Head Over Heels
enar teman sejati. Ia tahu, gaya berteman anak-anak muda jaman sekarang, yaitu: manis di depan, di belakang busuk. Sungguh, demi apapun Raina benci hal itu. Makanya, ia lebih cenderung menj
annya dengan Miko
menjaga kebersihan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya supaya tetap higienis dan terjamin. Raina membawa kotak makanan
ri pohon besar yang berada di arah lain, terdapat pembatas dan membentuk persegi di sekeliling pohon itu. Rain
rlezat di dunia eman
mat, dan mayonise yang membentuk segitiga itu. Sementara dalam tempat makan
a itu bilang seperti itu, dan ia juga harus lebih menghormati dan menghargai Miko sebagai kakaknya. Sementara, pemuda itu dengan puas menertawakan dirinya dibalik punggung wanita paruh baya itu. Dan, yang Raina l
cari ternyata
erlari kecil menghampiri Raina. Gadis itu tersenyum kecil disela-sela aktivitas mengunyahnya, dan menyelip
pa emang, tumben n
k papa. Yaa, seneng aja gue kalo di deket elo. Lo
l. Ia menarik kotak makanannya
banget gue belum sarapan tadi pagi. Thanks, ya Raina
hannya. Ia geleng-geleng kepala. "Eh, nggak papa, santai aja lagi. Gue bukan t
semakin lebar. Raina te
memasukkan sedikit roti itu ke
makanan itu, Raina mengambil susu kotak.
menaikkan s
aikan tangan ke kanan dan ke
s pipi Raina yang tengah minum susu kotak
du
bener si."
, Johan langsung teringat sesuatu. Ia m
an Johan tengah menatapnya sejenak
us, nggak seharusnya gue ninggalin lo disana, padahal berangkatnya bareng gue. Tapi, nyokap gue juga udah m
gak papa kok, Johan, gue kan juga bisa pulang sendiri. Lagian, nyokap l
n tertarik keatas. "Th
n dalam hati ia bersorak. Seseorang
nyak cewek yang susah buat gue temuin. Lo itu beda, lo penge
g j
e
yeruput susu kotaknya langsung mendelik dan tersed
ah
gue? Demi apa?
••••••
o tu
im yang memanggil namanya tadi kontan membuat pemuda itu memutar kepala. Keningnya nampak berlapis meli
?" guma
ru laut, hidung mancung, tinggi badan yang proporsional, dan bibir tipis dengan lip ice berwarna pink yang sedari tadi begitu menggoda iman para cowok disekelilingnya. Dari segi ma
na, Mik? Sen
anak rambut ke belakang telinga. Lesung pipit di kedua pipi pula membuatnya semakin mempesona. Dalam ha
Miko mengangkat benda perse
ya?" Gladys menggeleng kagum. "Gue jadi
ya juga, kali. Emang ada perl
pinjem catetan Sejarah. Kemarin gue nggak berangkat soalnya.
beberapa kali. "Besok deh ya, gue bawai
h sendiri, nggak ada kerjaan." Gladys menggembungkan pipinya dan mengedipkan mata beberapa kali
audah, lo dateng aja. Gue nggak ada
g loh, serius. Cuma ya, itu. Lo suka lupa waktu kalo udah berduaan sama buku. Jadi, kalo lo punya pacar dan
. "Lo tuh ngomong apaan sih, Dis, muter-muter gitu. Gue
ini memang tipe teman yang menjunjung tinggi solidaritas. "Aha! Gue tahu! Gini aja, Mik. Lo ma
h-aneh deh, Dis. Lo mending urusin aja hidup l
l
hat banget sih ngomongnya? Gue tuh care sama lo, i
ko, sama sekali tidak memberikan respon kepada G
ah. Nggak jadi deh pinjem
Hal ini yang paling malas dihadapi oleh seorang Miko dari cewek, yaitu gampang marah. Berbeda jauh sekali deng
nya udah bener apa, segala repo
kan dengan masalah-masalah yang tidak penting. Namun, begitu ia berbelok di tikungan itu
uda itu mengerjap melihat obrolan Raina dan Johan te
ilanya Raina sam
ketika Johan merebut tempat parkir Miko disaat mereka sama-sama terlambat dan lahan parkiran sudah terisi penuh. Padahal waktu i
engang pergi sembari bersiul dan memainkan kontak motornya. Karena pada dasarnya, Miko
kaleng
dak pernah terlihat akrab. Dan sekarang, Johan ten
gak liat kita mau lewat, hah?! Ngalangin jal
o. Bacotnya nggak usah pake otot, kal
ngajak b
terlalu polos untuk mengetahui siapa Johan. Dan untuk menghindari perkelahian,
••••••
ka mata pelajaran itu tidak kita sukai, terlebih lagi jika gurunya killer. Seketika kelas XI
Asikk!! Ye
asnya. Lalu, dalam sekejap sebagian besar telah berhambur keluar. Entah itu ke ka
unggu, ya ampun! Males gue sumpah liat bokapnya Miko tuh." Andre beranjak da
nsel dalam genggaman tangannya-belum lama tadi, Ishabella men
kan-ikan di laut gue oga
ak
p jidatnya dan langsung terbirit-birit lari entah
menempati tempat duduk Andre dengan tawa gelinya.
, nyet, dateng-dateng lan
w, tumben banget nih bokap lo yang kepala bo
, Na!" um
Miko yang selalu unggul di pelajaran tersebut, Andre
. Sementara Miko menaikkan dag
ah
ar i
leng kepala Miko. "Huu! Gue k
ya a
api ia penasaran. "Lo ada apa sama Johan
kutil itu nggak pernah akrab? Cih~ Sumpah gue sebenernya
entuk beberapa kerutan
l
ina. "Cantik-cantik bolo
A
bilang a
Miko menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, menyadari ucapan
memastikan pendengarannya. Bibirnya membentuk senyum
er ya? Nggak sudi gue muji-muji elo. Karena dari dulu lo t
lan tangannya. "Seandainya ada pasal-pasal yang mengatur tentan
ko tertawa keci
g ngatain gue kayak gitu tuh udah biasa gitu. Coba kalo cewek lain, gue ng
o nggak g
tar lo ngadu lagi sama bokap lo? Abis dong gue, bisa-bisa gue kena siraman rohani nyokap lagi karena nggak ngehormatin
pi. "Enak aja kalo ngomong, lo nggak liat gue uda
at tangannya di dada den
anak kecil
endiri. "Gue udah gede dong,
e j
nggembungkan pipinya. "Tetep aja,
duduknya menghadap Raina. "Heh! Asal lo tau
rti. Ia menatap horor Miko. "Lo ngomong apaan si
tanyaan gue! Kenapa lo k
ya malas. "Hhh nggak penting banget sih pe
lam hati Raina juga baru menyadari sesuatu. Ia menoleh kearah Miko perla
" heran Miko. Sedikit risih. Sem
h ngobrol ngalor-ngidul kayak orang ya
alam hati membena
ma dia bisa kayak akrab gini ya? Apa gu
••••••