Dokter Cantik Mantan Istriku (Penyesalanku)
dokter wanita, suster," ucapku pada p
ahnya, di sini dokter kandungan wanitanya adalah direktur
iperiksa dokter Agus sekarang," jelas
ak apalah, daripada istriku diobok-obok dokter laki-l
ter, saya akan menu
pungkasnya, kemudian kemb
kan kehamilan istriku. Rumah sakit milik ormas berlamb
Cepat tanggap, lihat saja saat aku minta dokter kandun
ni memang selalu total kalau membangun fasilitas untuk umum, lihat saja sekolah, kampus,
ndurkan diri setelah menikah denganku. Dia seorang dokter umum, yang baru beberapa b
cantik dan sebaik dia. Justru tidak menghargai pengorban
membuat dia terluka, apalagi menceraikannya. Aku akan
u, membuat lamunanku buyar seketika. Wajah
enunggu. Tapi dokter wanita yang dijanjikan perawat itu tidak kunju
uga, hampir dua jam saya menunggu lho?"
erjalanan ke sini," sahut Sust
triku? Apaka Uma yang sama? Uma mantan istriku? Ah, pasti hanya kebetula
inggi semampai, berpenampilan elegan, jadi itu bukan Uma,
nggil dari ruang periksa, aku dan Sa
uk," sapa dok
ilan pertama, sudah telat dua bulan," dokter itu memb
at dari matanya yang menyipit, aku yakin dia se
g capek, lemes Dokter," jawab
desisku d
asan, dengan alasan bawaan bayi. Beda dengan Uma dulu, meski dia hamil, tapi tet
aja tidak becus. Apa-apa minta dilayani, bahkan aku terpaksa membayar pe
morning sickness, gampang lelah, itu wajar. Tapi tetap ha
nanti nggak baik buat janinnya,
aja Bu Dokter?"
ng bener aja?" ge
ak ada lagi makanan yang bisa masuk, memang
rutama yang enak-
lebih keras, mata di balik kaca mata
itu, "dr. Kusuma Wijayanti Spog", begitu yang nama t
elma menjadi wanita berkelas. Tidak sepert
engennya diperhatikan dan dimanja,
a sengaja menyindirku? Untuk menyadarkanku, memang beg
engen ini dan itu, atau mengeluh badannya pegal-pegal.
periksa, biar say
menutupi tubuh bagian bawah istriku dengan selimut, lalu memb
semuanya normal. Ini artinya kehamilan anda baik-baik s
saling kenal, padahal kami pern
tre di apotek, sementara aku sengaja
keluar dari ruang perik
uku memang
eh kearahku. "Maaf, ada yang bi
kab
aik-baik saja," u
pat kuselesaikan ucapank
pendarahan, yang harus segera mendapat tindakan."
nar putus komunikasi. Tak ada lagi nafkah untuk anak-anak, bentuk tanggung jawabku seba
ambu
alurnya maj