icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri Bodoh Yang Terlalu Percaya Suaminya

Bab 2 kotak Pandora yang elegan

Jumlah Kata:1693    |    Dirilis Pada: 09/10/2025

rumah itu beraroma berbeda: perpaduan peppermint, vanila, dan aroma maskulin yang tajam, asing, dan entah mengapa, memabukkan

erti beludru, lembut dan menghasut. Ia menutup pintu tanpa suara, membuat Risa me

monokrom. "Jadi, di mana tikusnya, Pak Hardi?" tanyanya, suara

ekali tidak mencerminkan ketakutan pada tikus. "Oh, tikus itu. Dia licik, Ri

serba stainless steel, dan tertata rapi. Risa melihat-lihat sekeliling, mencari t

dia?" t

sana," bisiknya, suaranya kini sangat rendah, "di balik lemari es. Aku

ranya?" tanya Risa, kebingungan mula

i meja bar dan mendudukkan Risa di sana. "Sebelum kita berburu tikus, ki

gelas kristal yang elegan di meja. Di dalamnya sudah

i, Pak

cemas, Risa. Ini cuma jus anggur fermentasi. Dika sering m

dari Hardiman saat rapat. Tetapi ia tidak pernah m

repot-repot datang. Aku tidak punya air putih dingin," desak Hardiman, mat

oleh ketakutan jika menolak akan dicurigai, Risa akhirnya meraih gelas itu. Ia menyesapnya sedikit. Rasa manis dan as

" Hardiman tersenyum penuh kemenan

Terlaran

an ketegangan di bahu Risa. Ia menjadi se

un di teras," ujar Hardiman, menguba

jut. "Bapa

pian, Risa. Itu membuatku sedih," katanya dengan nada

Saya hanya memikirkan pekerja

ai fungsinya: istri, juru masak, pengurus rumah. Dia tidak melihat keindahan di balik mata itu.

melainkan karena terkejut oleh keintiman yang tiba-tiba dan tak terdug

erbisik, mencoba menarik diri, tetapi t

ajahnya. Jarak mereka kini hanya sejengkal. Risa bisa m

adamu bagaimana rasanya dilihat,

bayangkan. Ia meraih tangan Risa yang bebas dan menuntunnya, bukan ke le

diputar, volumenya dikecilkan. "Dika pasti tidak akan tahu. Dia tidak pernah datang ke rum

k Hardi. Mas Dika akan

menyalakan lampu redup di sudut ruangan, yang memberikan pencahayaan lembut yang romantis. Hardiman

yang melankolis dan sensual

kan sesuatu selain rutinitas. Dika t

u menariknya. Hardiman mulai bergerak, perlahan, memimpinnya dalam tarian yang sangat lambat, hanya pergeseran kecil

"Kau tahu, Risa. Kenikmatan terlarang itu ada karena ia jau

rdiman, permainan psikologis yang bertujuan menghancurkan pertahanan Risa, sedikit dem

si Gari

waktu terasa melebur. Hardiman semakin mendekat, tangan yang semula hanya memegang telapak tangannya kini meling

dari kontak fisik itu adalah sensasi baru yang menenangkan dan, secara mengejutkan, memuaskan. Sentuhan Hardi

ganya. "Sangat cantik. Jangan sembunyikan keindahan

teng terakhir Risa. Rasa cemburu pada kehidupan yang lebih bergairah

hampir jatuh. Ia tidak menangis kar

gambil langkah yang menentukan

, cepat, dan hampir bersifat kewajiban dari Dika. Ciuman Hardiman menuntut, panas

nnya menekan dada Hardiman. Ia adalah ist

memegang wajah Risa dengan lembut, seolah ia adalah harta karun yang rapuh. Ia memperd

mata, membiarkan dirinya tenggelam dalam kenikmatan terlarang yang baru saja ia cicipi. Semua prinsip,

i api penyucian yang membakar h

askannya, napas Risa tersengal-sengal. Wajahnya merah padam

kamu menginginkannya. Kamu hanya butuh seseorang untuk

an Janj

sa tidak bisa kemba

ndukannya. Ia merindukan sentuhan yang mengakui eksistensinya sebagai wani

telah menang. Ia tidak memaksa

am dirinya ada kekosongan yang diisi oleh rasa bersalah yang manis. Di bawah selimut, s

setangkai bunga mawar merah yang terselip di antara dedaunan. Itu adalah bunga yang tidak tumbuh di Jatiwang

gan, ancaman, dan janj

tai Dika, meski Dika kaku. Namun, hasrat yang dibangkitkan oleh Hardiman begitu kuat

uk rapat mendadak di kota. Ini adala

ntulannya, ia melihat wanita yang berbeda-bukan lagi Risa yang polos dan pemalu, t

etapi berjalan perlahan, dengan jantung

, pria itu sudah menunggu di terasnya, me

ata Hardiman, senyumnya menyir

ardi. Ini salah," bisik Risa, s

li ini. Ia hanya berdiri di antara Risa dan pintu ruma

asa enak. Aku bisa memberimu apa yang tidak bisa diberikan Dika: gairah, pengak

an merusak. Di satu sisi, ada keamanan Dika yang hambar. Di si

agi menolak. Kali ini, ia tidak terpaksa. Perlaha

curkan batas, dan Risa tak perna

senyum ramah tetangga, melai

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka