Rahasia yang Menghancurkan Cinta
tinggi. Semua tampak sempurna, tapi di balik kesempurnaan itu, ia merasakan kehampaan yang menyesakkan dada. Ia berpikir tentang bagaimana
unia yang sama luasnya dengan taman ini. Semua orang mengenalnya, tetapi tidak ada yang bena
umen tebal. Raden, putranya, duduk di seberangnya, mata tajamnya menatap layar tablet yang berada di tangannya. Alara masuk perlahan, mencob
den, suaranya terdengar formal
, menahan napas saat langkahnya terdengar di
belajar menahan diri, menyembunyikan rasa benci sekaligus kebingungan yang muncul setiap kali Raden me
apa kursi jauhnya. Celine tersenyum, tetapi senyum itu terasa berbeda hari itu, seolah ada sesuatu y
rgerak dengan hati-hati, seolah mereka menunggu ledakan kecil yang bisa terjadi kapan saja. Alara m
y yang baru ia mulai. Kata-kata yang keluar dari pikirannya terasa lebih berat daripada biasanya. Ia menuliskan tentang ketakutan
ndiri, suaranya hampir tersedak. "Aku ing
ngan dengan harapan orang tuanya. Mereka telah mengorbankan begitu banyak demi hidup yang lebih stabil, demi
ng sama sekali tidak dipahami Alara. Ia berdiri di sudut ruangan, mencoba tetap tenang sambil mendengar pembicaraan yang terdengar seperti bahasa asing. Namun, di balik
a tidak nyaman, campuran antara penilaian dan penasaran yang sulit ia baca. Ia
mor, tertawa dan bersenda gurau seolah tidak ada masalah di dunia ini. Tapi Alara tidak bisa menahan rasa asing
cara sendirian. "Alara, kau harus bersabar. Ini hanya sementara. Se
.. aku merasa... aku kehilangan diriku sendiri, Ce. Aku mera
i kau kuat, Al. Kau harus menemukan cara untu
dari kesadaran akan batasan, dari kemampuan untuk tetap berdiri meski dunia mencoba menjatuhkanmu. Ia mulai mengamati orang-orang di se
ambisi, dan perasaan yang mungkin tersembunyi di balik sikap dinginnya. Alara merasa penasaran sekaligus wasp
anggung jawab, tentang bagaimana setiap tindakan kecilnya bisa memengaruhi reputasi dan posisi keluarga. Alara mer
tentang masa depan, tentang impian yang pernah dimiliki, dan tentang bagaimana semua itu kini harus ditata ulang. Ha
, untuk mempertahankan siapa dirinya, dan untuk menghadapi dunia yang tidak selalu ramah. Setiap langkah kecil, setia
an hanya suara angin yang terdengar di luar je
an hilang. Aku akan menemukan jalanku sendir
nya, tapi rasa cemas di dadanya tidak bisa diusir oleh udara segar. Ia menatap cermin, melihat bayangan wajahnya sendiri yang tampak let
a Raden duduk di kursi besar, tangannya memutar-mutar pulpen emas. Alara, yang kali ini dipanggil untuk mendampingi Raden, merfolder tebal. Raden menatap sekilas sebelum menyerahkannya ke Alara. "Bantu periks
an menjadi senjata bagi mereka yang ingin menjatuhkannya. Namun, ada sesuatu yang menarik di balik perhatian Raden-tidak semua tatapannya h
ke proyek pembangunan, setiap langkahnya penuh ketegangan. Ia belajar membaca bahasa tubuh Raden, mencoba m
da di ruang makan pribadi, jauh dari keramaian pegawai
" katanya, suara lembut namun tetap ad
?" Suaranya terdengar ragu, tapi ia
san di matamu. Ak
n, dan sedikit bangga karena diperhatikan. Namun ia segera menahan di
ng mulai berguguran daun. Ia merenungkan bagaimana kehidupannya berubah drastis dalam beberapa minggu terakhir. S
kan setiap informasi, memperhatikan detail, dan menilai siapa yang bisa dipercayai. Bahkan sahabatnya sendiri, Cel
marnya, menatap langit-langit ya
tatus. Kadang, kekuatan datang dari kemampuan untuk membaca orang l
memecah kesunyian. Ia membuka pintu dan mel
Ia masuk ke dalam kamar tanpa menunggu izin. "Ini tentang Raden. Ada hal-
ahabatnya. "Apa
nya sisi yang jarang orang lihat. Ada strategi dan perhitungan di balik sikapnya.
ani ternyata jauh lebih kompleks daripada yang ia bayangkan. Raden bukan sekadar calon suam
pan, setiap senyum, setiap tatapan menjadi catatan di pikirannya. Ia belajar membaca niat tersembunyi,
esuatu yang membuat Alara penasaran. Ia mendekat perlahan, mencoba mengamati tanpa terlihat mencolok. Raden mengangkat kepala
atau di waktu yang tepat," kata Raden, su
enyum kecil. "Aku hanya... ingin
belajar cepat. Itu bagus. Tapi jangan lupa, dalam dunia ini, informasi a
idak hanya soal menyesuaikan diri, tapi juga soal strategi, analisis, dan kewaspadaan y
ting, mengamati setiap interaksi, dan menilai potensi risiko dari setiap orang di sekitarnya. Ia
untuk hidup. Ia belajar untuk menyeimbangkan antara strategi dan emosi, antara kewaspadaan dan ketulu
aroma bunga dari taman, seolah memberi ketenangan sementara sebelum tantangan baru datang. Ia tersenyum tipis, meny
aja. Aku akan memahami setiap sisi dunia ini, dan aku akan memastikan bahwa siap
a tidak lagi sekadar pion atau bayangan. Ia mulai menjadi pemain dalam p