icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Yang Tak Pernah Padam

Bab 3 pertengkaran

Jumlah Kata:1266    |    Dirilis Pada: 15/10/2025

ak Nayara mulai menja

aran, tapi dengan kesunyian yang perlahan memisahkan m

g tamu sebelum pria itu berangkat, namun tanpa tatapan yang sama. Dulu Nayara selalu menatap pun

a seperti pengula

atau tidak, mulai merasa

sanya Nayara akan mengucapkan, "Hati-hati di jalan," dengan senyum tipis yang me

yar

edang sibuk di dapur, mencuc

utnya tan

akhir ini kamu

tar, tapi sebenarnya ada keres

nnya, lalu menatap suaminya dengan mata lelah.

utkan dahi. "

, Ravian. Aku lelah berusaha memperbaiki ses

rasa seperti tamparan. Ia ingin menyangkal

kantor, pikirannya tidak tenang. Setiap suara klakson mobil terasa seperti gema dari

tempatnya dulu bekerja. Ia menerima tawaran kurator lamanya, Mi

i, Nay," ucap Mira sambil menepuk

uma ingin sibuk lagi, Mir. Bia

ga?" tanya Mira den

sesaat. "Bisa d

an prihatin. "Kamu masih bisa nyerah, Na

erpikir begitu. Tapi entah kenapa, mas

asih cinta," j

t di dadanya. Ia tak bisa menyangkal

ia tandatangani. Tapi matanya tak fokus. Dalam pikirannya, bayangan wajah Nayara terus

sekretarisnya, Della

enoleh.

in bertemu. Katany

ia

Revan. Katanya kenal de

alis Ravian ter

a,

nggu di r

ernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi entah mengapa, han

t seorang pria berpenampilan rapi, de

sapa pria itu sopan. "Saya Rev

uduk perlahan. "Ada pe

dang Nayara menghadiri pameran seni minggu depan

bisa langsung menghubungi Nayar

hanya ingin bersikap sopan. Lagipula, Nayara bilang dia sekarang jar

Ia berusaha menahan sesuatu yang mir

tunya. Senang akhirnya bisa bertemu dengan suami Nayara.

ja, tapi bagi Ravian, justru

ian bersandar di kursin

Nayara bercerita ten

man itu berubah menjadi sesu

bahkan ia sendir

a menemukan Nayara sedang duduk di te

ke kantor," ucap Ravi

leh perlaha

Y

h?" tanyan

g. "Kenapa dia harus datang m

a sopan,

ngus pelan. "Atau sen

dalam, "tidak semua orang

lihat tatapan tenang Nayara, sesuatu dalam diri

nap

aku su

pat. "Kamu sendiri yang bilang kita tidak p

an kata. Ia ingin berteriak bahwa buk

mah, tapi Ravian menahan lengannya. "Aku

at, tapi sekaligus menyakitkan. "Lucu ya," ujarnya pelan, "k

amannya. "Itu bukan sep

ernah memandangku sebagai istrimu, tapi sekara

ya menegang. "Aku tidak ta

natapnya tajam. "Kalau memang takut, buktikan

tap Nayara lama, tapi tid

rian di ruang tamu, memandangi dinding kosong. Di kepalanya,

apa ia sebenarnya takut kehilangan perempuan itu. Tapi ras

ana warna krem. Semua mata tertuju padanya, bukan karena penampilanny

enyum hangat. "Kamu kelihat

ungkin karena aku mulai be

yang dipajang. Tapi di sisi ruangan, seseorang

tegang setiap kali melihat Revan tertawa bersama istrin

icara dengan pengunjung l

mau ke sini malam i

kejut. "Aku tidak

apnya lama.

an dengan sopan. "Senang Anda datang juga, Pak Rav

gguk kaku. "Y

aat-dingin dan penuh ketegan

atap Ravian dengan nada getir.

ikan kamu bai

u." Nayara berbalik meninggalkannya, tapi

rus menjau

aca-kaca. "Aku bukan menjauh, Ra

ya serak. "Kau tidak ta

a dengan mencinta,"

angannya perlah

Ravian berdiri sendiri, menatap pung

an kehilangan-bukan karena harga diri, bukan karena ego, tapi ka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka