Roh Istri yang Terikat Abadi
ulisti
rsamaan, gelap. Aku melayang. Tubuhku terasa ringan, tanpa beban. Aku melihat ke bawah. Di bawah sana, a
alah t
n yang kukandung. Tapi yang aneh, aku tidak merasakan kesedihan yang mendalam. Sebuah kelegaan, bah
putar-putar di kegelapan malam. Banyak orang berseragam datang, mengelil
presi. Dia adalah kepala tim ahli forensik yang jenius, tetapi arogan secara em
an ini?" tanya seor
tas tidak diketahui. Tubuhnya hancur. Kit
a sisa-sisa jasadku yang sudah tidak berbentuk. Aku menunggu. Aku menunggu setitik pun penyesalan
sistennya, Vincent. "Tidak banyak yang te
ta harus mencari tahu jenis peledak yang digunakan. Pecahan logamnya ane
adku, jasad istrinya, tapi dia hanya melihat "kasus". Tidak
Rizal," kata Vincent. "Kami menemuk
g sudah cacat bentuknya. Sebuah liontin perak, yang dulu kuberikan padanya sebagai hadiah ulan
ntin itu kembali ke tumpukan. "Istriku juga punya satu, tapi dia
nikahan pertama kami. Bagaimana bisa dia lupa? Bagaimana bisa dia begit
aku. Aku Jane Doe-nya! Tapi suaraku tidak terdeng
Rizal memberi perintah. "Lakukan autopsi secepat
ayangan yang tidak diinginkan. Aku mengikuti mereka ke mobil jenazah, lalu ke kant
i kursi penumpang, Vinc
. "Istri Bapak menelepon beberapa kali tad
pasti sedang mencari perhatian. Aku sudah bila
telah kematian, dia masih menganggapku seperti itu. Istri yan
li," kata Vincent hati-hati. "Saya ras
"Yang dia butuhkan hanya drama. Biarkan saja. Mungkin di
kabur ke rumah orang tuaku. Aku sudah mati, Rizal. Aku sudah
asi pesan. Pesan dariku, pesan terakhirku. Dia m
benar-benar tidak waras. Sampai ma
Tentu saja, tidak ada jaw
gkat?" Vinc
ia pikir dengan cara ini aku akan menyerah pada permintaannya." Rizal menghela
ar ponselnya. Aku melihatnya. Dia memblok
nar berakhir. Bahkan rohku pun tidak bisa lagi
ngikuti Rizal ke ruang autopsi. Bau formaldehida yang menye
samping meja autopsi. Di atas meja itu, terbaring sis
membedahku. Istrinya sendiri. Dan dia tidak me
mbedah tubuhku, tanpa menyadari bahwa wanita tak dikenal yang sedang