Aku Masih Bocil, Om
kelas sudah kosong melompong. Menyisakan aku da
ari rumah. Dari kelas satu sampai sekarang, aku selalu membawa
ngnya sendiri ke aku. Kadang bapak lupa nggak ngasih aku uang padahal waktu tenggat uangku habis sudah k
duduk di kursi sebelahku. Kotak bekal miliknya tersaji di d
Hemat kan pangkal ka
yang pertama keluar kelas saat bel istirahat berbunyi, dia bakal menero
kataku menyindir. Aku membuka kotak makanku. "Oh gue tau,
itu lo
ku yang menyandang gelar 'anak kos'. Fajar, Yuda, dan temanku yang lain ju
lirik bekalku. Aku menyodorkan nasi gor
di tanganku. Aku berdecak menyaksikan Andh
nya belum tertelan sempurna, tapi dia
angga berkata, "Iya dong,
ng beberapa sendok. Mata sipitnya menatap mengejek. "Heh, iya. Lo k
itu, ngomongnya blak-blakan nggak bisa direm, sampai lupa kalo mereka berkelami
i ke mulutnya. Cowok itu bergegas menuju ke mejanya, lalu kembali dengan
ah cuma menunggu gerak
o lagi b
a padaku. "Beneran ini buat gue lagi?" tanyaku. Kemarin aku sudah dapat kado tanpa
a aj
ia buat bukain kado. Kalo kemarin matanya langsung berbinar c
at Na," kel
isi kado di
.." Sebuah amplop dia keluarkan, " Ada suratnya Na
ir," Baca", suruh ku di sela-s
njukin siapa aku. Kalo kamu penasaran, kamu bisa datang ke gazebo tengah sepulang sekolah," Usai Andhika membaca surat itu, kami saling tatap. S
rti. Hebat lo punya
adi artis
aksesoris rambut cewek itu di rambutnya yang cepak. Mengambil cermin kecil di mejaku tanpa izin, di
anya padaku sambil mengedi
dah ikut nongkrong aja ntar ma
o ikut gue juga ntar ma
." to
rpindah di kepalaku, tentu Andhika yang memasangkannya. "Unyu ba
nurutku. Cukup dengan menguncir rambutku ala ekor kuda, sudah bisa membuatku percaya diri menjalani hari. Beda sama
eh dan lumayan bagus juga. Membuat rambut hitamku terlihat lebih hidup, dan nggak m
ecil membuatku memutar bola mata kesal. Nggak tinggal diam, tangan cowok ini mencubit
a bertebaran, cie," Wingki datang bersama anak-anak yang lain. Aku belum m
bun menghampiri Andhika yang masih menandaskan makanannya.
bekal nasinya, lalu berlari m
Wingki disejejarkan dengan kursiku. Pemilik kursi sudah melangla
rutku Ratih bertanya sama Keny
u ngga
ja datang lalu menanyaiku tanpa aku
, masih muda. Dan asing wajahnya, kayaknya sih
iya gue langsung ditanya
ampun." Ratih histeris, dan aku jadi
a nggak sih
u lalu mengeluarkan liptint dari saku bajunya. M
yang muda," Lalu tawa lirih terdengar. "Bua
ini tau kalo tipe laki-laki idamanku itu yang umurnya lebih diata
u mungkin. Ya intinya masih pantas
asan tahun, dimana anak seusiaku diluar sana pasti masih memilih buat menjalin hub
i bibir. Nggak bikin dempul. Kaya pake lipstik, tapi nggak kelihatan kalo pake," Pembicaraan kami tentang
ya nggak yakin sih. Biasanya ucapan Rati
Na, gue kasih
bor-gemborin itu, mengoleskan isinya di punggu
mah cukup gitu aja, nggak usah dipakein
engan gaya kemayu sembari mengerucutkan bibi
#
ak papa nih,
l dia sudah janji buat nemanin a
kan. Sarana biar Andhika nggak kabur gitu aja ninggalin
disini. Gue takutnya itu orang nggak jadi nampakin diri karena tau kal
akal ju
-manggut argume
ataku mengikuti telunjuk Andhika yang menunjuk tembok yang
macem disini Ka, sekolah nih
mungkinan terburuk tu
ku mendorong tubuh Andhika p
melihat jam di handphone. Kalo gini terus aku bisa pulang kesorean, ka
ima menit lagi, kalo dia tetap
duk di sebelahku. Teman kelasku yang satu kos sama Andhika,
balas tanyaku. Riko lagi lagi cuma diam, dan aku nggak tau
an teman cowokku yang lain. Walaupun Wingki juga sering menatapku taja
sekian detik gak ada suara, Riko
paan?"
ang kado. Dan masalah kado yang tau
, bando, surat,
s itu adalah Riko. Riko nggak pernah terlihat mencurigakan, dan aku sama sekali juga ngg
dan seja
tertawa lirih. Siapa tau kan, R
kira lo bakalan kepo dengan pengirim tanpa nama itu, lalu lo cari. Dengan begitu gue bisa dengan berani nunjukin k
pendiam di kelas ternyata menyimpan segenap rasa buatku. Lalu dia berani memaparkannya den
suka itu wajar kok. Siapapun yang Lo suka itu hak lo. Gue maklumin." Aku terse
arena sudah mengatakan hal itu sama aku,
tapi gue pengecut, nggak
nya hati gue udah lega berhasil ngungkapin semuanya ke lo,"
gaan hadir di wajahnya, jug
gak apakan? Jadi teman aja oke?" Aku mengulurkan jari kelingkin
. Gue takut setelah gue ngomong i
ung. Btw, lo masih bakalan ngirim coklat ke gue k