icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Yang Tak Pernah Padam

Bab 4 melihat luka yang terlalu dalam

Jumlah Kata:1492    |    Dirilis Pada: 15/10/2025

n. Semua orang tampak bahagia, tertawa, saling mengucap selamat, tapi di antara keramaian itu, matanya se

. Mobil Ravian masih terparkir di depan galeri, tapi ia memilih naik taksi bersama Mir

kar tentang perceraian. Seolah langit tidak pernah berhenti

ang diam di kursi penumpa

um hambar. "Ak

Nay," ujar Mira pel

balas Nayara lirih. "Ravian selalu takut ke

i ada getar halus di suaranya yang tidak bisa disembunyikan. Ha

n dasi, lalu duduk di sofa ruang tamu dengan kepala tertunduk. Pikirannya kac

ara ibunya tiba-tiba menggema di kepala-

eperti bisnis. Kadang kamu harus kehil

g. Tapi sekarang, ketika Nayara benar-bena

pintu sudah padam. Tapi Ravian tidak beranjak. Ia berdiri lama di sana, menatap pintu ya

pelan. "Aku baru sadar ka

hendak berangkat ke galeri ketika Ravian kelu

mana pagi-pag

apat dengan sponsor bar

aku a

Ini pertama kalinya Ravian menawarkan

h. Aku bis

u tahu aku banyak salah. Tapi biar

u selalu dingin kini tampak lebih lembut, tapi ia t

an sesuatu yang tidak kamu

ian cepat. "Aku hanya tidak ma

an, aku sudah terlalu sering sendir

ih keras daripada bentakan apa

aranya serak. "Tapi izinkan

enolak. Ia hanya berbalik, mengambil tas

gatur jadwal, memeriksa dokumen, dan meninjau karya seni baru yang akan dipa

pi apakah perubahan itu tulus? At

i galeri. Ia membawa dua gelas ko

empat makan siang," katanya

amu selalu tahu caranya me

dah lama aku tidak lihat

hampir tenggelam. Saat Nayara hendak pamit, sebuah mobil hitam berhenti di de

h. "Oh, suam

sejenak. "Iya,

pi kali ini bukan karena amarah, melainkan kar

elesai?"

awab Nayar

g bertemu lagi, Pak Ravian. Na

anggukan tipis. "Terima kas

mata Revan bisa membaca sesuatu di

obil, suasana di dalam he

gan dia?" tanya

man lama," jawa

suka

cepat. "Kamu

e depan. "Aku tahu dar

rtanya. "Dari cara apa aku

ntung Ravian. Ia menggenggam setir

an hanya bisa memandangi punggungnya yang menjauh, merasa d

membawakan makan malam, dan mulai mencoba berbicara. Tapi Nayara tidak langsung l

anikan diri membuka hal ya

katanya sambil menatap secangkir teh di tan

natapnya,

ini... entah sejak kapan, aku mulai butuh kamu bukan karena kewajiban. Aku terb

erak pelan di dadanya, seperti percik

rnya. "Dan aku tidak mau jadi seseorang y

aku ingin belajar mencintai dengan benar

era menghapusnya. "Waktu tidak bisa memperbaiki

n berhenti mencoba,

anpa pertengkaran. Hanya keheningan, tapi bukan kehenin

i, meski kecil. Ravian mulai belajar mendengar, bukan hanya berbicara. Tapi di bali

i, membawa undangan makan malam untuk

ga, kan?" tanya

dak tahu. Ravian mun

amu," kata Revan sambil tersen

depan cermin, mengenakan gaun sederhana, memandangi dirinya

kamar, Ravian sedang

ke mana?

ama tim galeri,"

apa detik, lalu mengang

h, aku bis

dekatinya. "Aku tah

aku harap kamu cukup percaya padaku

a, "Aku bukan takut kamu pergi padanya. Aku takut ka

ta itu bukan soal siapa yang lebih bai

lkan Ravian sendirian di ruang t

di seberang Nayara, tersenyum setiap kali wanita itu

suatu hari kamu benar-benar lelah, aku ingin kamu tahu... ad

pnya, terkeju

u tahu, kamu pantas dicintai dengan cara yan

Di dalam hatinya, ada sesuatu yang bergol

asih menunggunya di ruang tamu. Pria

makan?" tany

angguk pela

pelan, "Aku tidak akan menahanku kamu

pa

biarkan aku tahu lebih dulu. Jangan menghilang

Matanya perlah

lum tahu apa yang akan kulakukan. Tapi

au itu yang kamu mau, a

sendiri di ruang tamu-dengan air mata yan

kan lagi tentang siapa yang pergi atau bertah

itu... baru

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka