icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Antara Gengsi dan Hati Yang Tersakiti

Bab 4 aku benar-benar hamil

Jumlah Kata:1658    |    Dirilis Pada: 02/10/2025

elilingi kursi kulit hitam yang terlihat anggun namun kaku. Di ujung meja, duduk seorang pria berwibawa dengan rambut yang mulai memutih

sa, tapi di dalam dadanya ada kegelisahan yang tak pernah ia tunjukkan. Ia tahu, pertemuan ini bukan sekadar

ien memecah keheningan, memb

an tenang lalu duduk. Ia menyandark

nya dari nol, dari darah dan keringat. Dan kau tahu apa yang paling kubut

dah menikah seperti yang Ayah ma

am mata anaknya. "Penerus, Arshen. Pewaris. Seorang cuc

pal di atas meja. Ia sudah menduga, tapi tetap saja

ng bahkan tidak pernah kupilih. Aku terjebak dalam kontrak yang Ayah buat,

tapi sarat dengan ke

an. "Pernikahanmu dengan Nayara membuat citra keluarga kita tetap terjaga. Tidak ada lagi gosip miri

la penuh amarah. "Apakah Ayah pernah berpikir tentang itu? Aku menikah bukan karena ci

Arshen. "Kau pikir, aku membangun semua ini dengan cinta? Tidak, Arshen. Aku membangunnya de

eledak. "Aku bukan mesin, Ayah. Aku bukan alat yang bisa Aya

an dengan suara berat. "Kau harus punya anak. It

Hanya suara detak jam besar di

m. "Cukup, Ayah! Aku sudah menuruti semua aturanmu. Aku menikah, aku memimpin perusahaan ini sesua

gan coba-coba melawan. Kau pikir kau bisa bebas dari garis darah ini? Sela

ya ia hanya mendengus kasar. "Jika Ayah hanya memandangku sebagai alat unt

melangkah keluar. Pintu ruangan

-

ah mal

p terbuka, mencoba menggambar sketsa untuk koleksi desain terbarunya. N

h kaki berat terdengar memasuki rumah. Arshen muncul dengan

manggil dengan ragu.

ur tanpa menjawab. Ia mengambil botol air mineral,

an hati-hati. "Apa yang terja

akhirnya membuka suara. "Ayah

rperangah

nikah saja belum cukup. Sekarang

tersentuh-karena secara tidak langsung, itu berarti kemungkinan mereka membangun keluarga

mbut. "Aku mengerti kalau kau marah. Ta

ayara. Kau tahu ini bukan tentang kita. Ini tentang kekuasaan A

asakan luka dalam hati pria itu, luka

a Arshen lagi, nadanya penuh tekad. "Jika aku punya anak,

coba memberi ketenangan mesk

Arshen merebahkan diri di sofa. Nayara berbaring di tempat tidur, memand

-jika suatu hari Arshen akhirnya menginginkan seorang anak,

masih terbaring di ranjang, matanya terbuka setengah, tubuhnya enggan bergerak. Malam sebelumny

wajahnya tetap dingin seperti biasa. Ia menatap Nayara sekil

lahan. "Rumah sakit? Apa ak

ogram kehamilan. Ayahku tidak akan berhenti se

hu maksud Arshen: kehamilan tanpa cinta, tanpa kebersam

nnya?" suara Nayara bergetar, sepa

akan enggan menatapnya. "Ak

-

suara mesin yang terdengar. Nayara duduk di samping Arshen, menatap kelu

ama sekali tidak merasa bersalah?-tapi bibirnya terkunci. Ia tahu,

i putih dengan aroma antiseptik yang kuat menyambut mereka. Bebe

engan senyum ramah. Namanya Dr. Amelia, spesialis fertilitas terkenal. "Silakan duduk

i palu yang memukul kesadarannya. Inseminasi buatan-program

t, ekspresinya tetap datar. "Y

ami perlu sampel sperma dari Tuan Arshen. Setelah itu, kami akan melakukan proses persia

annya. Hatinya bergetar. Jadi, benar. Tubuhnya akan

-

periksa dengan perawat menemani. Waktu berjalan lambat, detik terasa s

. Ia tidak bicara sepatah kata pun, hanya duduk di kursi sambil melipat tan

enerima sampel. Sekarang kami akan mulai prosedur pada Ibu Nayara. Tidak

kan meminta sedikit dukungan. Tapi pria itu

Perawat membantu menyiapkan alat-alat medis, s

i dengan suara tenang. "Tarik napas dalam,

tidak nyaman menjalar, tapi yang paling menyiksa adalah perasaan kosong di ha

kata Dr. Amelia dengan

an yang ia bayangkan. Tidak ada genggaman tangan hangat, tidak ada senyuman

m menenangkan. "Sudah, Nyonya. Sekarang is

-

nya lemas, tapi hatinya lebih hancur lagi. Arshen berjala

ersuara. "Apa kau... sama s

h sekilas. "A

. Semua ini... tanpa perasaan." Suara Nayara

u tidak punya pilihan, Nayara. Ini satu-

gung semuanya," balas Nayar

it. Ia terdiam lama sebelum akhirnya berkata pelan

kali ini, keheningan itu penuh dengan luka

-

langit-langit kamar. Arshen kembali memilih sofa. Tapi

pakah itu akan membuatmu melihat

da jawaban. Hanya ada bayangan ma

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka