Rencana Perceraian 100 Poin
ktur Fajar," di Bali. Bintang, yang selalu setia, tidak bertanya apa-apa dan segera mulai mem
emen bisnis. Dia menghabiskan berjam-jam online, mempelajari karya arsitek-arsitek ternama, pikirannya sekali lagi berdenyut dengan
pesan dari ibu Baskara yang menuntut untuk tahu mengapa dia tidak berada di si
ketiga mereka, Baskara pulang. Dia menemukannya di r
erkejut. "Ap
k mengangkat kepala dari meja gambarnya. "Bin
ng. Dia terbiasa hidup Karina berputar di sekelilingnya. "Kurasa kamu tidak
a. Tatapannya dingin, jau
nnya akan mendapatkan perban dan perhatian cemasnya selama seminggu. Ketida
a-kata itu terasa hampa bahkan bagin
han, dan dia masih melihat hasr
rendah. "Jika aku bilang aku ingin c
teleponnya berdering. Dia
erjalan ke ruang kerj
yang tidak pernah dia gunakan padanya. Dia tidak perlu mendengar kata-katan
rja. "Aku akan mengajakmu keluar untuk
tu hal terakhir ya
ewah di pusat kota. Dia berhenti di tepi
. Dia memegang buket besar bunga gardenia putih dan sebuah kotak kado yang terbungkus indah. Untu
cercah harapan lama yang bod
di sisinya, mengaitkan le
penuh kemenangan. "Baskara bilang kamu bergabung dengan kami untuk m
n itu mati, ber
erhatikan ekspresi beku Karin
erahkan bunga dan kado itu.
Makan malam, bunga, kado. Dia hanyalah roda ke
" Dia membuka kado itu untuk mengungkapkan kalung berlian yang sangat dinanti-nantikannya. "Dan
a, matanya tertuju pada Ariana, ekspre
tercekik. Dia mengulurkan tangan dan mengambil buke
" katanya, suaranya bisikan yrima kasih, Karina. Kamu
ia telah memanfaatkannya. Dia telah menggunakan ulang tahun pernikahan mereka sebagai kedok untu