Pelit Bin Medit
" ucap suamiku usai mema
aku, seraya memutar tangan memperhatikan g
suka kan?" tanya Mas Pramono, m
nyerahkan suratnya padaku. "Ini
ran itu. Dua puluh lima gram, dengan harga hampir d
u emas meskipun hanya cincin lima gram, apalagi kalau hasil
gajiku yang dibawa Mas Pram, seratus persen didepositokan atas namaku, tapi buku dan kartu ATMnya disimpan M
a makan enak? Ujung-ujungnya jadi t*i. Pakaian bagus paling akhirnya j
pai yang berbentuk perhiasan, semua dia punya. Entah lah, untuk apa se
jadi kita harus hati-hati dalam mengelola keuangan, jangan menghamb
pai yang berbentuk perhiasan, semua dia punya. Entah lah, untuk apa se
a butuh modal untuk usaha, jadi sebagai orang tua kita harus punya persiapan Dek
kai skin care, kadang aku malu Mas, dikatain orang-orang 'wong sugeh kok eman dipangan
mereka memberi kita makan? Mereka hanya iri, kita punya segalanya sedangkan merek
i garasiku, tapi kemana-mana kami cukup naik motor saja. Kata Mas
ia ingin dianggap kaya, dihormati dan disegani karena hartanya. T
engan penampilan gembel kayak dia. Jangankan nraktir orang, un
yam itu pun ayam sayur. Makan ikan segar hanya saat harga ikan sedang murah
a pra sejahtera. Hidup seadanya, makan seadanya, tak usah lah
ah Mas Pram. Ibu mertuaku juga bernasib sama sepertiku, dijatah uang belanja
ram, gaya hidupnya tak jauh beda denganku, kaya tapi sengsara,
dah tugaskan di kabupaten Blora, di sebuah desa pinggir hutan yang letaknya lumayan terpenc
ah yang tak seberapa, bagiku tak apa. Aku menyadari belum bisa menjalani
n tabiat suamiku. Apalagi ketika pertama kali dia, memintaku
kamu itu boros jangan sampai kamu kerja tapi tidak punya apa-a
mpuk duit banyak? Paling kalau mati juga nggak dibawa, mending sekarang dinikmati, mumpung masih hidup, masih b
hari tuaku Mas, aku ini PNS puny
ri uang sendiri. Kalau dinasehati suami membantah. Yakin hidupmu akan baik-baik
ya? Rumah gitu-gitu aja, duitnya habis buat bayar cicilan hutang. B
ai nyamain sama kehidupan sepupunya. Jelas mereka ngos-ngosan membayar kuliah anaknya. Wong dua-
a berusaha hidup layak, menghargai diri. Nggak sa
au nurutin apa kata orang, nggak akan ada habisnya. Kita bene
uangmu aku pakai. Aku hanya ingin kamu terb
a, dia itu penganut paham patrilineal. Baginya laki-laki ada
ada pelakor yang menggoda Mas Pram. Biar dia
dup sendiri? Lah punya
mbung