Racun Dokter Hancurkan Hidupku
Tumangg
ka itu juga, sesuatu yang hangat mengalir di antara kedua kakiku.
Aku ingin menghilang saja. Ini adalah mimpi terburukku. Aku, Saskia Tu
hkan kekacauan itu. Gerakannya profesional, tanpa ada sedikit pun cemoohan di matanya. Tapi itu
suaraku bergetar, hampir tidak terdengar. Aku mencoba
." Suaranya lembut dan menenangkan, hampir terlalu menenangkan. "Banyak pasien me
da posisiku. Aku ingin menangis, ingin lari, tapi tubuhku t
geluarkan ponselnya. Dia mengarahkannya ke area yang sedang
? Rasa maluku kembali melonjak, lebih kuat dari se
p, saya bisa lebih detail melihat kondisi di dalam," jelasn
kata itu tercekat di tenggorokanku. Aku hanya bisa memalingkan wajahku, berharap
pikir pemeriksaan ini hanya akan seperti pemeriksaan biasa. Cepat dan tidak terlalu memalukan. Tap
ya serius, seolah-olah dia sedang mempelajari sebuah karya se
l, mencekikku. Akhirnya, dia mendonga
ya berubah menjadi lebih ser
kencang. Firasat bu
a bakteri yang parah," lanjutnya. "Dan
idak mengerti. Aku selalu me
nya lagi, "obat-obatan saja tidak
Aku merasa seperti tersambar petir
akukan?" Suaraku pecah, penuh kepanikan.