icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku Masih Bocil, Om

Aku Masih Bocil, Om

icon

Bab 1 Anna!

Jumlah Kata:1889    |    Dirilis Pada: 18/01/2022

anggil dengan ngegas itu. Heran juga, kenapa suara itu bisa m

ru. "Ada hadiah buat lo", katanya sambil meletakkan kotak per

ku tanpa mengalihka

b Andhika. Cowok yang menjabat sebagai ketua

ak berkah." Semburku saat tau Andhika men

kain dong.

otak itu dengan tergesa. Lalu matanya berbinar

at Na

engan masih menarikan p

ngerubungi Andhika, mau dapat jatah cok

do itu juga nggak jelas. Nggak ada namanya dari siapa, dan yang lebih nggak jelas lagi, nggak a

am sekolah, dan satpam pun nggak tau siapa pengirim kado itu. Dugaanku sih, si Pak Satpam cum

anya nggak baik nolak pemberian orang. Apalagi i

Doni, temanku yang jug

bari terus menyalin mater

i bantal, lalu alunan lagu jawa yang terdengar, anggap saja sebagai lagu penghantar rebahan. Kegiatan yang sangat berfaeda

pojok kelas. Mantengin dua kubu pemuja ML dan PUBG juga bisa, atau me

lagi cacing perut yang meronta minta diisi makanan, b

ang lain. Rasanya mengganjal kalo hura-hura tapi

ak sampai selesai karena lebih dulu di

i rambutku membuatku terpaksa

anyaku denga

tan yang melanda dirinya. Sebenarnya aku juga. Sudah lelah, malas

." tawarnya. Lalu dalam hati ak

ggak punya uang. Dengan rela bayarin foto copy soal-soal milikku pas aku gak bawa uang saku. Aku menga

gkan kalo di suhu yang panas ini, makan mie

dan memasukkan ke dalam tas ya

" ujarnya sa

ua tepat berada di depan pintu. Dengan mulut menguny

manggut-manggut. "Izinlah ke kantin, lape

edua tangannya. "Gue siap bopong lo ala brid

ng menarik tangan Wingki, mengajaknya bergega

sekolah di SMK Negeri favorit di kotaku. Masuk jurusan TKR

harga di jurusan itu. Enggak berharap banyak juga, menginga

n laki-laki. Tapi ke terkejutanku mereda pas datang dua cewek yang ternyat

ggak banyak drama. Nggak ada iri-irian kalo misalnya teman yang lain punya barang

tu cowok paling tinggi di kelas, jadi

ter-muter jadinya,"

e kiri, lalu menuruni tangga sudah sampai. Tapi Wingki malah

idnya cewek. Satu-satunya jurusan cewek yang ada di sekolah ini. Sering juga anak teknik kalo nggak lagi praktek, pasti nongkrong di kantin boga. Sering juga,

di kantin

an langkahnya tep

lo lagi magang di

a kan tinggi, sekali loncatan pasti tangannya menggapai ring, tapi sayang dia memilih keluar karena katanya terlalu banyak latihan, dan banyak menyit

nya penggemar dari cewek jurusan boga. Ngerti kan,

mang ucapanku. Aku melihat keringat mengalir di pelipis cowok tinggi itu.

a sambil mengusap keringat di keningnya. Aku

lo," Wingki meringis, lalu m

Katanya menggodaku. Aku tak acuh, memu

r Na, gue cu

a gue Ratih, ga

Cewek anggun yang gampang baper, berkali-kali

#

u yang kutujukan buat wanita paruh ba

ka, tapi nggak ada ta

" teriak

in," Sahutan itu terdengar, tap

rebahkan tubuhku di lantai teras. Dinginnya lantai langsun

m nanti aku memasak makan malam. Bapak pasti sudah makan siang

pi sayang mereka harus dipanggil Tuhan duluan bersama ibu. Kapal yang mereka tu

lihat dari foto yang bapak tunjukkan, ibuku cantik. Kedua kakak laki-lakiku juga tampan. Ta

pulang

itu. Bapak menurunkan rerambanan (daun dan

k udah makan si

da

ikatan di reramban. "Anna buatkan kopi

disini orang rantau. Tapi, bapak mengubah kependudukan menjadi warga sini, karena gak mungkin buat kembali

rimbanya, sementara orang tua bapak, kakek nenekku, sudah tiada. O

. Mbok Iyem. Wanita paruh baya itu selalu membantu kami saat kami membutuhkan pertolongan. Dia t

akan memberi kami oleh-oleh yang dibawa anakny

uduk. Malaikat tanpa sayap kedua setelah ibuku ini tampak sangat kelelahan. Keringat menguc

?" tanya bapak sam

u menjawab, "Aman

ak udah nggak muda lagi, tapi jangan ragukan kekuatannya. Walaupun fisiknya terlihat lemah, bapak m

punya ladang di kaki gunung, juga punya sepetak sawah yang ada di pinggir jal

u ikut bapak menanam jagung di sawah. Sering juga kutengok dan wa

nggu depan kayak

kutan y

ti kamu yan

menanjak, karena desaku nggak jauh dari kaki gunung. Gu

. Aku bisa naik, tapi takut turun. Kalo udah gitu bapak bakalan nyuruh aku merosot. Benar sih

lasannya mungkin bapak nggak bisa move on dari ibu. Aku juga nggak pernah membicarakan ini sama bapak. Padahal ka

ngan Mbok Iyem yang muncul mengagetkanku. "Ngg

ri menghampiri Mbok Iyem yang m

mau kesini ya?" tanyaku

i malam ke

tawarannya, lalu kembali k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka