Kecurangan Maduku
nu spesial baginya dan keluarga. Biasanya Andin memasak opor ayam hanya satu tahun sekali, ya hanya di hari raya saja. Kondisi keuangan keluarga yang minim, me
ahun, wajar jika ia terlihat seperti seorang gadis. Kulitnya yang putih, hidung mancung serta rambut hitam legam yang panjang di
menikahinya dengan penuh cinta. Rendy disambut hangat Andin dan keluarganya. Orangtua Andin yang kala itu
nya tak akan kekurangan. Begitupun Andin, ia percaya jika suaminya akan mencukupi da
h sanggup menutup setiap kebutuhan. Orangtua Andin pun sungguh bahagia
u ia repotkan. Terasa amburadul menejemen keuangan Rendy,
n gaji seorang pegawai negeri kecamatan, dan bagikan empat. Uang bulanan yang menurut Andin sangat kecil angkanya. Andin tetap t
a yang memang sudah masuk usia TK. Namun Andin tak memiliki cukup uang mendaftarkannya. Re
tuhan mampu ia cukupi. Sekarang, status Rendy sudah pegawai negeri, tapi kenapa malah terasa sulit. "Mungkin
uami dan kedua anaknya. Andin mendesah kasar dengan tangan m
gia Radit dan Dini. Ah terny
akan. Bunda sudah masak opor spesial." P
nannya. Andin bahagia sekaligus haru melihatnya. Jarang sekali Andin melihat kedua anaknya lahap menyantap ma
rumah tangga ataupun pengasuh bayi. Ia tak keberatan, asal kebutuhan Radit dan Dini tercukupi. Andin tak enak hati jika harus selalu menyusahkan Ibuny
pung. Disebuah perkampungan, namun segala k
an meminta ijin dulu pada Rendy, setelahnya ia akan ijin pada Ibunya. Rad
k keluarga. Soalnya kami akan menginap di pantai dek, gimana men
gak boleh ngajak keluarga lho mas, bukannya semua temanmu juga udah berkeluarga?" Andin balas bert
k, Tono panitianya. Mas juga kurang paham, tapi kayaknya laki semua kok
u percaya sama mas." Andin mengulas senyu
annya untuk ikut Wati ke kota. Andin juga memberi tahu Rendy besaran gaji ya
taskan hasrat berdua, men
men
at, meski kadang cuek jika dengan istrinya. Andin hanya tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Tak terasa sebulir air bening menetes di sudut matanya. Berat untuk me
an Andin. Rendy berdiri, menghampiri istrinya yang duduk di depannya. Mencium kening Andin cuk
embuat Rendy dan Andin menyudahi kemesraannya. Ke
. Tersenyum saat melihat kedatangan Rendy dan Andin. Tono, teman dekat Rendy. Tono menyapa Andin yang berdi
bawa oleh Rendy. Keluar lagi memberikannya pad
ikan tujuannya yang akan merantau ke kota. Andin sudah menyiapkan segala keperluan yang akan diba
neneknya tadi, enggan jauh dari Andin. Dini menangis, tak ingin ditinggal Andin merantau. Cukup sulit menjelaskan pad
au akan mengerti pe