Gadis 100 juta (fatamorgana)
na, tapi suasananya cukup asri. Disapukan matanya ke sekeliling rumah
sudah paham apa maksud bosnya. Segera di
uk, pintu itu
lunas, kan?!" teriakku histeri di depan pintu, berusaha menutup rapat-rapat
kamu!" ucap saha seorang, a
halaman rumah. Ada sosok tinggi tegap dengan rambut cepak pendek dan postur tub
kan?" ucapan yang bernada pertanyaan itu mal
ut aja napa!
memberontak dan meronta ketika ke dua laki-l
ng laki-laki yang disebut juragan itu. Sa
e
g mancung, binar matanya, itu lho! Ya ampun! Kayak
ehaluanku ini selesai. Aku kemudian meng
isa dibilang muda lagi. Pria yang seharusnya sudah matang u
natap mata ku. Spontan ku tundukkan wajahku. Rasanya nggak
spresi mukanya yang dari amarah menggebu-nggeb
uasana. "Untuk apa, bukankah urusan kita sudah selesa
tanpa berniat menjawab pertanyaanku. Lama-l
ntuk masuk ke rumah. Ngapain coba aku di luar rumah malam-malam gelap begitu. Hanya saja sinar bulannya indah ba
an lagi berantem. Diam-diama
nnya dengan cepat mencekal tanganku. Kage
" kataku sambil meringis dan
in, persis mayat hidup. Karena nggak ada yang mau dia
dia. Lantas dengan kesal aku melanjutkan langkahku masuk ke rumah. Tapi l
aku berteriak ker
i?!" ucapku di da
tampannya berubah menakutkan dengan seringai di sudut
hanya diam membisu ketika berhadapan denganku. Sekar
coba beringsut mundur. Tapi apa dayaku. Cengkramannya pada rahangku begitu k
kesakitan a
alku?!" Suara itu terdengar geram
ku menciut seketika. Aku mencoba mengamati wajahnya dengan ser
an aku menggel
h .
annya pada rahangku. Aku sempat terhuyung sesaat. Kemudian
ku kembali dan berusaha meraih lenganku. Aku berusaha m
ajahnya, karena aku membe
ngat, kerta
utih yang sudah kucel karena diremas-remas.
ringsut mundur seolah tak percaya. Kubungkam mulutku dengan ke
nyaan sambil mendekati aku. Tubuhku bergetar dan berings
king aku gemetarannya. Mau lari itu hal yang tidak mungkin. Pasti dengan cep
k
-laki ini. Dia sebenarnya laki-laki yang bisa memperlakukan perempuan. Kenyataannya, meskipun dalam kea
ang kekasih yang sedang di mabok cinta. Dan ternyata, aku harus terima kenyataan. Bahwa orang yang suda
namanya? Takdirkah? B
adi sudah gemetar. Jantungku berdetak kencang ketika tubuh kecilku sudah
danmu dengan uang 100 juta dan kamu bisa membebas
mik mukanya yang menyeramkan itu. Apa la
ng luar biasa aku m
araku bergetar. Sedari tadi dari sudut mataku sudah meleleh bulira
a seolah-olah menyatu dengan napasku. Kupejamkan mata sesaat dan menahan napas sebentar karena degub jantungku sudah tidak terk
**
SAM