Cinta Yang Tak Pernah Padam
ak Nayara mulai menja
aran, tapi dengan kesunyian yang perlahan memisahkan m
g tamu sebelum pria itu berangkat, namun tanpa tatapan yang sama. Dulu Nayara selalu menatap pun
a seperti pengula
atau tidak, mulai merasa
sanya Nayara akan mengucapkan, "Hati-hati di jalan," dengan senyum tipis yang me
yar
edang sibuk di dapur, mencuc
utnya tan
akhir ini kamu
tar, tapi sebenarnya ada keres
nnya, lalu menatap suaminya dengan mata lelah.
utkan dahi. "
, Ravian. Aku lelah berusaha memperbaiki ses
rasa seperti tamparan. Ia ingin menyangkal
kantor, pikirannya tidak tenang. Setiap suara klakson mobil terasa seperti gema dari
tempatnya dulu bekerja. Ia menerima tawaran kurator lamanya, Mi
i, Nay," ucap Mira sambil menepuk
uma ingin sibuk lagi, Mir. Bia
ga?" tanya Mira den
sesaat. "Bisa d
an prihatin. "Kamu masih bisa nyerah, Na
erpikir begitu. Tapi entah kenapa, mas
asih cinta," j
t di dadanya. Ia tak bisa menyangkal
ia tandatangani. Tapi matanya tak fokus. Dalam pikirannya, bayangan wajah Nayara terus
sekretarisnya, Della
enoleh.
in bertemu. Katany
ia
Revan. Katanya kenal de
alis Ravian ter
a,
nggu di r
ernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi entah mengapa, han
t seorang pria berpenampilan rapi, de
sapa pria itu sopan. "Saya Rev
uduk perlahan. "Ada pe
dang Nayara menghadiri pameran seni minggu depan
bisa langsung menghubungi Nayar
hanya ingin bersikap sopan. Lagipula, Nayara bilang dia sekarang jar
Ia berusaha menahan sesuatu yang mir
tunya. Senang akhirnya bisa bertemu dengan suami Nayara.
ja, tapi bagi Ravian, justru
ian bersandar di kursin
Nayara bercerita ten
man itu berubah menjadi sesu
bahkan ia sendir
a menemukan Nayara sedang duduk di te
ke kantor," ucap Ravi
leh perlaha
Y
h?" tanyan
g. "Kenapa dia harus datang m
a sopan,
ngus pelan. "Atau sen
dalam, "tidak semua orang
lihat tatapan tenang Nayara, sesuatu dalam diri
nap
aku su
pat. "Kamu sendiri yang bilang kita tidak p
an kata. Ia ingin berteriak bahwa buk
mah, tapi Ravian menahan lengannya. "Aku
at, tapi sekaligus menyakitkan. "Lucu ya," ujarnya pelan, "k
amannya. "Itu bukan sep
ernah memandangku sebagai istrimu, tapi sekara
ya menegang. "Aku tidak ta
natapnya tajam. "Kalau memang takut, buktikan
tap Nayara lama, tapi tid
rian di ruang tamu, memandangi dinding kosong. Di kepalanya,
apa ia sebenarnya takut kehilangan perempuan itu. Tapi ras
ana warna krem. Semua mata tertuju padanya, bukan karena penampilanny
enyum hangat. "Kamu kelihat
ungkin karena aku mulai be
yang dipajang. Tapi di sisi ruangan, seseorang
tegang setiap kali melihat Revan tertawa bersama istrin
icara dengan pengunjung l
mau ke sini malam i
kejut. "Aku tidak
apnya lama.
an dengan sopan. "Senang Anda datang juga, Pak Rav
gguk kaku. "Y
aat-dingin dan penuh ketegan
atap Ravian dengan nada getir.
ikan kamu bai
u." Nayara berbalik meninggalkannya, tapi
rus menjau
aca-kaca. "Aku bukan menjauh, Ra
ya serak. "Kau tidak ta
a dengan mencinta,"
angannya perlah
Ravian berdiri sendiri, menatap pung
an kehilangan-bukan karena harga diri, bukan karena ego, tapi ka