icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Masih Bocil, Om

Bab 2 Pengakuan

Jumlah Kata:1965    |    Dirilis Pada: 18/01/2022

kelas sudah kosong melompong. Menyisakan aku da

ari rumah. Dari kelas satu sampai sekarang, aku selalu membawa

ngnya sendiri ke aku. Kadang bapak lupa nggak ngasih aku uang padahal waktu tenggat uangku habis sudah k

duduk di kursi sebelahku. Kotak bekal miliknya tersaji di d

Hemat kan pangkal ka

yang pertama keluar kelas saat bel istirahat berbunyi, dia bakal menero

kataku menyindir. Aku membuka kotak makanku. "Oh gue tau,

itu lo

ku yang menyandang gelar 'anak kos'. Fajar, Yuda, dan temanku yang lain ju

lirik bekalku. Aku menyodorkan nasi gor

di tanganku. Aku berdecak menyaksikan Andh

nya belum tertelan sempurna, tapi dia

angga berkata, "Iya dong,

ng beberapa sendok. Mata sipitnya menatap mengejek. "Heh, iya. Lo k

itu, ngomongnya blak-blakan nggak bisa direm, sampai lupa kalo mereka berkelami

i ke mulutnya. Cowok itu bergegas menuju ke mejanya, lalu kembali dengan

ah cuma menunggu gerak

o lagi b

a padaku. "Beneran ini buat gue lagi?" tanyaku. Kemarin aku sudah dapat kado tanpa

a aj

ia buat bukain kado. Kalo kemarin matanya langsung berbinar c

at Na," kel

isi kado di

.." Sebuah amplop dia keluarkan, " Ada suratnya Na

ir," Baca", suruh ku di sela-s

njukin siapa aku. Kalo kamu penasaran, kamu bisa datang ke gazebo tengah sepulang sekolah," Usai Andhika membaca surat itu, kami saling tatap. S

rti. Hebat lo punya

adi artis

aksesoris rambut cewek itu di rambutnya yang cepak. Mengambil cermin kecil di mejaku tanpa izin, di

anya padaku sambil mengedi

dah ikut nongkrong aja ntar ma

o ikut gue juga ntar ma

." to

rpindah di kepalaku, tentu Andhika yang memasangkannya. "Unyu ba

nurutku. Cukup dengan menguncir rambutku ala ekor kuda, sudah bisa membuatku percaya diri menjalani hari. Beda sama

eh dan lumayan bagus juga. Membuat rambut hitamku terlihat lebih hidup, dan nggak m

ecil membuatku memutar bola mata kesal. Nggak tinggal diam, tangan cowok ini mencubit

a bertebaran, cie," Wingki datang bersama anak-anak yang lain. Aku belum m

bun menghampiri Andhika yang masih menandaskan makanannya.

bekal nasinya, lalu berlari m

Wingki disejejarkan dengan kursiku. Pemilik kursi sudah melangla

rutku Ratih bertanya sama Keny

u ngga

ja datang lalu menanyaiku tanpa aku

, masih muda. Dan asing wajahnya, kayaknya sih

iya gue langsung ditanya

ampun." Ratih histeris, dan aku jadi

a nggak sih

u lalu mengeluarkan liptint dari saku bajunya. M

yang muda," Lalu tawa lirih terdengar. "Bua

ini tau kalo tipe laki-laki idamanku itu yang umurnya lebih diata

u mungkin. Ya intinya masih pantas

asan tahun, dimana anak seusiaku diluar sana pasti masih memilih buat menjalin hub

i bibir. Nggak bikin dempul. Kaya pake lipstik, tapi nggak kelihatan kalo pake," Pembicaraan kami tentang

ya nggak yakin sih. Biasanya ucapan Rati

Na, gue kasih

bor-gemborin itu, mengoleskan isinya di punggu

mah cukup gitu aja, nggak usah dipakein

engan gaya kemayu sembari mengerucutkan bibi

#

ak papa nih,

l dia sudah janji buat nemanin a

kan. Sarana biar Andhika nggak kabur gitu aja ninggalin

disini. Gue takutnya itu orang nggak jadi nampakin diri karena tau kal

akal ju

-manggut argume

ataku mengikuti telunjuk Andhika yang menunjuk tembok yang

macem disini Ka, sekolah nih

mungkinan terburuk tu

ku mendorong tubuh Andhika p

melihat jam di handphone. Kalo gini terus aku bisa pulang kesorean, ka

ima menit lagi, kalo dia tetap

duk di sebelahku. Teman kelasku yang satu kos sama Andhika,

balas tanyaku. Riko lagi lagi cuma diam, dan aku nggak tau

an teman cowokku yang lain. Walaupun Wingki juga sering menatapku taja

sekian detik gak ada suara, Riko

paan?"

ang kado. Dan masalah kado yang tau

, bando, surat,

s itu adalah Riko. Riko nggak pernah terlihat mencurigakan, dan aku sama sekali juga ngg

dan seja

tertawa lirih. Siapa tau kan, R

kira lo bakalan kepo dengan pengirim tanpa nama itu, lalu lo cari. Dengan begitu gue bisa dengan berani nunjukin k

pendiam di kelas ternyata menyimpan segenap rasa buatku. Lalu dia berani memaparkannya den

suka itu wajar kok. Siapapun yang Lo suka itu hak lo. Gue maklumin." Aku terse

arena sudah mengatakan hal itu sama aku,

tapi gue pengecut, nggak

nya hati gue udah lega berhasil ngungkapin semuanya ke lo,"

gaan hadir di wajahnya, jug

gak apakan? Jadi teman aja oke?" Aku mengulurkan jari kelingkin

. Gue takut setelah gue ngomong i

ung. Btw, lo masih bakalan ngirim coklat ke gue k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka