CINTA DI BALIK CADAR
-laki yang baru saja menginjakkan
Berkulit putih bersih. Beralis tebal, hidung mancung, tatapan mata
encuri perhatian seluruh
jadi pusat perhatian, tapi dia mencoba u
temui, karena kita tidak pernah tahu kapan Allah Swt akan mempertemukan kita
nghadirkan nilai-nilai positif, baik dari dalam diri kita sendiri maupun dari lingkungan sekitar kita. Karena hal
gembara ke Kota lain yang asing. Sebuah kota yang bahkan tak pernah dia ku
atu tujuan, yaitu
pert
n pastinya sangat sulit, namun Reyhan percaya, selagi kita
uar stasiun Gubeng yang hari itu tampak ramai. Kepal
kedar memastikan kembali bahwa kini dia benar-bena
pasti akan menemukanmu
a dala
kirinya. Sungguh sempurna membungkus wajah tampan nan rupawannya. Sesuat
anel kotak-kotak serta celana jeans sobek berwar
ali tas ranselnya yang mel
hampir tiba, Reyh
SWT yang sudah dengan sangat baik memberinya kemudahan dan k
agamanya tidak cukup baik, tapi Reyhan tidak pernah lupa meninggalkan shalat lima waktu. Baginya, itu adal
rus saja tertuju pada Reyhan di sepanja
ias memperhatikan sosok Reyhan yang mereka pikir adalah s
un kian santer terden
s yo
banget, s
epat menghindar dan berlalu dari hadapan gadis-gadis re
lewat tampan itu justru seringkal
a sorot cahaya matahari menembus
aya siang itu seolah tak memadamkan niat Reyha
berjanji? Maka dia
, tapi karena dia sud
muka bumi yang membuatnya semangat untuk
Ifana yang pernah menjadi bagian dari
luar stasiun. Hendak mencari warung makan di pinggir jalan untuk sekedar b
satu." Ucap Reyhan pada pel
yuran nggak?" tanya
lor harganya
luh r
pannya di Surabaya baru saja dimulai. Perjalanannya masih sangat panjang. J
as?" tanya si pe
tih aja
ibir dalam hati, gayanya aja ke
pengunjung warteg itu. Dia mengajak berkenalan. Wajah Reyhan yang t
Mas sendiri siapa?" Reyhan menerima j
es, ketahuan dari logatnya, bukan orang
adanya, karena memang dia tidak memiliki sanak saudara lagi, baik
inggal sejak Reyhan masih berusia tujuh tahun.
a Ay
empat ti
unya sendiri tak pernah bercerita apapun
h menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Segala penderitaan Ibunya di masa lalu, cukup menjadikan alasan kuat
ngan kepergian Ib
e Surabaya mau ngapain kalau nggak p
kan sebuah foto dari dalam tas ranselnya.
foto ini, Mas. Kira-kira, Mas
mana di belakang foto itu tertulis s
nia Ifana
lov
is. Dalam hati merasa
Nekat juga nih laki-laki. Pikir Budiman tak menyangka. Te
ada alamat yang bisa dikunjungi? Kalau ada alamatnya bisa saya
itu, tapi tidak benar-benar dia masukkan melainkan ha
. Cuma ada fotonya aja," b
namanya seperti mencari jarum di tumpukan
Mie rebus yang dia pesan sudah jadi. Reyhan melahapnya
sini?" tanya Budiman lagi saa
jawab Reyhan setelah menelan makanannya. Lalu dia melanjutkan makan kemb
a Reyhan kepada Mas Gondrong, si pelayan
ada minimarket, nah di samping minimarket ada tukang buah, teru
, Gondrong! Jelasin gitu aja pake muter-muter!" potong Budiman. Dia me
teg itu dan mulai berjalan menuju Masjid. Dia mengikuti rute yang tadi
itu cukup lengang. Dan hal itu membuat beberapa pengguna jala
ar pejalan kaki. Langkahnya kia
dimaksud sebenarnya sudah dekat.
. Posisi Reyhan yang kebetulan terhalang oleh angkot yang ingin di salip si Marcedez Benz hitam tadi, m
tidak dapat te
diikuti suara keras dua benda yang saling bertubrukan s
tal hingga beberapa meter ke depan dan jatu
ubuhnya. Bahkan kepalanya bocor dan mengeluarkan begitu ban
arsedes Benz itu, memaksa laki-laki itu turun
ya. Dia tidak terluka, tapi dia shock berat. Sementara mobilnya terlihat penyok di bagian depan setelah
l saya, Pak! Saya janji saya akan
anya Mas?" tegur seorang polisi yang keb
gemetar. Dia termasuk orang yang paling tidak bisa melihat darah. Perutnya mulai mual
t, Pak Hardin," tegas polisi Patroli. Hardin mengangguk. Lalu langsung berlari ke
lah Swt memberi keselamatan kepada la