Batas Kesabaran Seorang Wanita
atinya terasa campur aduk. Darren semakin ekstrem dalam usahanya untuk mendapatkan perhatian dan cintanya, namun hatinya tetap
eninggalkan catatan di lobi apartemen Sera, bunga yang ditempatkan di depan pintu, dan beberapa kali menunggu di k
lembut. "Sera... kau b
baik... hanya sedikit ter
atan yang menenangkan. "Aku akan selalu ada
ya. Alvin tidak hanya memberikan perhatian, tapi juga rasa per
ah drastis. Ia mengirimkan pesan yang men
. Tolong, beri aku kesempatan terakhi
nya meningkat. Ia tahu ini saatnya untuk benar-ben
ku katakan. Hatiku tidak untukm
a sadar bahwa Darren mungkin akan semakin ekstr
utuskan untuk pergi bersama Alvin. Mereka berdandan rapi, Sera mengenakan gaun sederhana
a tampak lebih serius, seolah menyiapkan strategi baru. Sera menelan ludah,
Sera... bolehkah kita bicar
dah membuat keputusan. Hatiku tidak untukmu
ku tidak bisa begitu saja melepaskanmu. Aku menci
Sera telah memilih jalannya sendiri.
n, merasa lega. Hatinya tetap tegas, menyadari bahwa cinta sejati
rik perhatian dengan catatan panjang dan kalimat emosional. Setiap kali itu terjadi, Sera merasakan ketegangan, tapi kini ia tida
g penuh bunga. Matahari mulai meredup, cahaya keem
u... aku akan selalu ada u
. "Alvin... aku merasa aman bersa
an hangat yang menembus hatinya, membuatnya sadar bahwa cinta sej
stis. Suatu malam, Sera menemukan paket misterius di depan pintu apar
menyerah. Aku akan mem
u, kemudian membuangnya dengan tegas. Alvin yang melihat dari jauh merasakan ketega
lumu menghancurkan kebahagiaanm
bukan tentang penyesalan atau obsesi, tapi rasa aman, k
uarga Alvin hangat dan ramah, menerima Sera dengan senyum tulus. Interaksi sosia
dak takut. Alvin menggenggam tangannya dengan lembut, memberikan rasa aman. Darren mencoba mendeka
ra merasakan kedamaian yang jarang ia rasakan sebelumnya. Ia sadar bahwa meski masa l
asaan hangat. Mereka duduk di balkon aparte
tepat," kata Alvin lembut. "Hatimu memil
erima kasih, Alvin. Aku merasa hidupk
adi bayangan masa lalu, hatinya telah menemukan tempat yang aman dan penuh cinta. Al
lvin, berjalan di taman, pergi ke kafe, atau sekadar duduk di balkon apartemennya menikmati hujan rintik. S
ni tampak frustrasi dan gelisah. Namun ia tidak merasa takut. Ia menatap Alvin, yang menggeng
nyi, tetapi hatinya tidak tenang. Teleponnya bergetar, menampilkan pesan d
h, Sera. Kau tidak bisa
ingkat, tapi kali ini ia tidak panik. Ia menutup mata, menarik na
takut. Aku akan s
jawaban si
hir kalinya. Berhe
tapi ia tahu Darren mungkin akan m
a seseorang mencurigakan sering muncul di sekitar gedung, menunggu Sera. Rasa cemas kembali
nya dengan lembut. "Sera... jangan khawatir. Aku ak
eresap ke dalam hatinya. "Terima kasih,
duk di balkon, menikmati lampu kota yang berkelap-kelip. Suasana hangat dan intim
kau harus percaya pada dirimu sendiri. Hati
vin... tapi kadang rasa takut masih muncul. Ak
an yang menenangkan. "Aku di sini. Aku tid
asakan sebelumnya. Ia sadar bahwa cinta sejati adalah rasa ama
r kantor Sera, bahkan mencoba mengikuti Sera saat pergi ke toko. Sera merasa tekanan meningk
ujan gerimis menambah suasana dramatis, tapi merek
ati. Aku tidak ingin kau ber
Alvin... tapi aku tidak bisa terus lari d
keberanian Sera. "Aku akan selalu ada di sis
g menetes di kaca. Sera merasa campur aduk-ada ketakutan, tapi juga
ah memilih jalannya, dan it
bus hatinya. "Terima kasih, Alvi
Kali ini Darren mengirim video singkat yang menakutkan-tampak ia berdiri
Alvin memegang tangannya erat. "Kau tidak sendi
akutan itu wajar, tapi ia tidak boleh menyerah. Hatiny
ghadapi Darren sekali dan untuk selamanya. Ia menel
perlu bicara,"
elepon. "Sera... aku bisa menjelaska
dijelaskan lagi. Hatiku sudah memilih jalannya. Aku h
ian Darren menghela napas panjang. "
r-benar menutup babak masa lalunya tidak mudah, tapi ia merasa lebih kuat.
Suasana hangat, percakapan ringan, dan tawa memenuhi ruangan. Sera merasa diterima, dihar
rtemennya. "Sera... apa pun yang terjadi, aku
dalam hatinya. "Alvin... aku tahu hatiku berada d
masih menjadi bayangan masa lalu, hatinya kini telah menemukan tempat yang ama
lvin, berjalan di taman, pergi ke kafe, atau sekadar duduk di balkon apartemennya menikmati hujan rintik. S
ni tampak lebih gelisah dan frustrasi. Namun Sera tidak merasa takut. Ia menatap Alvin, yang meng