Tiga Tahun Menjadi Pengganti, Satu Hari Hancur
ut panjangnya yang ia ikat rendah. Wajahnya pucat, tapi bersih. Ia memilih gaun pastel sederhana, bukan ka
deru mobil sport terdengar di halaman. Arina menoleh ke arah pintu dengan dahi berkerut-Rafael jar
npa ekspresi, tapi Arina melihat ada sesuatu di matan
apan?" tanya A
uhnya di meja. "Belum." Ia menarik kurs
ra di dadanya meneg
mengukur kekuatan hati yang ia
na seolah
samar, lewat tatapan kosong Rafael ke foto yang disimpannya di laci
elan luda
fael bicara tenang, terlalu tenang, seperti seseorang yang sudah
aneh menyayat dada-bukan sekadar cemburu, tapi seperti
rkannya?" suaranya liri
Tapi dia bagian dari masa laluku... bagi
api atmosfer beku itu membuat
anginya. Ia hanya berdiri di teras, memandangi mobil itu menghilang
nga, bahkan menulis resep masakan baru di buku catatann
ambarkan orang-orang? Masihkah ia mencintai Rafael dengan ca
itu me
at kota. Tempat itu dulu menjadi pelariannya saat ia merasa sendir
nya selera hum
isan abstrak saat suara tawa renyah terdengar
meter darinya-dengan s
erah porselen, senyumnya lembut tapi penuh percaya diri. Matanya-m
salah. Arina tahu ta
i Arina mengecil, seolah tubuhnya menyusut di ruangan yang tiba-tiba terasa terla
noleh-dan mata
ampai kaki, tatapannya tajam, menilai, seperti memeriksa barang di etalase. Bibir
a lembut tapi jelas,
pannya terkejut, lalu seger
ba menahan gemetar di ujung
k pelan di lantai. "Akhirnya kita bertemu," uc
nya. Sentuhan Nadira ringan tapi dingin, seolah ti
balasny
l, lalu kembali pada Arina. "Terima kas
i tajam. Arina memaksa bibirny
g jarang terjadi. "Kita... sebaikny
a melebar. "Aku hanya ingin berkenala
egang. "M
ncin di jari manis Arina lalu menatap mata Arina dalam-dalam. "D
u persis apa yang diinginkannya-da
at, lalu melangkah pergi. Tapi setiap langkah
g rumah. Angin malam menusuk kulit, ta
elum pul
mencintai langit malam. Tapi kini, langit malam ha
pada diri sendiri. "Kenapa harus sakit
diam-diam, seperti hujan ya
kan malam dari Rafael datang-dikiri
oran jam 8. Ada yang
enuh cahaya hangat dan musik pelan. Rafael suda
pas. "Kupikir ha
iga bicara," ucap Ra
menyesap wine-nya. "Ka
ntian. "Tergantung apa yan
alu berkata, "Aku akan meng
h runtuh da
lebar, seolah berita
menatap Arina seolah ingin mem
i," suaranya datar tapi bergetar halus.
sinis. "Jangan khawatir. Aku akan me
l untuk terakhir kalinya malam itu. "Kalau
oran dengan langkah mantap, walau di dalam
rtama kalinya dalam tiga tahun, ia merasa benar-benar sendirian-bukan karena ditingg
bukan hanya
g untuk mere