Menjadi Ibu Susu
nggu ke
adi?" tanya Riswan kepada Ros yan
uga sudah saya beritahu." ujar Ros. Lalu
s masih setia berdiri di depan pintu rumah memperhatikan
nggukan oleh Ros sambil tersenyum. Setelah motor Riswan mengh
...b
mencari suara ponse
o Dar
pa kab
apa kabar? cafe
ok. Sayang aja minggu ini gu
gkang juga ga bagus, Ren. Hahahaha.
gan Darren, tiba-tiba
k...oo
at dari ku
gue udah memanggil." ucap R
*
nggung. Entah kenapa rasanya seperti akan kedatangan mertua sendiri. Ros menyusui Melati sambil duduk di atas ranjangnya. Namun suara ibu majikannya
elati. Ros sudah menceritakan perihal sakitnya pada Bik Momo, wanita paruh baya itu s
di depan pintu menyambutnya. Riswan berjalan di belakang ibunya sambil menenteng t
i heran, karena tidak melihat cucuny
gendong Melati, sebelumnya Ros su
piri ibunya dengan mata mengarah kepa
ita berparas manis menggendong cucunya
anya Bu Nurmi
a. Sudah tiga minggu bekerja di sini mem
m sambil berjalan ke arah Ros kemudian
-tiba kelu, merasa sungkan pada ibu Riswan. Ditam
ya Ros." Ros memperkena
ya itu ikut mem
m Melati dengan gemasnya, berjalan ke arah
iapa?bagaimana bisa ada wanita
a tangannya membawa nampan berisi dua teh
a." ujar Bik Momo sambil
ah bisa bikin
jawab Bik Momo jujur. Karena memang semenjak ada Ros di rumah, mereka tidak pernah
tu. Syu
ng dulu, Nya."
n pada ibu semuanya." ti
ng sedang mencari pekerjaan. Ditambah lagi Ros baru saja kehilangan bayinya.
nya pada ibu dan kenapa memutuskan semua nya
rang untuk membantu saya menjaga Melati dan menyu
narnya kurang tepat!" tegas
saja? jadi ada juga yang me
gi, saya masih sangat mencintai almarhum Annisa." ucap Ris
k...oe
eneknya. Sepertinya ingin menyusu kembali. Ros kelua
Melati lapar." ucap Ros dengan suara pela
ambil Melati dari gendongan ibu Riswan. "Saya pe
*
sungkan bila harus ngobrol di luar kamar atau di teras saat Bu Nurmi masih d ruma
ka ya?" tanya Ros sambil meringi
k belum?" mata Bik Momo membulat sempurna sa
pasti bapak risih mendengarnya. Ntar saya malah dikirain me
i masih sakit, saya jadi kesusaha
antar ke klinik ya?" ucap bi
t begini saya jadi tidak bisa membantu bib
kamar Ros, ternyata beliau mende
Nurmi dengan memperhatikan w
k momo men
luka." sahut Bik Momo dengan m
a, biar nanti sepulang Riswan kerja, dia mengant
a diantar Bik Momo saja, tidak usa
tu bisa mengeluarkan darah, kamu mau?" ba
ggeleng
uka, nanti cucu saya jadi ikut tertular demamnya, saya tid
an ketus. Ros tak berani menatap wajah ibu
*
ai bersih-bersih dan memakai baju santai, Riswan keluar
rumah sakit, gih! payud
apa harus Riswan yang antar?" ujar Riswan de
rtumbuhan anak kamu, dia sakit masa kamu
bayar dia mahal untuk melakukan pekerj
baskom untuk mengompres payudaranya yang sakit. Ia mendengar kalimat dari m
sui Melati lagi, bagaimana?" tantan
usui anakmu? ya ampun Ris, jangan jadi ma
, sekarang!" titah Bu Nurmi tegas, kemudian
os ke rumah sakit yang terdekat dari tempat tinggalnya. Sepanjang perjalana
iri. Turunkan saja saya di depan biar saya naik ojek online saja." ucap
saya antar dan saya tunggu kamu di parkir
dat. Sepuluh menit kemudian, mereka pun sampai di sebuah klinik yang cukup besa
rasa sangat lelah hari ini. Riswan membuka pintu mobil bermaksud menyusul Ros ke dalam. D
enar, jangan sampai anakku ikutan sakit juga."
rasa kasihan." Ros berkata lirih lalu memalingkan wajahnya tanpa sanggup berkata lagi. Air matanya merembes di kedua pipinya. Me
*