Undangan Eksklusif Dari Presdir
g ingin memiliki seorang istri itu cukup jauh
*
a istana di negeri dongeng," Naura menatap rumah megah yang ada di depan matan
a melangkah mendekati pagar hitam yang menjulang tinggi. Ia mengetukkan tangannya b
ng itu terbuka. Seorang satpa
a curiga dengan Naura. Dari penampilann
h, itulah seragam Naura sel
encari seorang wanita dan berjanji segera menikahinya," jawab Naura. Ia memperkenalkan diri dan tujuannya datang kesini. Karena tidak ada n
klah ke dalam. Tekan bel tiga kali saja, jangan berlebih
ntungnya berdebar gugup, ia pikir ia ti
ma, hari ini ia pasti bertem
tadi. Ia sesekali menyisir rambutnya dengan jemari, semoga saja p
gelombang itu menyambut kedatangan Naura. Namun
kan?" Davina bertanya dengan bibir
an dirinya. Tapi, sudah terlanjur. Ada untungnya ia mendapatkan 100 juta dolar
mah dan memberikan senyuman terbaiknya. Ia sudah merasakan kurang nyaman ketika wan
habis pikir. Ternyata selera pil
memanggil Arkan. Ia harus berbi
ower point pun terburu-buru menyimpannya. Davi
ga. Sumber suara Davina sepertinya dari ar
n Arkan bertemu dengan mata seora
" Arkan ber
memarahi Arkan. "Jadi, pilihan kamu wan
. pilihan
ak, mendengarkan uca
sti karena undangan amplop putih itu. Tapi, kenapa
kan bertanya dengan
ap Arkan tak berkedip. Arkan begitu
," Naura mengulurkan tangannya berharap
an Naura. Ia hanya diam memperha
engan Arkan? Atau ... kamu suka Arkan?" Tan
kagum dengan ketampanan Arka
an pekerjaannya? Bos perempuan satu-satunya di perusahaan ayahnya," Davina mulai memb
a selalu ingin lebih jika perihal kekayaan dan uang. Karena menikah seumur hidup selamanya, ia tidak mau memiliki ist
ercaya. Bisa-bisanya Arkan menolak wa
ura? Dia kerja apa? Marga keluargany
a apa adanya. Itu yang membuatku mencintainya," jawab Arkan jujur menurut pan
ra mengambil dan menerima kesempatan yang tidak akan datang dua kali ini. Ia akan ber
taku yang serius dengan Naura. Cinta tidak
enguras dompetmu. Di luaran sana banyak wanita licik dan jahat. Mama hanya tidak mau kamu terperangkap
rnah meminta uang ke orang tuanya lagi. Kamu apresiasi dong pencapaian terbesar Mutia yang se-sukses ini,
panas karena muak Mutia terus saja di sa
u pilih warna apa. Dan ... kamu mau mahar berapa, Naura?" Arkan m
ugup dan bingung
n kepala tertunduk. Ia sedikit malu mengutarakan patokan mahar. Walaupun Arkan