He's Danger
r dan berdampingan dengan tanah. Sebuah basement, atau orang-orang sering menyebutnya de
a terikat di sebuah ranjang, tanpa sehelai benang pun yang melekat di badan. Tubuhnya berbalut peluh. Dad
kepalanya, menatap kedatangan seorang pria dengan ekspresinya yang datar. Sorot mata pria itu ... meny
ukan padaku?" tanyanya susah payah. Sorot matanya terlihat menunj
cengkeram kuat rahang sang gadis. Julia merasakan
Peterson mengencang. Julia bahkan bisa merasakan kuku-kuku jari si
pipi Julia dengan lembut, dengan tatapan yang menyiratkan kebencian yang
ak salah a-
LA
lia. Suaranya begitu kencang, sampai memecah kes
enetes begitu saja dari
apa katamu?" Nada su
UDAH KAKAKMU LAKUKAN TERH
s hingga gadis itu tak bisa berkutik sama sekali. Julia terbatuk-batuk, wajahnya memera
G! KALIAN S
juga ... pasti. Tapi dia tak tahu ...
njauh. Julia yang lemas hati maupun pikirannya tak bisa memberikan
sa terdengar, tetapi tertutupi begitu sa
emaksanya dengan kasar. Meremukkan segala yang ada pada diriny
n, menyesap seluruh permukaan kulitnya dan mening
nya yang masih sempit, denga
menangis, mengiba-iba memohon ampunan. Sebuah tamp
membalikkan tubuh sang gadis, dan memaksa gadis itu bersimpuh dengan bagian belakang terangkat ke arahnya. D
an harga dirinya di ranjang, akibat sebuah penodaan
, Julia menjerit, dirinya remuk sekali lagi, seluruh tubuhnya
ahwa semua yang akan kau dapatkan nanti ...
apa itu?" tan
sa begitu perih dan menyiksa. Meski bukan yang pertama kalinya
ke arahnya. Lalu menatap tajam sang gadis Peterson. "Pelakunya adalah kakak
an di keluargaku! Kehidupan kami hancur! Dan apa yang kau da
HENT
. Dirinya remuk, begitu pula dengan hatinya. Seluruh kesadarannya perlahan-lahan
luar dari kewanitaan sang gadis yang merasakan kebrutal
dirinya. Sama sekali bukan dirinya yang Julia kenal selama ini. Julia
ataan yang menimpanya kini. S