi masalahnya, i
ujar cewek di sebelah y
t lima, Ratih menarikku. Kami sampai lupa kalo Kenya masih
uh ke pedean. Cewek ini nggak
membuktikan kalo warna bibirku asli bisa kulakukan disini
" tanyanya sam
nggak mau memberi tau, nanti aku dikira mencuri start duluan, padahal
bener." ja
nya be
agi Ratih ya
lagi malas saja bersuara, Ratih kan ad
itung cuma tiga lima. Coba tolong, cari berkas siap
#
dengan raut muka senang banget. Aku melihat Ratih
dari ruang TU, buat menyerah
banget ya kalo lih
yang diputarnya tadi. "Terus, Jaka
h imut-imut, tapi Mas
ana bisa sih, menolak cewek secantik Ratih. Atau kalo enggak, Ratih yang
a bertanya, karena dia yan
uru Nya, tap
Oh iya, Anna d
, aku menoleh. "Kenapa s
nya kertas yang lo tanda
. Aku nggak mau kesana lagi dan bertemu sama mbak-mbak TU yang judes itu. Dia ngg
nya tadi Mas Dina
esana aja, biar cepat
, minta
dirku lagi masalah lipstik. Bakal ku
Dinar yang lagi menyandarkan pung
s itu nggak ada. Aku juga nggak melihat karyawan lagi berseliweran.
duk
marin kursi ini nggak ada, tapi sekarang a
an kamu sa
sih sebenarnya, tapi aneh banget. Mending dia pa
Ratih?" Aku nggak percaya kalo alasann
ek," kata Mas Dinar sam
elum aku membubuhkan tandatangan. "Udah selesai k
ang ada pel
tapi gurunya
ja dulu. Bantuin
k punya keahlian buat melakukan itu. Seharusnya anak perkantoran yang dia suruh, bukan aku. A
Seharusnya dia peka kalo
s dulu, ngg
s'. Sumpah ini aneh banget. Aku nggak perlu d
khir," katanya sambil menunjukkan angka di pojok kert
amu suka s
alo akhirnya ng
tugasku. Harusnya tadi aku bohong,
taburan banyak keju, dia letakkan di dep
a, sambil
atap Mas Dinar yang lagi menatapku
ang nggak pelit
nyum don
aksdnya apaan coba me
ongannya. Aku nggak mau malu karena udah menghabiska
buat
anjur senang mendapat makanan gratis. Dan ulah bib
eh banget jadi sungkan buat menerima. Tapi disisi lain, sayang bange
tin orang makan di Instagram. Masih butuh keberanian diri buat beli dengan uangku sendiri.
adi dari Bu Ani, kamu makan
riku buat menolak jadi runt
Waterproof ya?" tanya Mas Dinar
Dinar memperhatikan aku makan. Risih sebenarnya. Tapi mencoba biasa saja. Nggak sekali ini ju
taku. Keukeuh banget Mas Dinar menduga kalo aku memakai lipstik. Ini sudah te
mbuatku semakin nggak terima dengan tuduhannya. Pa
. Nggak peduli kalo salad enak yang kumakan ini pemberian darinya. Aku nggak mengucapkan
ada di laci mejanya. Pantas saja aku nggak menemukan ada tisu disini, te
Jantungku langsung berdebar kencang banget. Rasanya aneh, aku nggak bisa menjelaskan d
nya fokus ke obyek yang dibersihkan. Aku nggak tau dia emang mau mengelap bibirku ya
ayak ada kupu-kupu terbang, tapi pastinya bukan, karena nggak mungkin ada
rku yang nggak ada warn
buka laptopnya. Sementara aku, jantungku nggak kunjun
Mas Dinar, aku mengangkat telepon dari nomer nggak dikenal. Ini tele
lo?
a, Anna
telinga, karena suara orang yang menel
ok Iyem
em menelponku. Tetanggaku itu nggak punya handp
yem jadi sedikit tersamarkan. Pantas saja di
gi karena nggak ada jawaban, tap
asa anehku atas kelakukan Mas Dinar tadi, tapi ini
kamu me
mbar tepat di ulu hatiku, aku terkejut nggak percaya, lalu rasanya perih. Handphone-ku terjatuh d