Gadis 100 juta (fatamorgana)
gian bawah selangkanganku. Dengan ringisan menahan rasa sakit aku mencoba turu
ota yang selama 26 tahun ini kujaga dengan penuh perjuangan. Ak
r biasa, selain tampan, wajah itu menunjukkan aura yang membuat jantung setiap perempuan berdebar keras saat melihatnya. Bahkan akan membu
seketika itu hatiku tertusuk. Seolah ada ribuan jarum merejam di sa
dalam pernikahan yang sakral. Bukan malah, laki-laki hidung belang yang sedang tidur di sampingku. Suara isakku terdengar
ahun yang lalu. Namun ke sininya aku melanggar perjanjian itu. Uang seratus juta yang kupinjam belum bisa aku kembalikan pada si empunya uang,
pan kami nyaris tak bisa bangun. Bahkan bisa dibilang berubah 360 derajat. Setiap hari aku banting tulang untuk menghidu
irahkan angan-anganku, kupunguti semua pakaianku yang bercecer di lantai. Lantas aku masuk ke kamar mandi untuk sekedar mem
gi? Semua harus aku lakukan demi menebus Ariana, yang sudah hampir 2 hari di culik juragan kaya itu. Meskipun aku tahu di sana
lembar kertas berupa cek, tertulis seratus juta. Begitu mudahnya aku mendapatkan uang ini dari pria hidung belang yang tak kukenal. Kugadaikan mahkota ku denga
re aku ke tempat juragan kaya itu untuk menyerahkan uang dan membawa kembali Ariana. Kalau bisa harus ketemu dengan bosnya sendiri. Selama setahun pinjam uang sama orang yang di sebut juragan itu, aku s
yang semalam sudah jadi tempat dan saksi sakitnya
uak masuk ke relung hatiku paling dalam. Kuseka air mataku yang sedari bangun tidur tadi selal
**
isnya terlihat lebih jantan dengan dada telanjang. Dengan masih mata terpej
etika disadarinya, sosok ya
Tanpa pamit pula!" Gerutunya dengan geram.
ya berkali-kali di atas puncak kenikmatan. Wanita pertama kali yang
...!" ucapnya sekali lagi dengan geram. Tiba-tiba matanya terbentur
ar-benar masih virgin!" Dia
asan yang luar biasa. Tapi tiba-tiba terlintas di benaknya sebuah penyesalan, mengingat ternyata gadis itu
. Seratus juta itu bukan uang main-main. Belum tentu ada pria hidung belang yang mau mengelu
!" Umpatnya dengan kesal. Dia mencaci maki dengan amarah
bil ponsel genggamnya yang ada di atas nakas.
tidak mau mendengar kata gagal! Hari ini juga!"
gub keras, seolah aliran darahnya mulai ters
amar mandi untuk membersihkan diri. Masih terbayang wajah cantik gadis itu, ketika
atuh hati pada wanita yang sem
a i
angkat lunak, yang sukses di umur yang sudah dibilang matang. Di saat umurnya menginjak
ekalipun meskipun dia tahu umurnya sudah tidak muda lagi. Hanya saja dia harus
bebas. Berumah tangga hanya akan membuat terikat dengan segala peraturan yang akan membuat dua or
raian, maka dari itu dia tidak mau terlalu gegabah dala
**
SAM