GAIRAH PEREMPUAN NAGA
L vs AYAH P
maksudku!" ujar Koh Ho Ming tanpa mengalihkan pandangan mata dari beberapa anak yang tengah asyik bermain-main di halaman
pernah lepas dari sosok gadis kecil berwajah manis dengan rambut panjangnya yang dikepang dua, dengan hiasan p
mentara Sardi, ayah Diandra gadis kecil yang sedari tadi menjadi pusat perhatian Koh Ho Ming majikan istrinya itu
an segala urusan yang berhubungan dengan Koh Ho Ming. Sesekali tangannya menjumput bakpia dalam toples yang tadi disuguhkan
k catur yang di gerakkan Koh Ho Ming dengan serius sambil berpikir akan langkah selanjutnya. Untungnya ia cukup bisa mengimbangi permainan catur majikan is
jika nantinya ia bisa mendapatkan pekerjaan sebagai sopir pada perusahaan jasa angkutan yang dikelola Andreas, putra sulung
pulang menjenguk orang tuanya yang kini hanya tinggal berdua di rumah besar bergaya kolonial itu ditemani seorang ART saja. Sebenarnya Sardi merasa
erit kesakitan seorang anak yang tadi ten
diatas perut anak lelaki itu dengan pandangan murka. Sebelah tangannya merenggut keras rambut jambul lawannya sementara sebelahnya lagi telah men
h mungil putrinya dari atas tubuh lawannya. "Apa y
h karena jatuh gara-gara dia!" geram Diandra menunjuk lawannya
seperti tadi, Hah!" jengkel dijewernya telinga Diandra yang justru melotot marah padanya. "Ayo kita pulang!"
a lanjutkan permainan kita." pamitnya
u katakan tadi, Sar!" serunya
sambil membereskan papan catur yan
jalan raya depan gang rumahnya. Sepintas dilihatnya, Halimah sedang menata beberapa barang dagangan di dalam s
ajari. Ia juga memiliki sifat jujur dan setia. Hal itu yang membuat Koh Ho Ming mempercayakan beber
nya jika sewaktu-waktu ada keperluan mendadak yang harus mereka kerjakan. Dan
mengatakan ada suatu ganjalan baginya untuk mempercayai ketulusan Sardi pada keluargan
nyanya setelah menduduki kursi dibalik meja kasir
habis. Harus segera dikeluarkan, daripada banyak pelanggan yang batal belanja. Produk ini banyak peminatnya."
lau sudah selesai pulanglah
pa, K
knya Diandra ka
isini, Koh. Tingkahnya banyak sekali, saya tak
lama kamu sibuk," kata Ko
lebih tenang bekerja." jawab Halimah sambil bangkit memberes
iandra dengan benar!" sungut Koh Ho Ming sambi
nya ken
lupa bawa tas sekolahnya, dia harus tetap mengerjakan tugas sekolahnya
inggalkan toko tempatnya bekerja setelah be
aan Diandra. Gadis kecil itu dilihatnya tengah duduk menyendiri di belakang rumah, wajah sedihnya bersimbah air m
?" sapanya dari pint
ya tak menyangka ibunya tiba-t
gkok di sebelah anaknya setelah sekilas dilihat
sambil mengusap bekas cubitan ayahnya yang
angan lupa bawa tas sekolahmu." perintah Halimah sebelum
angkit menuju kamar mandi. Soro
pelan tubuh Suaminya yang
orang aja?" Sungut Sardi sebal. "Ja
mput Diandra, mau aku bawa ke to
nakmu itu! Bikin
kannya Diandra kamu ajak
a preman pasar aja kelakuan anakmu itu. Kamu tuh gak becus ngawasin anak.
jadi temperamental, gampang tersinggung jika ia membantah omongannya. Mungkin beban pikiran karena sudah c
a. Aku takut dia bikin kamu marah l
k bisa anteng. Aku juga heran, emangnya siapa yang dia tiru. Kita berdua tuh gak banya
kah!" jawab Halimah sambil siap-siap kembali ke toko tempatnya bekerja ketika dilihat
*