Aku Masih Bocil, Om
alanya ke arahku. Aku mendengus sebal sambil terus be
di belakang. Padahal tadi pagi aku
alo dia mau berangkat sekolah
lo dia harus stay dijam enam lima belas kalo mau sampai sekolah tepat waktu. Saat
mang sih jarak sekolah dan rumah kami lumayan dekat. Tapi jangan disama
u pelajaran PPKn, gurunya nggak galak sih, tapi benci banget kalo ada murid
gerbang benta
lih berhenti. Mengatur deru nafasku, sementara
kahku dihadang dua cowok berseragam dengan bet
lalu ada yang namanya penertiban. Petugas O
ku sebal sambil memperlihatkan dasi dan b
ok bertopi yang tingginya sejajar dengank
ah memakai lipstik ataupun liptint kaya yang cewek- cewek pakai d
, biar cepet masuk kel
puncak ubun-ubun. Ini masih pagi tap
isu yang diul
h, lihat, bisa lihatkan, gak ada bekas. Gue gak pake lipstik, dibilangin juga. Ini bibir gue
ibut?" Seorang guru laki
kalo masalah gini
bibirku. Kayak memastikan kalo ucapanku beneran. Dia guru Bahasa Jawa, sekaligus menjadi guru pembimbing OSIS, makanya dia ada disini. Pernah mengaja
ama bocil. Laki-laki pengalaman emang lebih tau mana warna bibir asli dan warna bibi
sekali dua kali aku dibeginikan. Dikira memakai lipstik warna merah padahal bibirku enggak aku apa-apakan.
a bibirnya merah muda, lain sam
sekolah. Cowok itu pasti sudah tiba di kelas barengan sama
pantatku mendarat keras
njak ujung rok hitam yang kupakai. Perasaan kemarin aku udah memotong rokku lim
orang bertanya. Suaranya c
pun, ngalahin ditin
gitu tanpa melihat orang yan
et sampe diti
depanku. Mampus, aku malu seperempat mati. Kukira dia murid sini, tapi perkir
gang panas dingin susah buat gerak. Beneran aku malu banget, buat benerin rokku yang tersingkap
m gitu?" Kali ini suaranya
ng enggak-enggak, dan mendapati laki-laki ya
ya kalo terus-terusan begini. Bah
gukkan kepala menunjukkan sikap hormat, lalu berlalu. Biar sa
agi gurunya muda dan aku nggak pernah lihat dia sebelumnya.
ggak menghayal di w
#
ikan ciwi-ciwi boga lagi berhamburan menuruni tangga buat menikmati waktu istirahat
asalah kuota. Agak nggak rela kalo buang uangku cuma b
n Wingki tadi sebelum ngacir sama Andhika. Nggak mereka berdua saja yang milih kabur tiga puluh menit
elah, laper, ngantuk bikin pengen tidur saja. Belum lagi ditambah sama rumus-rumus x dan y yang nggak habis-habis. Aku benci banget sa
kabur dari kelas. Peluang kabur di jam usai praktek kejuruan emang besar banget. Sa
yaku pada Rendi, si cowok p
e masak-masak lalu menatapku yang lagi
ak. Heran sih, padahal temannya yang lain pada berger
epo banget," bala
mari mana
ak ada?" ta
Kan lo yang setia duduk disini, jagain
, lalu merogoh saku celananya. "Ada sama g
Apalagi Mbak Kunti, dia kan paling seneng menyendiri gitu," kataku lirih t
ozen!" teriak Rendi kenc
di tongkrongan para cowok jurusan teknik. Karena emang gedung ini wilayah anak teknik. Beda lagi sama kursi di
epoi-sepoi bakal menyapu wajah membawa kesejukan. Kalo satu
nn
panjang koridor banyak banget cowok yang pasang mata ke arahku yang l
tap satu persatu deretan cowok itu. Lambaian tangan terulur dari s
at sebagian cowok yang awalnya nggak melirikku jadi ikutan melihatku. Aku tersenyum kikuk. Agak m
ladan. Mau kemana?" tanya
awabku
sebelah Riko, meminta Riko untuk memberi nomer WhatsApp-ku ke dia. Awas saja kalo aku membuka WhatsApp nan
au namanya melirikku dari atas mejanya. Untuk yang kedua kaliny
Mbak TU dengan sedikit sarkas. Menumbuhkan omelan di hatiku menyal
ng harus aku tuju untuk mengumpulkan berkas. Tiba-tiba saja ada dorongan dari luar p
." kata sosok yang me
n. Nggak mau diinjak karyawan yang lewat, dan nggak mau diomelin
berdengung di telingaku. Membuatku melepaskan pandangan dari kertas dan
karena tadi pagi aku sudah bertemu dia di tangga depan kelas. Menyaksikan
an ini salah dia. Harusnya aku minta pertanggu
tanya Mbak TU karena aku nggak
, menjatuhkan tatapanku ke TV yang menempel di dinding. Laki-laki ini k
? Kumpulinnya
ruhku untuk ikut ke ruangannya. Jadi, dia beneran k
duk di kursi tempat kerjanya. Aku berdiri di
2," j
ngat kalo yang jatuh di t
" tanyan
sama pertanyaannya. Giman
gimana?" ta
mpakkan deretan giginya y
n cewek diluaran sana bakal terki
ah mantan?" tanyanya sambi
disodorkan, terkejut. Dia nggak lupa kalo aku y
enyum ki
lupa sama tanda tangan, " kata Ma
as Dinar mengeja nama di bet dada, " A double N, A. A double Y A, dou
membenarkan namaku yang
rufnya dou
h nama kan bapak saya waktu sa
skan tawanya. "K
asnya absen, jadi
u wa
pa di kelas, " jawabku lengkap sebelum
tanyanya sambil meminta
ah beberapa hari yang lalu. Dan berkas murid di kelasku masih dikumpulkan
n sekarang?" pertanyaan
h-olah lelah menghadapi b
rjaan mereka kan cuma nge-game sama tidur." keluhku jujur. Kalo aku nggak membantu Andhika gembor-g
menanggapi keluh kesahku, dan malah berta
gga
ebar keras banget, ada rasa aneh gitu, tapi nggak tau rasa apa
a tentang memakai lipstik, tapi keberaniannya membahas bagian tubuh yang termasuk sensitif. Kalo ngomongi
pi ini beneran warna bibir asli saya. Suer," t
bagi cewek-cewek sebenarnya, yang padahal jumlah cewek disini hanya berapa persen dari j
Aku semakin nggak tau, d
bagus," uj
ran nggak pake lipstik. Boleh kubukt