Kecurangan Maduku
agar tak terlalu dingin. Lelah dengan kegiatan siang tadi, ia menemani Rahmi keliling mall sekalian mampir ke butiknya
goh kedalam mencari ponselnya
Anak-anak sudah
afon kamar, namun tatapannya menerawang jauh. Senyum manis anaknya, tangis pedih si bungsu
ndin, tanda sebuah pe
ja menidurkan anak-an
ah tega meninggalkan suami dan anaknya. Betapa sulitnya Rendy mengurus dua anak sekaligus. Radit dan Dini pasti juga merasakan sepi
yerang. Andin ter
ak-anaknya. Rendy mengenalkan Ayu pada Minah, meminta restunya se
g lain. Rendy berdalih, jika ia sendiri yang akan memberitahunya nanti saat ia dan A
Minah yang merupakan Ibunda Andin. Tak lupa Ayu berkunjung membawa be
it mengantar Ayu, menitipk
hongan Rendy y
raksasa, ia melihat Rendy berlari penuh pelu
at, tapi kenapa r
r permintaan tolong suaminya. Andin semakin panik.
mu, ikutlah denganku. A
dimensi, membawa bambu runcing yang ia temukan di dekatnya. Berlari Menusukkan pada ular besar itu. Belum juga sampai, Andin terhemp
sekujur badannya basah oleh keringat. Meraih botol minum yang sela
Semoga tak terjadi apa-apa
ang. Menghela napas panjang sebelum ia bangkit dari kasur dan ber
i, pantas saja mimpiku
gera ia melakukan pekerjaannya. Rencana hari
ke Andin. Dirasa Andin terlalu polos dan natural. Perlu sedikit sentuhan make up agar kecantikannya lebih keluar. Ra
hmi untuk membantu di salonnya. Dengan bantuan pekerja yang lain, Andin cepat menguasai ilmunya. Andin menikmati pekerja
terlihat lebih cantik dan memesona. Menc
akan melakukan panggilan video ke Rendy. Ingin tahu reaksi Ren
sampai layar menampilk
h berbalut jas hitam, lengkap deng
n memberondongnya dengan pertanyaan, rasa penasaran memudarkan seny
bahagia, tak henti
Widi, yang rumahnya samping pak sekdes itu
enai gelas dimeja hingga jatuh. Dunianya berhenti seketika. Jarum jam berputar
an gelas. Darah mengucur dilantai. Tak
orang yang begitu ia percaya, itu menyakitkan. Sulit rasanya menjela
Banyak pertanyaan yang ingin ia teriakkan, lirih. Ba
dar bernapas. Pedihnya kenyataan saat tahu suami yan
angis menjadi satu-satunya cara menyampaikan rasa ketika mulut terbu
ponselnya yang tiba-tiba te
entinya mengulas senyum. Hatinya lega ketika ia sah menjadi istri ked
p sempurna, seseorang lebih dulu mendorongny
piri Rendy yang masih be
.plakk...
ang Rendy pakai. Tak menyia-nyiakan kesempatan sedet
kamu bahagia di atas penderitaan adikku. Lelaki t
ngan Rania, tak kehabisan a
iliki. Menumpahkan kemarahannya. Sampai
a disakiti. "Mbak tolong jangan begini, Ayu
g mau aku hargai hahhh, kamu yakin masih punya harga diri yang bisa
Rania. Selama menjadi adik iparnya,
an wajah Ayu yang sud
lan, jangan harap hi
ubuh Ayu sampai tersungkur, membe
ti iparnya itu. Tak salah kecurigaan Angga selama ini. Rania sudah bertekad akan men
du pada istri sebaik Andin, istri
ya dan Andin, justru membela dan berpihak pad