Head Over Heels
Johan makan bersama di kantin-padahal dari dulu saja Miko tidak pernah akur dengan cewek itu. Bukannya apa-apa tapi mengingat sedikit profile Johan yang kurang bagus-yaitu kebenaran bahwa Johan adalah seorang yang hobi memainkan ha
a sekarang yang lebih berani-sehingga Miko selalu mengejeknya semasa itu sampai-sampai tidak jarang orangtua mereka dipanggil ke sekolah karena keributan yang dibuat d
u kalau cowok itu tengah memikirkan Raina di sela-sel
y!
uat cowok itu terkejut dan menoleh ke sumber s
enghela napas sejenak. "Dipanggil tuh sama
sertai gelengkan kepala. Juga, ia menjadi pusat perhatian semua murid di kelas itu seka
-besok kupingnya tuh dibawa, j
a guru tersebut seketika membuat tawa murid-murid sekelas meledak. Termasuk Andre.hahaah
nya pelan ke meja menatap Raina yang menjulurkan lidah ke
ng, jadi agak-agak nggak konek." Andre menepuk-nepuk pundak
hahhaa
re yang memang jahil dengan sengaja menirukan ka
lengan Andre, lalu mendelik kearah Raina. "Heh kecoa! Mending lo diem aja deh! Lo nggak
jam seraya meremas kertas yang berisi coretan menghitungnya diatas meja sampai b
u
ra lo kali yang cempreng, kayak banci ngondek. Iuuh!"
u
u
u
Raina itu kearah cewek itu. Sementara Raina masih terus melempari Miko dengan kertas-kertas apa saja yang berada di mejanya sembari menco
al sekali dengan tabiat dua muridnya itu. "Sudah-sudah! Semuanya
ak
ung membuat semua mulut yang semula berkicau kini menjadi terdiam. Raina dan Miko pula, aktivitas keduanya terhenti d
r
entara Bu Elli sudah menampakkan wajah garangnya dengan napas yang sedikit tidak
eh guru itu-barang satu nomor pun belum. Karena Miko dengan kesibukannya melamun soal Raina yang belakangan
, saya be
uk
rata berusia 17 tahun di kelas itu hampir copot dari sarangnya. Untung saja, tidak ada yang memiliki penyakit jan
l buku tulisnya yang jatuh di samping tempat duduk Miko. Namun naas, R
ukk
du
na tersungkur di lantai dengan tawa yang ditaha
curut s
••••••
r telinga sendiri. Lalu Miko? Dengan mudahnya, tanpa sepengetahuan guru, cowok itu diam-diam meminjam buku seorang anak yang pintar di kelasnya dan dengan mudahnya cowok itu menyalin di papan tulis dan menerta
ur dengan malas. Namun, tak lama kemudian ponsel dalam
elum ngasih alam
epuk jidatnya sendiri melihat itu.
dateng aja ke jln. pohon mang
lama, Raina langsun
tar gue dat
k. Membayangkan wajah tampan Johan, ia jadi senyum
teras depan, deh. biar ng
Johan tahu kalau ia tinggal di rumah Miko dan status saudara mereka.
ranya ayu ting-ting kali salah
k. Apalagi cowok itu adalah orang yang ia sukai. Dan saat ini, ia tengah kebingungan ingin membalas apa
e, johan. lag
u sekiranya 2 menit lebih untuk mengirim pe
mang? ada yg ganggu elo ya?
uk perhatian? Raina ha
ama bu eli gegara gue ga bisa
ntuk menyebut nama Miko. Jadi
gitu, sampe ketemu ntar malem
i, suara perutnya langsung berbunyi. Menandakan kalau cacing-cacing tengah berdemo sekarang, meminta jat
mar terdengar dari ruangan sebe
h! Mau k
lanya tertoleh ke sumber suara, diikuti
a?" Miko mena
. "Emang gue mesti laporan sa
wok itu lalu bangkit dari duduknya seraya meleta
a! Enak aja nyuruh-nyuruh!" Raina berkacak pinggang tidak
ya lo mesti bikinin gue mi goreng. La
aina. Meninggalkan gadis itu yang masih berdiri
o juga! Ogah gila! Masak aja sana s
nggak ngelakuin apa yang gue suruh, gue bakalan bilang sama nyokap kalo l
tidak bisa berbohong kepadanya. Barang sekecil apapun itu. Wanita paruh baya itu pasti tahu. Kar
lo tau da
i, mi goreng udah harus
nya, tangan terkepal, dan tanda tanya di kepala. "Apa-apaan sih tuh orang! See
••••••
buah rumah pohon bercat putih. Beberapa anak tangga menjadi akses jalan untuk ke atas. Dan, Raina dengan wajah masamnya yang ditekuk, berjalan naik dengan membaw
ih
bentar cewek yang berdiri 50 cm di hadapannya. Dalam hati ia terkikik geli, ras
kalo lo tuh udah
untung gue baik hati mau bikinin dan anterin kesini, lo jadi orang emang nggak tau
erdecak melihat Raina berbalik badan dan siap turun. "Lo nggak tau orang la
nggaman tangannya dan duduk di anak tangga yang sama. "Jadi cewek tuh j
et
du
n. "Makanya, kalo punya mulut tuh dijaga. Enak aja nyama-nyamain gue
Raina yang memanyunkan bibirnya acuh tak acuh. "Eh lo
k tangga dan berbalik menatap Miko. "
kok Johan mau-mau aja ya deketin cewek jutek nan sadis kayak lo
nar meremehkannya. Apalagi saat pandangannya menelusuri cewek itu dari at
i, lo ngaca deh. Badan lo aja kecil, kerempeng, dan nggak ada seksi-seks
u. Miko memang paling bisa membuatnya naik darah, terlihat dari napas Raina
otot gue?" Miko mengidikkan bahu, lalu mengangk
au ya, gini-gini gue pernah belajar beladiri. Kalo cuma nonjok mulut
risi mi goreng yang mungkin saja sudah dingin it
ing di anak tangga sampingnya. "Iya, gue ngga
aina hanya acuh tak acuh dan melipat tangan di bawah dada. Sampainya di anak tangga yang sama de
hadapannya itu mulai mendekatkan wajahnya dengan tatapan mat
itu. "Lo nanya mau gue? Bukannya kebalik ya? Harusnya, gue kali yang
dari samping Raina, kemudian turun ke bawah lagi sampai menginjak
Heh curut! Ngapain lo keta
dua alis. Sementara Rain
bilang lo kena gangguan kejiwaan? Mampus! Gue mesti bilan
et
ww
hkan telunjuknya. "Lo ngedoain gue gil
aina menepis telunjuk Miko dari wajahnya. "Lagian s
tain gue gila?" Miko menghela napas dan maju selangkah sem
itu,