Nilakandi
ngan. Otaknya tak berhenti berkelana sambil memikirkan satu demi satu kemungkinan yang bisa
u tuh teman Bunda?" tanyanya lembut pada bunda yang du
ah grogian amat hahaha," ledek Aiden sambil tertawa kecil. Tapi semua juga tahu kal
an pura-pura membaca majalah yang bahkan tidak ia balik halamannya sejak
no pasti memprioritaskan kamu." Bunda bersuara. Ia tengah megupas apel di samp
rapa jam yang lalu. Tapi hidup Diwana
ganisasi donor organ yang menaungi Diwana. Setelah belasan tahu
Semua tentu tidakk semudah itu, karena proses dan syarat-syarat pendonor begitupun calon penerima donor harus lolos checklist yang ti
n September yang mendung terasa sangat sendu. Langit tentu mendukung suasana meneg
k kecil. Bagaimana bisa ia bahagia diatas duka orang lain yang b
ingin hidup. Diwana yakin sang pendonor inipun akan senang ia hidup. Begitulah ia
di gurun, tentu
ing dilaut lepas, tentu
kit, tentu sembu
bisik Diwana lirih dengan mata terpejam, y
la, jadi semoga organnya baik-baik aja. Kondisi kakak kan juga lagi fit
ga pake lo-gue?" tanya Diwana bermaksud bercanda pad
ku mau insyaf aja hehe,
alimat Diwa terdengar pilu. Semuanya tiba-tiba hening selama beber
engupas apel pun be
it bunda dengan mata berair, tertangkap sangat jelas dimata
ih sih," gerutu Diwa saat bunda sudah per
rumah sakit nggak enak, mau bebas aja. Sebentar pun nggak papa deh.
ak
ktu OP nanti? Kakak juga takut, Kakak tuh nggak sekua
Diw
da ya kalo
emparkan majalah MPASI-nya begitu saja ke lantai. Diwa diam-diam
at mendengar isakan tangis Aid
elow kan jadinya," gerutu Aiden dibalik punggung k
u..." ledek Diwana. Buru-buru Aiden melepaskan pelukannya, dan
les banget dititip-titipin, gue bukan kurir paket..!" omel Aiden tanpa menatap kakaknya.
id
meluk Lo. Tuhan... please hapus memori mel
terindah aku sebagai
ak lihat... nggak denger...!!
irih, dibalas anggukan oleh s
wa tiba-tiba, disambut kerutan didahi sang adik,
uh
EBELIN DER
a-tiba lenyap tergantikan kelam yang sejenak menyeruak. Detak jantung mereka seakan terdengar satu sama lain. Nafas
aki-laki membawa beberapa alat medis dan berkas-berkas di troli medis. Perawat itu ke
r dibaliknya. Kabar bahagia yang diantarkan melalui senyuman it
uangan. Senyum bunda juga mengembang, raut w
kakaknya lagi yang kini hanya diam terpaku. Sebutir air mata tertahan d
nya akan benar
-