icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Living with Mr. Arrogant

Bab 4 Kontrakan Vs Rumah Mewah

Jumlah Kata:1538    |    Dirilis Pada: 07/01/2022

, laki-laki itu tampak kaget. Seo

n ramah yang terukir di wajah tampan Rey. Gadis itu tak segera mendapatkan jawaban dar

inum teh, Kak,"

engangguk-angg

ui namanya itu. Ingin rasanya Zinnia menanyakan nama sang a

asih tersenyum. Ia lalu megambil sebuah cangkir berukuran se

apnya. Karena canggung, adik Rey pun memainkan ponselnya sendiri. Zinnia yang

ki itu pun menatap sang kakak

boleh pinjem hapenya b

sudah punya hape sendiri?" ta

Nanti kakak balikin," pinta Zinnia dengan wajah memela

Sang adik seperti meminta kepastian.

adik Rey dan berjalan cepat kembali ke kamarn

deh hari ini? Apa lagi ada masalah ya di kanto

nomor ponselnya sendiri. Dengan segera ia

ontrakan itu. Kasur busanya langsung berada di atas lantai tanpa dipan. Meja kayu kecil juga berada di samping kasur itu. Sebuah

tembok kamar. Ia dapati wajah gadis yang pernah ditemuinya dua hari yang lalu. Gadis kecil yang bertukar jiwa dengannya. Gadis itu mengenakan kao

dirinya. Tak lama kemudian ponsel milik Zinnia berbunyi. Rey langsung mengambil ponse

Rey dengan

kita bisa bertukar lagi?" tanya suara yan

ya seperti itu," jawab Rey masih

i kontrakan, kan?" tany

H

at yang aneh-aneh juga! Dan ... dan ...." Z

n a

angan mandi atau ke kamar kecil!"

get? Jangan-jangan ka

sergah Zinnia mem

air aku ngompol begitu di kas

enapa harus bertukar lagi sih?

TO

hapenya?" tanya adi

kesiap. Takut jika adik Rey

-macam!" perintah Zinn

rse

!" ancam Zinnia yang hanya dibalas s

a siapa? Dia tadi curi

and

ancam Zinnia lagi lalu segera menutup panggilan itu. Gadis itu me

nya. Makasih ya," ucap

?" tanya Chandra sembari m

emangnya kenapa?"

Ndra aja. Kenapa sekarang ada embel-embel 'dek

garannya aneh ya? Ya udah deh gak jadi," balas Zinnia sembari meringis. Sebenarnya ia meras

s segera mandi dan ganti baju. Papah sama Mamah ma

n bodohnya Zinnia bertanya. Chandra

di. Dah," ucap Zinnia cepat-cepat

keceplosan tanya?' ru

sadar akan sesuatu yang penting. "Kanapa aku gak

dan melihat nomor baru yang baru saja dihubungi sang kakak. Lalu timbul

rada di kamarnya sendiri. Pria itu masih gamang. Merasa tak nyaman jiwanya berada di dalam tubuh seorang gadis yang baru ditemuinya. Tak mu

datang. Jiwa laki-lakinya mulai penasaran. Rey tahu bahwa ia tak boleh seperti itu. Hak Zinnia lah unt

a cukup tinggi. Pria itu menahan segala rasa tak nyaman itu serta membuang pikiran-pikiran kotornya. Bagaimana pu

elur ayam, satu dus susu bubuk rasa cokelat, roti tawar yang tinggal setengah bungkus, kubis, tomat

kembali nomor sang adik. Ia ingat bahwa ponselnya selalu

adiklah yang mengangkat panggilanny

ihat foto itu. Wallpaper ponsel itu tampak ceria, sedangkan ponselnya sendiri terpasang gambar dan tema berwarna gelap. Rey lalu memanggil nomor

nyak memang peralatan memasak di kontrakan Zinnia, berbeda dengan rumahnya. Baru hendak menyantap makan paginya, Rey tampak mendelik melihat sesuatu berjalan cepat di lantai.

