Pembantu dan pewaris muda
bu, mulai menyemburkan gerimis halus. Amelia berlari dengan sepatu basah, se
a Ayah selalu kabur saat ka
hatnya di terminal, Amelia. Dia sed
seperti ayahnya. Ia samar-samar mengingatnya: bau solar dan rokoknya, suaranya yang serak, kehadirannya yang sesekali
derit saat menutu
inding kayu, dan langit-langit meneteskan air liur yang terus-menerus mengalir seperti luka yang menganga. Setetes. Setetes lagi. Dan lagi.
dari sudut tempat sebuah kasur tua berfungsi sbel
Pipinya memerah karena demam, tubuhnya lemas, matanya melotot dan ketakutan.
sayangku," kata Amelia,
p ibunya. Ibunya ketika ia masih tertawa. Ketika ditinggalkan belum merenggut mas
?" Isabelita
pi sudah berjamur..." Amelia memejamkan mata sejenak. I
g nyaris tak berfungsi. Ia memeriksa lemari. Tak ada apa-apa. Hanya
mpetnya. Ia mengh
uluh t
engikis cetakan itu dengan pisau dan memotongnya menjadi dua. Ia menaburkan sedikit garam di atasny
kannya kep
a apa-apa. Amelia memperhatikan Isabelita makan, tenggorokannya tercekat. Demamnya tidak tinggi, tapi cukup mengkha
an itu menghantamnya ba
menelan
an menjagamu. Seperti biasa." Ia membelai rambutnya ya
gan. Amelia memperhatikan Isabelita makan dengan perasaan campur aduk antara kelembutan dan
etar di saku.
au tahu?" jawabn
ri neraka. Dia mencari seseorang bernama Gordo Nino dan menghilang. Dia tak pernah kembali untuk men
bisa. Dia
a lebih besar daripada jiwanya. Itu
esak. Dia membasahi kain dan menempelkannya ke dahinya. Demamnya tak kun
embali bekerja
unya yang bersih di lantai marmer yang dipelnya. Suaranya penuh penghinaan.
apakah dia hanya melihat pelayan yang be
ah keran yang menetes. Hujan terus turun, setetes demi se
tak mau
g ayah yang pergi bagai bayang-bayang, dan dunia yang setiap hari m
embali ke rumah
diri ditelan seperti rot
dup juga merupakan
e teras. Tanah lembap, sandalnya menempel di lumpur. Ia menge
uri
? Kamu
gin tahu apakah k
ng yang menegang
dak ada di sana. Ke
g ayahku
ni sesuatu yang lebih. Sesuatu yang tidak ingin dia katakan padaku. Tapi jika dia terliba
a mer
ati. Dan jika kamu melihat orang yang
lan be
terasa lebih dingin. Angin bertiup dari utara, membawa sampah
tap langit
ya siapa-s
Isab
tang
yang bel
. Pel di tangan, senyum yang tak terlihat. Ia akan menatap lagi pri
an terus
a tak bo
nya bergant
ski sedikit, tak