Aku Tak Butuh Suami, Aku Butuh Keadilan
ereka makin terasa menekan. Gosip tentang perselingkuhannya dengan Damar kini menjadi bahan perbincangan yang tak
semua orang bakal tahu," ujar Bu Yuni saat mereka bertemu d
ta yang bisa membela dirinya. Ia hanya bis
aca. Ada rasa marah, kecewa, tapi juga sedikit harapan yang samar. Sejak Lina berjanji menutup hubungan dengan Da
mbuka pembicaraan
ke. Tapi aku liat usaha kamu. Aku mau per
duk, menah
berusaha. Aku mau perbaiki semuanya,
la. "Semua butuh waktu, Lina. Aku nggak bisa c
ikit lega. Ia tahu, perjalanan panjang unt
bangun lebih pagi, menyiapkan sarapan hangat untuk anak-anak, membersihka
inis. Di pasar, beberapa ibu-ibu membicarakan gosipnya. Anak-anak mulai merasakan dampakn
menyakiti Randi, tapi juga anak-anak. Malam itu, i
kalian tersiksa karena kesalahan i
os, tak sepenuhnya mengerti, tapi me
kin, tapi rasa cinta yang tersisa membuatnya sulit. Rina, istrinya, mulai merasakan perubahan pa
a menatap Damar
nyakitin aku lag
, ini saatnya ia jujur
i sekarang... aku udah putusin semuanya. Aku ma
nunggu kejujuran lebi
cerita semuanya. Yang penting, aku n
gangguk pelan. "Aku cuma mau pe
ai setiap langkah Lina, mengomentari pakaian, perilaku, dan interaksinya dengan Randi. Bah
ak-anak dari sekolah, seorang ibu
.. katanya mau perbaiki rumah ta
anak tampak bingung, menatap ibunya dengan mata polos. H
pur, menulis catatan hari
ari kesalahanmu. Tapi kamu bisa memperbaikinya. U
ina, tapi luka akibat pengkhianatan itu sulit sembuh. Ia kadang merasa mar
endiri di teras, menatap b
nggak aku percaya lagi? Bisa nggak aku
na yang bisa mengubah perasaannya. Ia bert
lebih perhatian. Ia mulai ikut mengantar anak-anak ke sekolah, membantu PR mereka, bahkan menghadiri rapat
lumnya menggosip mulai melunak, meski tidak sepenuhnya pe
ri, seorang tetangga sengaja menyinggun
uat ya. Dengar-dengar beberapa bulan la
anak-anak. Ia tersenyum tipi
. Tapi aku dan keluarga akan berusah
kesempatan pada Lina untuk membuktikan kesungguhan. Setiap senyuman Lina, seti
ak-anak tidur, Randi me
nggak bisa janji ini gampang, tap
duk, air m
ku janji... aku nggak
tu adalah tanda pertama bahwa rumah tang
nan sosial masih ada. Anak-anak kadang mendengar komentar, tetangga meng
angan. Namun satu hal yang pasti: ia tidak akan menyerah. Bukan hanya untuk dirinya s
ang terus berjalan, basah oleh tantangan, tapi penuh harapan. Ia menarik napas panjang, menatap Randi y
ah tangga mereka. Mungkin masih a
amai. Besok akan menjadi hari baru. Hari di mana ia akan terus berjuang untuk menebus kes
ke sekolah, namun wajah mereka tidak ceria seperti dulu. Nisa menatap ibunya dengan mata y
ngomongin aku... tentang ibu," bi
dupan anak-anaknya. "Nak... ibu tahu, ibu minta maaf. Tapi kita harus kuat. Jangan dengark
tegangan yang sama. "Iya, Bu... tapi mereka bi
naknya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri, dan berjan
harusnya netral tampak ragu ketika menatap Nisa, sementara bebera
k sama aku di kelas," ucapny
i ibu janji... ibu akan perbaiki semuanya. Kita h
an semua tekanan yang dirasakan anak-anak, mulai d
at. Tapi aku juga harus bisa percaya sama kamu. Kita harus ke
ya, Mas... aku ngerti. Aku akan ber
a ibu-ibu bergosip di depan anak-anaknya, membuat anak-anaknya malu. Bahkan beberapa k
menghampiri Lina d
soal kamu sama Randi. Anak-anak juga kena imbasnya. K
ahan kini semakin kompleks. Bukan hanya harus menghadapi Randi, t
tapi ia mulai memberi kesempatan pada Lina untuk menunjukkan kesungguha
nggak bisa janji ini gampang, tapi
"Terima kasih, Mas... aku janji
tu adalah tanda pertama bahwa rumah tang
kebutuhan rumah tangga, ia bertemu dengan Damar. Pria itu tampak ber
soal kamu dan anak-anak,"
gi berusaha perbaiki semuanya. Aku nggak
rap kamu bisa benar-benar menebus semuanya. Aku nggak ak
. Pertemuan itu menjadi pengingat bahwa masa lalu tak per
an lebih terbuka dari teman-temannya. Suatu hari, Nisa pulang sambil mena
p. Tekanan itu kini menembus kehidupan anak-anaknya
g, Mas. Aku nggak bisa sendirian,"
hadapi ini bareng. Aku masih sayang sam
an situasi, ikut rapat wali murid, dan mencoba menjernihkan gosip yang beredar. Ia juga mendampin
perhatian yang tulus, dan perubahan sikap yang konsisten. Meski ha
ndi memeluk Lin
kamu. Aku mau coba lagi. Aku
"Terima kasih, Mas... aku janji
intai, gosip tetap beredar, dan masa lalu Lina terus membaya
idupan yang terus berjalan-basah oleh tantangan, tapi penuh harapan. Ia menarik napas panjang, menatap R
ah tangga mereka. Mungkin masih a
baru. Hari di mana ia akan terus berjuang untuk menebus kesalahan, memperb