GAIRAH PEREMPUAN NAGA
NGERIKAN D
enyibukkan diri dengan buku gambar dan pensil warna yang berserakan dilantai toko pas di depan meja kasir. Biasany
n banyak pembeli, kalau kamu duduk disitu,
pulkan besok pagi." ujarnya seraya membentangkan
g yang akan membeli barang-barang disitu." Telunjuknya mengarah pada stockist
iandra bergidik saat melirik pintu tertutup yang mengara
sana!" bujuk Koh Ho Ming menunjuk pintu gudang yang tertutup. "Kamu j
nya. Tapi bukannya menuju gudang, ia malah mend
n mata bulatnya mengarah pada sudut sempit dekat meja
u akan membu
h." jawab Diandra ngeyel seraya memindahkan ba
smu dengan tenang karena gak terganggu orang yang lalu lalang." Koh Ho Ming masih berusaha membujuk,
dra mengedik-ngedikkan bahu kurusnya. "Sini kuber
isikkan sesuatu padanya. Ada rasa penasaran setelah Diandra menyebut-nyebut nama Dikin, pegawai laki-la
ik Diandra ditelinga Koh Ho Ming yang langsun
tanyanya t
kamu tahu?"
u mengawasi dari kegelapan, mengawasi segala yang kita lakukan dari persembu
serius mendengarkan Diandra. "
a!" sergah Diandra meyakinkan
dia ta
a yang menyebabkan makhl
oh Ho Ming ki
ikiran buruk me
luk itu di gudangku?" ta
ama-lama dia akan membuatmu r
bocah perempuan yang ada didekatnya ini bukan bocah biasa. Kadangkala, gaya bicaranya seperti oran
i apa r
tajam .... matanya melotot ... hhhiiiiiyy ..
ngga tanpa sadar loloslah pertanyaan itu dari bibirnya. Detik b
"Suruh pak Dikin melakukannya, dia yang mengundan
u Dikin yang selama ini tidak menunjukkan kejanggalan apapun. Sikapn
terlalu ramai, dua karyawannya, Halimah dan Yanti sudah mulai melakukan tugasnya. Akhirnya, karena rasa penasa
serunya sambil menuntun Diandra memasuki gudang. Sengaja pintu gudang dibukanya lebar-l
dia sekarang!" bisik Koh H
nnya Diandra mulai memusatkan perhatiannya. Pandangan matanya meluruh hampir terpejam sikapnya terlihat san
a ... SR
AAAK! G
bil menunjuk satu sudut yang dipenuhi
kaget ".. IIII ..TU ..
udut yang ditunjuk Diandra. Jadi
menyeret tangan Koh Ho Ming mengikutin
ekas bungkus nasi, teh dan gorengan yang mulai menebarkan aroma busuk makanan basi. Bekas m
ntu istri Koh Ho Ming membuka rolling door tiap pagi, serta menerima dan mengangkut barang-bar
bungkus mie instan, sabun serta makanan rin
gini terus, Koh Ho Ming b
kutnya terdengar tawanya menggelegar. Sambil geleng-geleng kepala dielusnya gemas rambut panjang Diandra
penasaran. Tapi ia tak menanyakan apapun saat Koh Ho Ming kemba
kin membersihkan gudang besok pagi pada putrinya itu, sebelum ia be
an Cik Melly istri Koh Ho Ming, Diandra ser
ni pelanggan mereka sering ngobrol atau bercanda. Sesekali Koh Ho Ming memberi nasehat tentang cara berdagang, melayani p
n yang terlontar dari bibir mungilnya yang sering kali membuat Koh Ho Ming kewalahan memberi jawaban. Meskipun
*