icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Sangkarku, Bukan Keselamatan

Bab 4 

Jumlah Kata:890    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

ana

lari. Aku tetap diam membeku, sebuah patung dalam kegelapan y

lebih dekat. Aku merasakan tangannya terulur, hendak merai

nti nyamuk masuk!" Suara Rani

di udara satu inci dari bahuku

Dia pasti memutuskan bahwa kegelisahannya hanyalah paranoia.

. Dia mengalihkan perhatiannya kembali padaku, bayangan tanpa waj

ing, tetapi kata-kata itu mendarat padaku seperti peng

melihatnya berhenti sejenak untuk merapikan sebuah batu pijakan kecil yang miring di jalur teras. Itu adalah gest

k berarti itu, kepingan terakhir t

h kami menikah. Aku begitu penuh harapan, begitu bersemangat untuk masa de

a kubaca di matanya. "Belum, Kirana," katanya lembut

ga. Waktunya tidak aka

jalan, dengan sengaja dan diam-diam, kembali ke dalam naungan hutan. M

digantikan oleh ketenangan yang dingin dan teguh. Kesedihan itu masih ada, luka m

ng percaya dan penuh kasih

an hidup di dunia panti asuhan ya

Jakarta, Arya, yang juga pengacaraku. Aku meneleponnya d

bawaku ke ruang rapatnya, tanpa bertanya. Aku meletakkan po

osi. "Aku mau menghilang. Aku mau melepaskan semuanya.

an. Ketika aku selesai, aku mendorong ponsel itu ke arahnya. "Dan aku mau k

Bima sudah ada di sana, m

mu? Aku khawatir sekali,"

emuakkan. Aku memainkan peranku, membiarkannya meributkanku, sementara pikiranku b

n hak dan asetku sebagai seorang Adiwijaya secara lengkap dan tidak dapat ditarik kembal

ayasan keluarga Adiwijaya akan di

kami. Aku ingat bagaimana dia mencoba memesan teras atap eksklusif, tetapi orang tuaku men

icatat, keluarga akan makan m

sa dan remeh itu s

m. "Mereka merencanakan 'pengungkapan yang tak terhindarkan.' Mereka akan menyarankanmu menemui terapis, memberimu obat untuk kecemasan... untuk 'membantum

akan meninggalkanku. Mereka akan menghancurkanku, membungkamku, da

. Tanganku sangat stabil saat aku menandatangani namaku, 'Kirana Adiwijaya

engan ketegangan yang tak terucapkan. Mereka mengamatiku, mengu

tanya, suaranya meneteskan simpati palsu

i yang samar dan sama di mata mereka. Ini adalah langkah pertama dari rencana mereka. Anggur itu telah

yang lambat yang tidak mencap

ereka, dan menenggak seluruh isinya dal

h berakhir. Permainan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka