Living with Mr. Arrogant
arna putih serta rok hitam panjang telah ia kenakan. Hari ini merupakan hari penentuannya agar bisa dit
pat puluh lima meter persegi. Tidak luas memang. Namun, kontrak
ntuk mencari kerja. Berharap dapat memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Terutama ayah dan ibun
elah berjam-jam lamanya akhirnya tiba waktu untuk mendapatkan hasil dari wawancara tersebut. Seleksi di SJ Grup memang terbilang ketat. Perusahaan itu memilih kualitas
pria yang diketahui sebagai salah satu pihak HRD memberikan ucapan selama
a kasi
i bekerja di sini. Lakukan yang
rima kasih banyak, Pak," ba
Y
a satu orang pun yang lewat. Termasuk pria bernama Rey yang ia tabrak. Kembali ia teringat keja
ya?' batin Zinnia penasaran. Ia benar-benar masih heran dengan kejadian bertukar ji
*
apat bernapas lega. Impiannya untuk bekerja di perusahaan ternama telah terwujud. Namun, ia tak boleh leng
an kecilnya. Gadis itu pun membuka kedua kelopak matanya. Ia lalu duduk dan meregangkan otot-ototnya. Sejenak ia melirik jam pada ponsel yang ia letakkan di dekatnya. Jam lima kura
. Langsung menghadap pada cermin yang lebih besar darinya. Tampak di sana seorang pria bertubuh tinggi dan berwajah tampan masih men
ia yang sudah terjebak di dalam tu
innia bingung. Ia merasakan hal yang biasa dirasakan o
paksa membuang air seninya. Ia sudah tak bisa menahannya lagi. Gadis itu menutup rapat-rapat kedua matanya. Lalu mengguyurnya dengan menek
uar kamar itu. Zinnia mendengar suara
n dengan segera menyelesaikan masalahnya. "Nggak pa
di luar kamarnya setelah
encari siapa gerangan yang memanggilnya tadi. Namun, ia tak menemukan siapa pun. Yang i
adian bertukar jiwa tempo hari kembali terjadi meski mereka tak saling berbenturan. Dengan segera Zinnia meraih pon
u. Ia pun melihat jam pada ponsel itu. Lalu ia melet
ngambil air wudhu lalu mengambil sprei tipis dari lemari karena tak menemukan satu pu
boleh tidak ya sholat dengan cara laki-laki? Tapi
embali sprei berwarna putih yang digelarnya. Membungkus
n orang yang berada. Gadis itu melihat ke sekeliling ruangan dengan manik cokelat gelapnya. Melihat setiap sudut ruangan rumah dengan atap yang cukup tinggi. Ia pun menuruni anak-an
angun?" tanya laki-laki
a tanpa sadar mengabaikan
ak Rey sama aku sehingga kakak gak mau men
alah adiknya Rey. Tapi kenapa ia berkata seperti itu? Al