icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Penantian seorang istri

Bab 2 Dua

Jumlah Kata:1021    |    Dirilis Pada: 01/12/2021

la

elalu terganggu dengan suara wanita yang terus bicara dan bertanya ini-itu. Tetapi,

u bertanya-tanya, dimana Lanaya s

mutuskan bahwa kami akan tidur di kamar yang berbeda. Awalnya Lanaya menolak denga

kali tak tertarik dengan pernikahan ini. Tak ada yang aku harapkan dari pernikahan yang d

enurut dan mau melakukan apapun yang mereka minta. Sebagai seorang anak tentu saja aku tidak

a kesempurnaan harus melekat pada diriku dan juga penampilanku. Salah satunya kerapihan, wan

keluar kamar dan menuruni anak tangga, sesampain

enghilang tak menampakkan dirinya di depan

endera begitu hebatnya, aku melangkah ke ruang

uk nyaman disana sembari menunggu kedatanganku dan menyuruhku untuk segera sarapan. Tetapi tetap saja, selapar apapun aku tidak pernah mau me

kan untuk makan di kantor saja nanti. Tanpa memikirkan dua kali diman

h. Masa bodoh sekali memikirkan Lana, kalaupun wanita

sangat

*

langsung bergegas pulang. Waktu sudah menunjukka

dalah kesunyiaan. Lagi-lagi tak kudapati sosok Lana yang biasanya ak

as untuk melakukan hal-hal yang menjadi kebiasaannya itu. Nya

kamar. Penat dan lelah yang ku rasakan bercampur jadi satu,

pakaian santai, malam ini aku lebih memilih untuk di rumah saja. Entah kenapa rasanya aku malas sekali untuk keluar, jadi begitu selesai berpak

kenapa aku merasa gelisah. Seakan ada s

rebahan menjadi duduk dengan bersandar di kepala r

, kenapa wanita itu tidak te

pergi dar

h selamanya! batinku tersenyum senang tapi ken

kakiku melangkah keluar dari kamar. Aku harus mema

bagai patung. Dilanda rasa bingung dan juga gengsi, har

lakukan itu hanya untuk demi memastika

mudahkan kami untuk berpisah. Dan apa katanya? Dia ak

h dan menyerah. Dasar pembual! Ah, sudahlah, tak ada gunany

kakiku justru membawaku menuju ruang makan. Dan tercengang hebat begi

ini, terbukti dari menu makan malam ini. Tak mungkin jik

kan kuat menghadapiku. Tapi, baiklah, jika dia tak ingin menyerah ma

apar semakin mendera namun aku tetap tidak ingin men

ah dan memutuskan untuk pergi saja malam ini. Pelarianku tentunya adalah club malam, disana aku bisa melampiaskan semu

erapa bulan terakhir sebelum menikah dengan Lana. Aku bahkan belum sempat memperkenalkan Sall

a setelahnya kami menikah. Setelah resmi menikah aku langsung mengeluarkan

aku pun tak akan pernah mau dan s

c.

h yan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka