icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
BILANG SAJA KAMU JANDA

BILANG SAJA KAMU JANDA

Penulis: RICHJANI
icon

Bab 1 Aku harus pulang kemana

Jumlah Kata:1307    |    Dirilis Pada: 01/09/2025

mu ma

yang jatuh terlalu dekat ke jantung.

Di sudut lain, si sulung, Rafif, pura-pura tetap tidur. T

pintu dapur, dengan setelan jas yang masih rap

sakit, tapi ngga

seperti detak bom waktu. Rani

n perut yang mas

aranya hampir tak terdengar. "Aku

AK

a-aba. Tidak keras. Tapi cuk

ruh kamu kerja

a. Cowok-cowok itu gampang kasihan. Ng

pendek, taj

na sih? Kau udah bias

a tak bersuara. Sudah terlal

kamu teg

Matanya mengecil. Lalu ia mendekat lebih dekat,

u juga capek! Tapi kamu ini beban, Rania. Kanker

tersentak. Refleks, ia berlari

tanya penuh benci, pada ayahnya, pad

masih bergetar. Tapi kali ini buka

Hana er

kata pelan,

aku p

rtawa,

Siapa yang mau nampung ka

ia

a tak punya

ya dalam bertahun-tahun... dia perc

k tahu harus p

nggan muncul. Udara lembap, seperti

osong. Hana bersandar di p

eluk tas plastik berisi dua stel

r saat mengirim pesan pinjaman uan

g mengirim. Yang

yang benar-b

ia menjual tulisan. Hanya 8

iasa menjual suaranya juga sepi

h. Kemoterapi harus lanjut beberap

k punya s

ya menyusul. Tak ada saudara. Dan

r di mushola pasar. Pe

subuh, ha

na sekarang?" t

asih punya

angguk. Me

g panas, ia terima chat

bantu. Tapi kamu kuat,

ingin

pilihan. Kuat it

sel kebu

bagi satu biskuit

bilang tak lapar

ngin diakhiri, Hana men

nangis. Nant

memelu

ri. Pelan.

na ada rumah. Tapi kar

an

ri balik mobil puti

l

ang kandung suaminya. Waj

h... kamu b

u berkat

Bandung. Tapi Mamak siapa yang jaga? K

akan. Ta

sayang. Tapi

leh pelan

, Bu. Kita kan n

-

duduk di teras, rokok di t

si janda hidup sega

enyum kecil

ulu ke warung Bu Murni. Bi

. Ia tatap ibunya Emir, yang dulu sering

u. Tetap mengganti popoknya. Karena

-

abis. Anak-anak lapar.

m beras, Bu? Sama

i diam

mberi s

n kasih lebih. Tapi aku mas

. "Saya ngerti.

an kangkung di

hangat. Peru

tidur di lantai, ia tahu an

icak dan desah napas panjang

di dapur, memasak air demi secangkir teh manis yang s

ang semalam. S

Tidak ada pesan

sanya... tidak

, suara ketukan keras m

UG DU

kaget. Hana men

eka tangannya, dan berjalan

eakan m

UK

aki. Bera

an satu

ga orang. Satu bertato, satu bawa m

membawa n

KARANG, KALO NGGA

a menggema dari dalam. Rafif berdiri di

pa ya?" suara

bertato

h tiga bulan nunggak! Tanda t

topi men

unganya udah hampir 10 juta. Kal

h saya... saya cuma...

pi mulutnya gemetar. Air mata

ertato sudah masuk ruang tamu. Matanya liar. Mel

Itu... itu buk

Rafif ikut berdiri di depan ku

!! SUAMI SAYA HILANG!

karena marah. Tapi karena

anaknya meli

-

diusir ya?" bisi

annya menggenggam u

nggak... Ibu di s

a sendiri

Elsa menelepon.

bek tukang utang! Itu aib! Mamak kag

ahu harus m

gin b

tahu. Aku j

hanya

usahakan cari

ongan paling men

tahu jalan man

-

a, Hana

an tisu basah d

t padam karen

r mandi. Rafif duduk di dekat jendela, ta

ah sakit ya, Bu. Biar Ibu

anya me

ah. Karena biaya ke

i juga su

ni melakukan hal yang pal

-

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Aku harus pulang kemana2 Bab 2 Pilihan Yang Masih Tersisa3 Bab 3 Hampir Melayang4 Bab 4 Bertahan5 Bab 5 Ibu Yang Penuh Perjuangan6 Bab 6 Diantara Luka dan Harapan7 Bab 7 Sakit yang Tak Tertulis8 Bab 8 Biaya yang Dibayar dengan Air Mata9 Bab 9 Yang Terlambat Menyembuhkan10 Bab 10 Langit Tanpa Bintang11 Bab 11 Nasi Uduk Penyakit12 Bab 12 Nasi Uduk, Isu Busuk, dan Tamu Tak Terduga13 Bab 13 Surat, dan Sepotong Masa Lalu14 Bab 14 Keadilan Yang Tak Pernah Adil15 Bab 15 Diambang Batas16 Bab 16 Rasa Yang Tak Pernah Tersampaikan17 Bab 17 Cahaya Semangat18 Bab 18 Lawan Rania!19 Bab 19 Aku Pernah, Tapi Aku Pulang20 Bab 20 Semoga Kamu Merdeka, Walaupun Bukan Bersamk21 Bab 21 Surat Yang Membakar Segalanya22 Bab 22 Perang Yang Tak Terlihat23 Bab 23 Emir yang Meledak, Rania yang Tegak24 Bab 24 Rumah Kecil, Langkah Besar25 Bab 25 Malam Yang Menggetarkan Langit26 Bab 26 Sidang Kedua, Harga Diri yang Ditarik Paksa27 Bab 27 Semakin Pelik, Semakin Sayang28 Bab 28 Rumah Baru, Langkah Baru29 Bab 29 Luka Lama30 Bab 30 Hujan, dan Hadiah Yang Jatuh Dari Langit31 Bab 31 Lapangan Yang Masih Menyimpan Memori32 Bab 32 Tawa Jemima33 Bab 33 Campur Tangan Semesta. Untuk apa 34 Bab 34 Semakin Dalam35 Bab 35 Lagu Untuk Ibu36 Bab 36 Luka Lama37 Bab 37 Bimbang Yang Menyesakkan38 Bab 38 Penampilan Baru Viola39 Bab 39 Pria Dalam Foto Lama40 Bab 40 Penjara IA41 Bab 41 Rujakan di Kebun Kecil Rania42 Bab 42 Arisan Yang Membara43 Bab 43 Tawa Dibalik Layar44 Bab 44 Malam Yang Berat45 Bab 45 Lempar Tomat dan Timun46 Bab 46 Gelisah47 Bab 47 Dibalik Pintu Yang Terkunci48 Bab 48 Luka Lama Yang Terbangun Kembali49 Bab 49 Diary Perjalanan Kita50 Bab 50 Mengejar Bayangan