Gadis 100 juta (fatamorgana)
Lemas terkeluai di sebelah badanku. Nafasku masih terlihat turun-naik belum terarur. Rasanya ak
ke tempat kerjaku. Mbak Dina yang meliha
eningku. Lumayan agak sumeng sich. Cuma itu bukan sakit. Aku kaget dengan tragedi t
an karena semalam kurang istirahat dengan baik." jawab
ampaikan sama pengawas!" suaranya kembali denga
sebentar lagi, shifku ju
di atasku itu hanya menghela nafas men
-laki jomblo itu sudah tidak ada. Ternyata selama ini aku sudah terlalu
tenang-tenangnya lagi. Dan lebih mirisnya, orang inilah yang merenggut mahkotaku. Rasanya aku ingin menda
aku ingin segera sampai di rumah dan melemparkan tubuh lelahku ke pembaringan.
i, selalu merasakan kekelahan. Bahkan selera makanpun menurun dras
bulan aku tidak berbelanja ke supermarket untuk keperluan dapur. Besok jadwalku off, sebaik
tang juga. Kulirik jam di pergelangan tanganku sudah hampir setengah
u duduk. Aku yang sibuk dengan ponselku tak begitu mempedulikan mobil itu. Apala
g itu sudah menarik tanganku dan mendoro
Siapa
an itu, ketika ku sadari siapa yang menarikku lant
masangkan sabuk pengaman. Ku tahan napas sebentar ketika wajahnya bertemu dengan wajahku dan kul
n mencabik dan mencincangnya. Itu hanya kehaluanku yang tingkat dewa. Nyatanya setelah di ha
paham, sebenarnya mau dibawa kemana. Tapi ketika aku sadari akh nemasuki kawasan oerhotelan dengan gedung-gedung yang menjulan
nyeruak masuk ke dalam benakku. Dan ketika laki-laki itu menghentikan mobilnya de
ia mau jadikan
Dengan nggak sabar dia melepaskan sabuk pengam
ke sini?" suaraku
ju pintu masuk lobi. Setelah terlebih dulu memberikan
ku tertinggal jauh di belakang atau lebih tep
dengan tidak sabar lalu menghampiri
Sekali lagi aku mengungkapkan pertany
a datar, dengan masih menarik atau leb
resepsionis, laki-laki ini sudah disambut
tidak lupa matanya yang jelalatan itu mampir ke paha
ngan wajah dingin dan mengetatkan tubuhku merapat ke badannya, ketika
kalau itu apartemen dia. Ternyata selama
amu. Sedang, laki-laki yang bernama Keyko Khayang Gumelar itu, masih di dalam ka
t ke arah dekat kaca jendela. Kunikmati nyamannya apartemen orang kaya
pakaian minim begini!" sua
sudah berdiri tegap laki-laki itu, dengan penampilan y
dupku, itu kini berdiri tepat di hadapanku di dalam gedung apartemennya. Bahk
ki yang sakit mental seperti dia? Oh, tentu tidak! Tidak semudah itu. Sa
uar biasa. Jadi serem sendiri dekat dengannya. Bentar-bentar main
aja!" Kembali suar
sikapku. Diraihnya tubuh kecilku dengan kasar. Tapi aku langsung mengelak. Lari ke arah pintu. Berniat
Bukannya dilepasin pria itu malah menggendongku, m
fsumu!" teriakku sambil mero
gkih ke ranjangnya yang empuk. Mau seempuk apapun
ng, semakin kebelakang k
an itu lagi!" u
**
SAM