icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Liar Isteriku

Gairah Liar Isteriku

icon

Bab 1 Batal Selingkuh

Jumlah Kata:3363    |    Dirilis Pada: 08/10/2025

tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya

, sayang? A

etaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situa

bar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati

n, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan mema

i atas tempat tidur, yang tak pernah ia d

ncur seketika saat suara Rama, suaminy

dengan nada datar dan dibalut

n kegelisahan yang mulai mengintai. Ia berjalan ke

tanyanya seolah

ahnya menyiratkan rasa tidak senang. "Kamu mau ke mana, malam-malam begini dengan pen

butuh waktu untuk bertemu teman-teman. Lagipula kamu sibuk terus denga

beberapa inci dari ponsel yang tergeletak di sana. Panda

pan kamu punya 'teman' yang aku nggak tahu?"

h goyah. Jika ia menunjukkan rasa takut, Rama akan m

dengan nada mengeluh, "Aku hanya butuh waktu unt

awa yang penuh kebencian. "Kamu pikir aku bodoh,

ri meja rias. Gerakannya begitu cepat h

Jangan Rama!" serunya, tapi Rama sudah melangkah mundur,

rka segera m

ar 305, ya. Jangan

g

tis. Matanya yang sebelumnya gelap kini seperti api yang menyala-nyala. Ia mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi dan memban

305?! Kamu mau ngapain di sana?!" Ben

Rama! Aku bisa jelaskan!" Nara mencob

ke dinding. "Kau SELINGKUH, kan?! Aku sudah lama mencium bau busuk ini, tapi aku terla

mu terlalu berlebihan!" potong Na

otel?! Jangan bodohi aku, Nara!" Rama semakin

ukan karena merasa bersalah,

rti aku. Kamu selalu sibuk dengan pekerjaan, nggak pernah p

da getir. "Aku banting tulang kerja buat apa? Supaya kamu b

sendirian selama ini!" balas Nara dengan emosi. "Aku hanya men

Ia menggebrak meja rias hingga segala benda di atasnya terjatuh. Botol parfum, si

segalanya! Jadi ini balasannya?!" teriak Rama lagi, su

amu nggak pernah hadir untukku. Kam

ada untuk kamu, untuk rumah ini, untuk hidup kita! Dan sekarang aku tahu, semua itu sia-sia!

ras. Tapi ia tidak mau kalah. Ia menggenggam ujun

salah siapa, Rama? Kam

a yang getir m

himu? Salah karena aku terlalu percaya sama wanita

a saat Rama keluar, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan ..., "Aku nggak p

dengan keras, suaranya

terduduk di lantai, menatap kosong pada layar ponsel yang ki

gaunnya yang kini kusut karena diri

sekali

di kamar, mencoba memahami apa yang sebenarnya salah dengan dirinya. Bukannya menyes

nya. Dengan perasaan yang benar-benar kacau

s? Ha-ha-ha..." Suara yang tak asing baginya t

a tahu kalau aku sedang ada masalah? Atau... argh!" gumamnya, frustrasi. Kepalany

intu. Jantungnya kembali berdegup kencang. Apakah itu Rama? Apakah ia

tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya

, sayang? A

etaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situa

bar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati

n, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan mema

i atas tempat tidur, yang tak pernah ia d

ncur seketika saat suara Rama, suaminy

dengan nada datar dan dibalut

n kegelisahan yang mulai mengintai. Ia berjalan ke

tanyanya seolah

ahnya menyiratkan rasa tidak senang. "Kamu mau ke mana, malam-malam begini dengan pen

butuh waktu untuk bertemu teman-teman. Lagipula kamu sibuk terus denga

beberapa inci dari ponsel yang tergeletak di sana. Panda

pan kamu punya 'teman' yang aku nggak tahu?"

