icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Benang yang Tak akan Pernah Putus

Benang yang Tak akan Pernah Putus

Penulis: Haniandira
icon

Bab 1 1. Berusaha Menolak Takdir

Jumlah Kata:1411    |    Dirilis Pada: 06/12/2021

?" tanya seseorang da

"Udah! Tadi aku beli m

sana, "Kenapa makan mie lagi? Tadi

pasti akan mengomel karena Ia

iksa gratis ke Bapak!" sahut Yoyo terkekeh membu

t tapi pengen sembuh loh. Kamu malah nggampangin sakit," ka

ara aku bawa lari-larian ngejar Mantara!"

pak kirimin lagi! Harus

p, P

seorang Ibu? Bapaknya saja sudah bisa jadi dua orang sekaligus dalam hidupnya, Bapak bisa jadi Ayah untuknya, dan terkadang bisa

. Ya beberapa orang bilang kalau seorang anak akan jadi anak yang lebih baik jika di urus seorang Ibu, tapi itu semua hanya kebohongan menurut Yo

o harus ngerawat anaknya, dan itu adalah Ibu gue sendiri!" mo

engan baik. Lain jika manusia yang omongannya berputar-putar, di mana artinya manusia itu tengah menyimpan sebuah rahasia, dan orang

*

h dan teman sepermainan sejak kecil, bahkan rumah mereka juga cukup dekat

umahan elite, tentu saja biaya pajaknya s

ang kini menepuk bahu Yoyo, membua

ra menyimpulkan sendiri, seolah sudah hapal

dang tak berminat bercerita te

? Cerita aja siapa tau gue bisa bantu," todong Mantara agar Yoyo

a menceritakan masalah pribadinya pada orang lain, mes

tempat terbaik dan tersempurna untuk bercerita adalah Tuhan, sebab bagi Yoyo manusia tidak ada yang bisa benar-benar menjaga rahasia yang tengah di simpannya. Dari pada ada

ti menjamin kerahasiaan hamba-Nya, bahkan Tuhan akan menyimpan rapat-rapat aib seorang hamba. Maka dari pada Kamu repot-repot menceritakannya pada orang, denga

kan lebih baik Mantara tidak perlu tahu, dan intinya tidak boleh ada yang

a!" kata Yoyo be

lu, lo kapan dah kelar nyucinya?" tanya Ma

apa?" tanya Yoyo

ni mo ngapain, bambang!" saut

membuat Mantara mengacungkan jempolnya, dan memilih masuk ke gedun

*

an

9

lan malam, menikmati angin malam sembari melihat-lihat keramaian taman kota, yang dipenuhi orang berdagang,

ti, tanpa ingin jadi bagian hal yang tengah Ia amati. Banyak hal yang bisa dilakukan di taman kota, jika Yoyo lebih suka mengamati ker

ketika raut wajahnya yang tadinya sumringah bahagia berubah, air m

an itu sering kali hadir di hadapannya, menunjukkan seolah peduli padanya. Tapi Yoyo sudah terlalu lama di selimuti kabut kebencian, jadi bagi Yoyo semua yang dilakukan perempuan paruhbaya itu tak pernah berni

lih menghampiri perempuan paruhbaya itu, menatapnya lama membuat perempuan paruhbaya

menyunggingkan senyum, yang s

in lelaki itu tidak segan-segan akan memukuli Yoyo, kala Yoyo tersenyum. Sebab Yoyo tahu senyuman miliknya pasti akan

ya Yoyo dengan nada dinginnya, tetapi tak

aknya Yoyo masih mau berbicara padan

n Mama

af itu bisa menebas seluruh kebenciannya sampai akar? Memangnya maaf itu bisa mengembalikan luka masa lalunya? Dan memang

gi. Menghilang aja seperti dulu, menghilang seperti saat Ibu pergi ninggalin Bapak dan Yoyo! Menghilang dan pergi saat Ibu sudah tidak mau dipanggil Ibu seperti dulu, Yoyo memang benci sama Ibu tapi Yoyo nggak pernah bisa melukai Ibu. Dan

enyum, "Maafin, Ibu!" dan ha

gak mau pergi, maka Yoyo yang akan terus berusaha menyingkirkan Ibu dari hidup Yoyo. Yoyo akan putus seluruh benang, yang terhubung dengan Ibu!" kat

pi Yoyo juga tidak bisa menenangkan perempuan paru

yo, dan perempuan paruhbaya di had

B

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka