Benang yang Tak akan Pernah Putus
meringis melihat siapa yang datang. Apalagi datang dengan sat
lo!" kata si lelaki
!" saut perempuan yang rambutnya lu
maafin kalo lo sampek bundir!" saut perempu
a mau bunuh diri? Memangnya Yoyo sudah gila apa?
i? Bisa aja bundir di dapur pake piso!" kata Yoyo
r di dapur deh!" saut perempuan
!" sewot lelaki di antara dua perempuan i
it gue bundir!" k
lo coba memaafkan, siapa tau justru itu yang terbaik
gampang!" saut lelaki yang memak
Mantara!" kekeh Yoyo menepuk bahu lelaki berho
angan main-main!" saut Man
t perempuan berkuncir kuda, yang ternyata adalah Sasinta. Sementara perempuan di sebel
Man!" saut Yoyo membuat Manta
annya masa? Beli kek makanan!" celetuk Mantara
tnya iuran aja!" kata
-suruh!" sewot Mantara agak t
rapa neh?" tanya
as ribu dari saku celananya, "Nih! Adanya tiga belas rebu doang!" kata Yoyo
Hasa mengacungkan dua puluh ribu,
na?" tagih Manta
kan selembar dua puluh ribuan, dan selembar sepuluh ri
lah! Masa se
rani sendiri?!" sewot Sasinta mem
in! Kesian dia!" s
h! Ay
saut Manta
akanan. Entah apa yang akan mereka beli, yang
yo, dan Hasa yang kini b
Yoyo menghela napas, jadi menatap sahabatnya sejak SD ini, "Tapi apa yang di bilang Mantara juga nggak salah, emang susah. Tapi kal
pa sih, Sa? Apa itu terlalu jahat?" tanya
u kalau lo memutuskan memaafkan keadaan, artinya lo menerima t
juga susah, gue susah buat maafin Mama gue sendiri. Karena apa? Karena gue memang nggak bisa menerima kenyataan, nggak bisa menerima keadaan yang di takdirkan sama Tuhan. Kita sama, Sa. Hanya jenisnya yang berbeda, lo menolak memaafkan We
aling kuat di hadapan semua orang, padahal nyatanya gue nggak jauh lebih kuat dari pada bayangan gue sendiri, yang bakal hilang kal
a. Padahal nyatanya gue juga sama terlukanya, saat gue bilang benci sama Mama padahal keny
kini wajahnya tak lagi
ba memutus benang itu, semakin juga benang itu mengikat lo, dan hal itu akan menyakiti diri lo sendiri
an dengan Mama. Karena gue menganggap diri gue piatu, yang artinya gue nggak punya Ibu sampai ka
duk..
oftop berulang kali hanya menatapnya, mem
tau kapan gue bisa benar-benar ikhlas!" celetuk Hasa membuat Yoyo berhenti menendangi pagar rooftop, "Lagian semua anak selalu punya benang nggak terlihat, yang terhubung
lelaki itu menghela napa
ois aja, gue bakal melupakan Mama, dan berusaha menganggap bahwa dia nggak pernah ada di hidup gue," kata Yoyo menatap langit yang mendung malam ini, "Gue cuman punya Ayah, nggak pu
ati Yoyo bagaimana lagi. Sebab Ia sendiri juga m
kalo gue mendadak kebelet modol!" kata Yoyo yang kini mel
a membuat Yoyo yang tengah melangkah jadi berhenti, dan
ya, menuju pintu untuk turun meninggal
*
0
ama tama
ju taman kota. Memilih melewati jalan utama yang ramai malam in
taman, sembari mengamati sekitar. Rasanya menyenangkan menjadi pengamat, sebab Kamu hanya per
as merah milik perempuan paruhbaya tersebut jatuh, saat Yoyo hendak mengambilnya Ia tak sengaja menatap
rempuan itu sama terk
B