Kencan Buta Salah Alamat
/0/29864/coverbig.jpg?v=bcfdeaad1f563330db6ea2a5726bc836&imageMogr2/format/webp)
n karena AC, tapi karena lapis
anas, perih, dan bodoh yang memenuhi kepalanya. Air mata? Sudah kering. Tisu bekas ingus dan air mata suda
h ta
saikan kuliah, punya gelar ganda, bahkan sempat ganti genre musik favorit tig
a, selalu tertawa saat dia membuat lelucon garing, selalu membawakan matcha latte saat dia sedang stres mengerjakan deadl
itu tidak p
atang adalah "Raka
a, tanpa sedikit pun keraguan atau rasa bersalah di matanya. Hanya ada kebahagi
yum saat itu. Ia ingat bagaimana tenggorokannya tercekat,
r kopi ke wajah Raka, ingin mengguncangnya sambil bilang, Aku di sini, tujuh tahun di sisi
sih stuck di dalam kamar, mengutuk takdir dan dirinya
ng? Kenapa harus
karena aku
25 tahun, dengan rambut sebahu yang berantakan, mata sedikit bengkak, dan kaus kebesaran
ng di atas wastafel. Nama "Bulan" m
Bulan yang berani mengganggu
a Cinta, suaranya
h makan, belum? Aku tahu kamu pasti cuma rebahan sambil dengerin lagu galau Kore
atah hati. Kenyang. Ada
agi. Cukup. Kamu tahu nggak, aku ada masalah besar!" Bulan terdengar
elum selesai? Jangan bilang kamu
ngat, kan, yang aku ceritain sama client baru
u bilang lumayan oke
bih lanjut. Aku udah bilang iya, tempatnya udah booked, tapi..." Suara Bulan mengecil, "Aku bar
enting dari kencan buta. "Ya ampun, Bulan! Cepat k
aku nggak profesional dan kabur ke agensi lain! Reputasi perusahaan kita dipertaru
i curiga ke mana ar
libur. Please, tolong
epalanya menjauh dari po
an dia ngomongin proyek, dan bilang kamu harus pulang duluan karena ada urusan mendesak.
lan, kamu waras? Gantiin kencan but
irip gitu kalau dilihat dari kejauhan. Kamu cuma perlu pakai kacamata bingkai teb
u keluar dan berpura-pura menjadi orang lain selama satu jam
apa-apa soal Dio
sti suka cowok yang mau didengarkan! Cin, ini buat healing kamu juga! Kamu harus k
ancap. Jangan biarin Raka li
alau Dio ternyata psikopa
Italia yang super mewah di lantai atas gedung Astra. Namanya Il
ekali lagi. Blind date. Dengan calon client Bulan. Demi m
r dari sangkar ini," bisik
benar-benar terasa seperti di langit karena terletak di lantai 38. Jantungnya berd
ana tapi elegan yang selama ini tersimpan di lemari. Make up-nya tipis, hanya untuk menutupi j
menyebutkan nama yang ia cari. "Saya
ke pojok ruangan yang agak privat, dekat jendela b
io sudah men
kamu Bulan. Kamu profesional. Kamu canti
rlahan. Di meja itu, su
, bahunya lebar, dan ia mengenakan setelan jas abu-abu gelap yang terlihat sangat mahal. Rambutnya ditata