kecoa?" tanya Rey ma

saja. Zinnia yang sudah secara terpaksa selesai mandi, duduk kagum melihat masakan di hadapannya. Gadis itu kini sudah berpakaian rapi dengan kemeja berwarna hi

tengah menunggu kedatangan kedua orangtua Rey. Zinnia tampak begitu gugup. Ia benar-benar tak tahu bagaimana kedua orangtua Rey. Apakah

a pada kedua orangtuanya. Ayah dan ibu

senyuman. Lalu secara tak sadar ia mencium punggung tangan ibu dan ayah Rey sebagai ben

eran dengan tingkah aneh anak sulung mereka merasa sedikit senang. Tampaknya mereka senang dengan kehangatan Rey di hari i

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Awal Mula2 Bab 2 Cara Kembali3 Bab 3 Bertukar Lagi 4 Bab 4 Kontrakan Vs Rumah Mewah5 Bab 5 Go to Work6 Bab 6 Bukan Urusanku7 Bab 7 Di Kontrakan8 Bab 8 Expelled9 Bab 9 Jadi Direktur10 Bab 10 Sekretaris11 Bab 11 Move12 Bab 12 Emosi13 Bab 13 Living Together14 Bab 14 Diskusi15 Bab 15 Pamer16 Bab 16 Pembalut17 Bab 17 Makan Siang18 Bab 18 Tembus19 Bab 19 Chandra Dwi Sukmajaya20 Bab 20 Foto21 Bab 21 Kapan 22 Bab 22 Sandal dan Kelemahan23 Bab 23 Obrolan Keluarga Sukmajaya24 Bab 24 Liburan25 Bab 25 Artikel26 Bab 26 Gara-Gara Sabun27 Bab 27 Telepon28 Bab 28 Acara Makan Malam29 Bab 29 Teman30 Bab 30 Bella31 Bab 31 Kerokan32 Bab 32 Hug33 Bab 33 Ketahuan34 Bab 34 Kunjungan Mendadak35 Bab 35 Terbongkar36 Bab 36 Salah Sangka37 Bab 37 Rencana38 Bab 38 Persiapan39 Bab 39 Bertemu Calon Mertua40 Bab 40 Persiapan Lamaran41 Bab 41 Pulang Kampung42 Bab 42 Malam Lamaran43 Bab 43 Refreshing44 Bab 44 Penegasan Hubungan45 Bab 45 Monika46 Bab 46 Alibi47 Bab 47 Bukan Pembawa Sial48 Bab 48 Aneh49 Bab 49 Masih Setia Menunggu50 Bab 50 Diantara Dua Saudara51 Bab 51 Siapa Yang Pantas52 Bab 52 Barang Bukti53 Bab 53 Perintah Pak Haris54 Bab 54 Tamu yang (Tak) Diinginkan55 Bab 55 Janji Suci56 Bab 56 Malam Pertama57 Bab 57 Adopsi58 Bab 58 Momongan59 Bab 59 Kamu Jahat Mas!60 Bab 60 Saling Diam61 Bab 61 Curhat62 Bab 62 Butik63 Bab 63 Amarah Reyner64 Bab 64 Karma65 Bab 65 Resepsi Pernikahan66 Bab 66 Hak Asuh Kuro67 Bab 67 Bulan Madu68 Bab 68 Hadiah Pernikahan69 Bab 69 Shut Up, Bitch!70 Bab 70 Cemburu71 Bab 71 Dua Syarat72 Bab 72 Ingin Pergi73 Bab 73 Pemimpin Baru74 Bab 74 Sembunyi-Sembunyi75 Bab 75 Bertemu Mantan76 Bab 76 Hambar77 Bab 77 Kenyataan Pahit78 Bab 78 Aku Harus Mengakhiri Semua Ini79 Bab 79 Di Mana Kau 80 Bab 80 Peluk Aku Seerat Mungkin81 Bab 81 Ingin Pergi Lagi82 Bab 82 I Just Wanna Need You83 Bab 83 Mulai Manja84 Bab 84 Posesif85 Bab 85 Dua Garis86 Bab 86 Hadiah Istimewa87 Bab 87 Helm Proyek Dan Bakwan Jagung88 Bab 88 Pengakuan89 Bab 89 Jangan Ganggu!90 Bab 90 My Baby91 Bab 91 Kenang92 Bab 92 Bella Dan Chandra93 Bab 93 Papi Ikan94 Bab 94 Adek95 Bab 95 Oleh-Oleh Untuk Papi96 Bab 96 End