icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Antara Gengsi dan Hati Yang Tersakiti

Bab 5 tidak mau menangis lagi

Jumlah Kata:1784    |    Dirilis Pada: 02/10/2025

setelah pr

ndapat perhatian ber

u semakin dingin,

tara harapan bisa dicin

tangga yang m

pur aduk. Di satu sisi, ada harapan-mungkin prosedur itu berhasil, mungkin ia akan segera mengandung. Di sisi lai

tanpa banyak kata. Kadang ia hanya melempar kalimat singkat, "Aku pergi," lalu menghilang di balik pintu. Tida

h dari sisi lain: kel

-

tipkan desain pakaiannya, ponselnya berdering. Nama yang muncul di l

? Aku ingin mampir sebentar," sua

a di rumah. Silakan data

seorang wanita elegan dengan gaun biru navy, rambut disanggul anggun, dan aroma

meraih tangan menantunya. "Bagaima

uk, merasa malu. "Aku baik-baik

enjaga tubuhmu sekarang. Istirahat cukup, makan makanan sehat, jangan terlalu banya

anya men

u saat ini, Nayara. Keluarga ini membutuhkan penerus. Aku tahu Arshen anak yang keras kep

ra merasakan beban berat di pundaknya. Bukan hanya Arshen,

-

pulang, Nayara menceri

il meletakkan teh di meja. "Beliau... b

inya dengan kasar. "Aku bisa tebak. Mama s

"Tapi aku merasa... berat. Semua orang menatapku seola

egitu. Bagaimana pun caranya, mereka ingin pewaris.

a menunduk, matanya panas. "Hanya it

n tidak menjawab. Ia hanya meneguk air,

-

r setiap dua hari sekali, ada telepon dari Elvira menanyakan kondisi tubuhnya. Kadang ada k

lanya Nayara merasa diawasi. Bahkan perawat pribadi yang dir

sa, perawat itu bersuara, "Nyonya, jangan du

"Aku baik-baik saja. Aku

hati-hati. Keluarga Davera

tup buku sketsanya, menyandarkan kepala di kursi, dan bert

-

emberanikan diri bica

an ketika pria itu baru

H

benar-benar hamil, apa yang

menoleh, matanya sedikit terkejut o

akan melihatku berbeda? Atau semua in

a yang tepat. Tapi akhirnya ia hanya menggeleng pelan. "Jangan berharap terl

i palu yang mengha

-

a sering sendirian, tenggelam dalam pikirannya. Sementara Arshen pula

mereka yang harmonis, hasil pencitraan yang dirancang keluarga Daveraux. Foto-foto mereka saat m

yar ponselnya dengan getir. "Mer

-

dapat telepon langsung

u?" suara berat aya

" jawab Naya

ngin mendengar kabar kehamilan secep

atanya mengalir tanpa bisa ia tahan. Tekanan itu terasa terla

-

ak kuasa lagi. Ia mendekati

." suaran

mata, menoleh m

aruh harapan padaku, sementara k

ini menangis tanpa henti. Untuk sesaat, ada sesuatu di m

at menyembunyikannya. "Tidurlah,

eranjak kembali ke ranjang. Punggungnya

nya, Arshen tidak bisa tidur. Kat

-

an hanya ujian kesabaran, tapi juga pertempura

n satu harapan kecil: bahwa di balik ding

gin dari jendela yang terbuka sedikit. Nayara sudah bangun lebih dulu, duduk di sisi ranjang dengan rambut panjangn

rasa lebih seperti penjara daripada rumah. Tentang keinginannya yang terus ia tekan untuk melanjutkan kuliah desain,

acau, hatiny

asi sudah terikat sempurna, aroma parfum maskulin langsung memenuhi udara kamar. Ia menatap Nayara sebent

" tanyanya data

ghela napa

nya. Ia sudah siap berangkat ke kantor. Namun sebelum ia s

cap Nayara, suaranya mantap me

nya, lalu menoleh dengan al

menundanya, dan aku rasa sekarang waktunya aku kembali mengejar itu. Aku tidak

natapnya tajam, seolah mencoba membaca apakah Nayara benar-

karang bukan kuliah. Fokusmu adalah program keh

diam di rumah, menunggu saja, tanpa melakukan apa

s. "Jangan gunakan nad

ayahmu. Aku sudah mengalah. Aku sudah ikut semua permainanmu, bahkan sampai rumah sakit kema

ara terengah karena emosi, sementara Ars

ni sekarang. Aku tidak akan membiarkan kuliah atau ambisimu mengacaukan proses

at. "Dan aku tidak akan berhenti hidup han

ri tepat di hadapan Nayara. Wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter. Mata abu-

gumamnya dingin. "Jangan

seenaknya mengatur hidupku, kenapa aku tidak boleh bersuara tentang hidupku s

penuh amarah yang tertahan. Tangannya mengepal di

k hening tera

"Kalau kau berani melawan keputusanku, jangan salahkan aku kalau

erdegup kencang. Ada ketakutan, t

amku seribu kali, tapi aku tidak akan berhenti memperjuangkan apa yang aku ing

reka saling bertabrakan di udar

h sebentar, lalu mengangkat panggilan itu. "Ya, saya segera ke kantor." Su

ekali lagi. "Kita belum selesai bicara," kat

ngnya, meninggalkan Nayara ya

-

tapi ia menahannya. Ia tidak mau menangis lagi. Ia sudah berjanj

, dia salah besar," gumam Nayara lir

. Tapi ia tidak akan menyerah. Ia akan buktikan, pada Arshen maupun pada diriny

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka