Cinta Sang Psikiater
erapa anak laki-laki sembari melempar keriki
eru anak perempuan, yang m
la busuk!" hina
a ciptakan sendiri. Sambil bertepuk tangan, mereka tidak ber
n. Terdengar jelas teriakan dan ejekan anak-anak di sekitar tempat tinggal Mira. Namun, tidak ada satu pun yang membantu pria malang itu. Sangat menyedihkan. Merek
anusia itu sama di hadapan Tuhan dan tidak seharusnya saling menghina. Dalam benaknya terpikir, di mana keluarganya? Ke
ah hilang akal itu. Bibi Mary yang saat itu hendak memanggil Mira untuk makan siang, tersenyum dan merasa bangga melihat tingkah kep
ersama sang bibi, janda tua yang sudah berumur, tidak pernah merasa kekurangan perhatian dan kasih sayang. Bahk
kurang enak?" tanya bibi Mary sembari memperhatikan Mira yang tidak berselera deng
h tidak bisa membendung perasaannya. Hatinya sakit
anyaan Mira. Ia harus mencari jawaban yang tepat,
ama sekali tidak punya hati." Mira bersedih. Mengingat laki-
kebetulan lewat sini. Dan untuk perbuatan teman-temanmu t
a pria malang tadi," Lalu, apa yang harus kit
i sana akan dibawa ke dinas sosial. Jadi, mereka yang akan mengurusnya," jelas bibi
kita lapor, Bi!" M
sudah dibawa ke dinas sosial. Sekaran
perlu lagi memikirkan nasib pri
m har
hindar dari polusi? Seperti yang dikatakan bu guru." Mira baru selesai dengan
n dengan di desa. Sekarang bibi mau tanya, kamu cita-citanya mau jadi apa?" Bibi Mar
ang membuatnya bertekad ingin menjadi seseorang yang bisa berguna bagi orang
ia." Bibi Mary menatap bangga pada keponakannya. Kem
pa nantinya aku harus bekerja di dinas so
a itu, ingin menjadi psikiater yang bisa menyembuhkan penyakit kejiwaan. Perny
sudah malam, sekarang kita harus tidur!" ajak bibi
k Mira. Anak itu tidak akan bisa tidur jika t
rajin. Sekarang kita tidur, bibi sudah mengantuk!" Bibi Ma
*
kan h
a ada pakaian dan beberapa mainan kesukaannya. Perabotan rumah pun hampir seluruhnya dit
i bagaimana kalo aku mau nonton?" Mira bertanya sem
a tidak usah membawa semua barang-barang ini, biar mang Anang
tiga puluh lima tahunan itu, sudah lama bekerja pada keluarga Ma
punya banyak uang?"
anya bisa menghela napas panjang. Keponakan tersayangn
il!" seru bibi Mary. Tanpa berkata lagi, Mira pun langsung m
*
rumah bibinya. Ia tidak menyangka , Mary ternyata memil
raya?" gumam Mira dalam hati seraya
ya, apa dan di mana pekerjaan wanita yang telah membesarkannya itu? Yang Mira tahu, bibinya itu memiliki p
salah satu kamar yang ada di rumah tersebut. Nuansa pink dengan corak hello Kitty me
, kamu harus membiasakan diri untuk tidur sendiri," jawab Mary s
mi ruangan, matanya tidak berhenti memandangi dekorasi di setiap ruangan. Rasanya seperti di alam mimpi, Mira masih tidak percaya dengan yang ada di hadapannya sekarang. Pikiran
erusaha mengagetkan lamunan Mira y
at kaya, sampai-sampai rumah ini pun ada kolam renangnya." Rasanya Mira ingi
hmu, Mira," guma