Roh Istri yang Terikat Abadi
/0/30692/coverbig.jpg?v=52ecb041bbe4c0037c17ca0867b3dd0b&imageMogr2/format/webp)
il dua bulan, dengan bom wa
on suamiku, Rizal, untuk meketakutan karena mati lampu, aku t
elum ia mematikan telepon dem
ncur bersama janin kami yan
izal-sang ahli forensik-berdir
sebagai "Jane Doe", dan bahkan mencemooh b
edahnya sedang mengiris
baju yang dulu ia jahitkan untukku d
dunia Riz
a
ulisti
mulutku, menyeretku mundur ke dalam kegelapan. Aroma klorofom yang menusuk hi
menembus kegelapan, mencari celah, harapan. Sebuah gudang kosong, berdebu, de
tanya menyimpan dendam yang membara. Aku mengenali pria itu. Dani
main dengan hidupku." Dia mendekat, seringai mengerikan terpampang di wajahny
tku. Mataku terbelalak melihat sebuah alat kecil dengan angk
mimu, Dian Sulistia. Hadiah dariku." Dia mengeluarkan pon
Layarnya menampilkan nama "Rizal Darman". Dang berpacu kencang. Jari-jariku yang dingin menekan tombol pa
dan terburu-buru, seperti biasa. "A
terdengar. Aku bisa merasakan air mata
"Tidak perlu menelepon hanya untuk memastikan aku baik-baik saja. Aku su
os. Bella lagi
raku sedikit lebih kuat, "ini penti
h, Dian. Kau ini sudah dewasa. Jangan drama, deh. A
canda, ya?" Dia menyeringai, lalu mendekatkan ponsel
ku mulai menetes. "Ada bom di tubuhku.
pa kali kubilang? Jangan membuat cerita aneh-aneh. Bella di sini be
r belakang, manja dan merengek. "Rizal, ap
kan meneleponmu nanti. Aku harus menenangkan Bell
an lelucon! Tolongla
ku tidak tahu apa yang kau inginkan, tapi aku tidak bisa menguru
ip semakin cepat. W
an ini akan menghentikan segalanya. Itu kejutan yan
h. "Kau pikir dengan mengatakan itu aku akan langsung pulang? Aku
a Bella kembali terdengar. "
emakin tidak sabar. "Dian, jangan hubungi aku lagi sampai kau bisa ber
elepon
i." Dia meletakkan ponselnya, lalu melangkah keluar dari
u yang kotor. Aku menatap bom di perutku, angka-angka merah i
ncintaiku, tapi tidak sebanyak dia mencintai Bella. Bella adalah duniany
tanya, menepuk kepala Bella dengan penuh kasih sayang. "Aku sudah berjanji padanya, akan se
u sendiri di sana. Dengan jari gemetar, aku membuka a
ohong. Aku diculik. Ada bom di perutku. Dan ya, aku hamil. Dua bulan. Aku
terkirim. Aku melihat angka di bom
ut akan kematian. Aku mencintainya. Aku mencintai suamiku, meskipun dia men
atunya yang dia pedulikan. Bella yang manja, Bella yang selalu membutuhkan pertolon
ak masuk akal. Dia menganggap aku "kabur dari rumah" dan "mencari perhatian". Dia b
pernikahan. Semua itu terasa seperti kebohongan sekarang. Semua itu terasa seperti eje
rlalu dingin. Dia terlalu keras." Tapi aku tidak percaya. Aku yakin
tu kini hanya menunjukkan beberapa detik. Detik
ku. Ini tidak adil. Sungguh tidak adil. Dia memilih
ayah dan ibuku. Aku membayangkan anakku yang belum sempat m
ya. Aku tidak pernah menjadi prioritasnya. Dan
. Ledakan itu begitu kuat