h goyah. Jika ia menunjukkan rasa takut, Rama akan m

dengan nada mengeluh, "Aku hanya butuh waktu unt

awa yang penuh kebencian. "Kamu pikir aku bodoh,

ri meja rias. Gerakannya begitu cepat h

Jangan Rama!" serunya, tapi Rama sudah melangkah mundur,

rka segera m

ar 305, ya. Jangan

g

tis. Matanya yang sebelumnya gelap kini seperti api yang menyala-nyala. Ia mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi dan memban

305?! Kamu mau ngapain di sana?!" Ben

Rama! Aku bisa jelaskan!" Nara mencob

ke dinding. "Kau SELINGKUH, kan?! Aku sudah lama mencium bau busuk ini, tapi aku terla

mu terlalu berlebihan!" potong Na

otel?! Jangan bodohi aku, Nara!" Rama semakin

ukan karena merasa bersalah,

rti aku. Kamu selalu sibuk dengan pekerjaan, nggak pernah p

da getir. "Aku banting tulang kerja buat apa? Supaya kamu b

sendirian selama ini!" balas Nara dengan emosi. "Aku hanya men

Ia menggebrak meja rias hingga segala benda di atasnya terjatuh. Botol parfum, si

segalanya! Jadi ini balasannya?!" teriak Rama lagi, su

amu nggak pernah hadir untukku. Kam

ada untuk kamu, untuk rumah ini, untuk hidup kita! Dan sekarang aku tahu, semua itu sia-sia!

ras. Tapi ia tidak mau kalah. Ia menggenggam ujun

salah siapa, Rama? Kam

a yang getir m

himu? Salah karena aku terlalu percaya sama wanita

a saat Rama keluar, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan ..., "Aku nggak p

dengan keras, suaranya

terduduk di lantai, menatap kosong pada layar ponsel yang ki

gaunnya yang kini kusut karena diri

sekali

di kamar, mencoba memahami apa yang sebenarnya salah dengan dirinya. Bukannya menyes

nya. Dengan perasaan yang benar-benar kacau

s? Ha-ha-ha..." Suara yang tak asing baginya t

a tahu kalau aku sedang ada masalah? Atau... argh!" gumamnya, frustrasi. Kepalany

intu. Jantungnya kembali berdegup kencang. Apakah itu Rama? Apakah ia

tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya

, sayang? A

etaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situa

bar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati

n, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan mema

i atas tempat tidur, yang tak pernah ia d

ncur seketika saat suara Rama, suaminy

dengan nada datar dan dibalut

n kegelisahan yang mulai mengintai. Ia berjalan ke

tanyanya seolah

ahnya menyiratkan rasa tidak senang. "Kamu mau ke mana, malam-malam begini dengan pen

butuh waktu untuk bertemu teman-teman. Lagipula kamu sibuk terus denga

beberapa inci dari ponsel yang tergeletak di sana. Panda

pan kamu punya 'teman' yang aku nggak tahu?"

h goyah. Jika ia menunjukkan rasa takut, Rama akan m

dengan nada mengeluh, "Aku hanya butuh waktu unt

awa yang penuh kebencian. "Kamu pikir aku bodoh,

ri meja rias. Gerakannya begitu cepat h

Jangan Rama!" serunya, tapi Rama sudah melangkah mundur,

rka segera m

ar 305, ya. Jangan

g

tis. Matanya yang sebelumnya gelap kini seperti api yang menyala-nyala. Ia mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi dan memban

305?! Kamu mau ngapain di sana?!" Ben

Rama! Aku bisa jelaskan!" Nara mencob

ke dinding. "Kau SELINGKUH, kan?! Aku sudah lama mencium bau busuk ini, tapi aku terla

mu terlalu berlebihan!" potong Na

otel?! Jangan bodohi aku, Nara!" Rama semakin

ukan karena merasa bersalah,

rti aku. Kamu selalu sibuk dengan pekerjaan, nggak pernah p

da getir. "Aku banting tulang kerja buat apa? Supaya kamu b

sendirian selama ini!" balas Nara dengan emosi. "Aku hanya men

Ia menggebrak meja rias hingga segala benda di atasnya terjatuh. Botol parfum, si

segalanya! Jadi ini balasannya?!" teriak Rama lagi, su

amu nggak pernah hadir untukku. Kam

ada untuk kamu, untuk rumah ini, untuk hidup kita! Dan sekarang aku tahu, semua itu sia-sia!

ras. Tapi ia tidak mau kalah. Ia menggenggam ujun

salah siapa, Rama? Kam

a yang getir m

himu? Salah karena aku terlalu percaya sama wanita

a saat Rama keluar, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan ..., "Aku nggak p

dengan keras, suaranya

terduduk di lantai, menatap kosong pada layar ponsel yang ki

gaunnya yang kini kusut karena diri

sekali

di kamar, mencoba memahami apa yang sebenarnya salah dengan dirinya. Bukannya menyes

nya. Dengan perasaan yang benar-benar kacau

s? Ha-ha-ha..." Suara yang tak asing baginya t

a tahu kalau aku sedang ada masalah? Atau... argh!" gumamnya, frustrasi. Kepalany

intu. Jantungnya kembali berdegup kencang. Apakah itu Rama? Apakah ia

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Batal Selingkuh2 Bab 2 Bayang-Bayang Sahabat3 Bab 3 Jejak-Jejak Arka4 Bab 4 Gairah Dari Masa Lalu5 Bab 5 Ternyata Dia6 Bab 6 7 Bab 7 Kau Gila, Reno 8 Bab 8 Jika Suamiku Tahu, Matilah Kita 9 Bab 9 Murka10 Bab 10 Pergi Kamu, Bajingan 11 Bab 11 Kamu Sama Saja Dengan Pria Lainnya, tolol 12 Bab 12 Buka Pintunya, Atau... 13 Bab 13 Wajahnya Terkubur14 Bab 14 Kalian Telah Menandatangani Surat Kematian Kalian Sendiri 15 Bab 15 Firasat Buruk16 Bab 16 Reno Tumbang Juga17 Bab 17 Ambil Sendiri18 Bab 18 Hanya Nara Yang Mengetuk Pintu19 Bab 19 Tubuh Molek20 Bab 20 Kamu Menginginkan Ini, Buan 21 Bab 21 Kita Lanjutkan Di Luar Jam Kantor Saja, Pak 22 Bab 22 Libido23 Bab 23 Aku Akan Menunggumu, Rama, 24 Bab 24 Dapatkan Kartu As-nya 25 Bab 25 Two in One26 Bab 26 Berubah27 Bab 27 Lelaki Mana Yang Menolak Kemolekan Tubuhmu 28 Bab 28 Miliki Aku, Rama 29 Bab 29 Buih-Buih Cinta30 Bab 30 Dendam Soraya31 Bab 31 Ini Bukan Kebetulan 32 Bab 32 Bukti Yang Hilang33 Bab 33 Open The Fuc-ing Door 34 Bab 34 Sebentar Lagi Kamu Akan Tahu, Nara 35 Bab 35 Saatnya Berburu36 Bab 36 Nara Panik37 Bab 37 Semuanya Seperti Sedang Tidak Tepat38 Bab 38 Penculikan Nara39 Bab 39 Kecurigaan Reno40 Bab 40 Mencari Alasan41 Bab 41 Semuanya Tampak Tenang di Permukaan42 Bab 42 Mereka di Tempat Yang Sama43 Bab 43 Misteri Tujuan Dita44 Bab 44 Kamar 71545 Bab 45 Terbitlah Kegilaan46 Bab 46 Kegilaan Karena Cinta47 Bab 47 Dita dan Soraya Bersekongkol48 Bab 48 Aku Harus Menyelesaikannya... 49 Bab 49 Kau Tidak Akan Lolos 50 Bab 50 Pengkhianatan51 Bab 51 Siapa Mereka 52 Bab 52 Berbalik Arah53 Bab 53 Tragis54 Bab 54 Rencana Kecil Rama55 Bab 55 Kerja Bagus56 Bab 56 Siapa Yang Merencanakan57 Bab 57 Puzzle